Hikmahanto Sebut Pemakzulan Trump Bisa Jadi Solusi Krisis Iran-AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Guru besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan pihak parlemen maupun mahkamah Amerika Serikat harus segera melakukan investigasi mengenai alasan sesungguhnya Presiden AS Donald Trump membunuh Jenderal Soleimani.
“Jadi ini yang di dalam negeri Amerika Serikat tentu perlu dilakukan investigasi, dan apakah yang dilakukan oleh Amerika Serikat, membuat Amerika Serikat lebih aman, atau justru sebaliknya lebih tidak aman,” ucap Hikmahanto Juwana di Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
1. Trump bisa dimakzulkan
Jika dalam investigasi parlemen maupun mahkamah AS seluruh rakyat Amerika tidak setuju dengan langkah Trump membunuh Jenderal Soleimani, mereka bisa mendorong pemakzulan terhadap Trump atas alasan pelanggaran HAM.
“Oleh karena itu kalau misalnya kita bisa mendorong juga rakyat Amerika untuk melakukan tindakan yang di dalam negeri untuk ya, mempercepat trump untuk tidak menjabat mungkin itu menjadi solusi bagi dunia. Kira kira begitu,” tandasnya.
2. Hikmahanto berkaca pada pemerintahan Barack Obama
Hikmahanto memberikan contoh, pada pemerintahan Barack Obama yang memburu Osama Bin Laden karena dianggap berbahaya dan bukan representatif dari negara Afganistan sehingga diperbolehkan untuk membunuh Laden.
“Ya kalau misalnya Obama pada waktu memburu Osama bin Laden sampai kemudian meninggal, katakanlah, karena memang track record Osama bin Laden memang ada di situ, dan yang kedua adalah osama bin laden tidak mewakili negara manapun,” ujarnya.
Baca Juga: Pangkalan Militer Dirudal Iran, Ini Pidato Resmi Presiden Donald Trump
3. Anggota parlemen Amerika Serikat sepakat memakzulkan Donald Trump
Editor’s picks
Sebelumnya, sebanyak 230 anggota parlemen Amerika Serikat telah sepakat untuk memakzulkan Donald Trump karena diduga melakukan penyalahgunaan kekuasaannya untuk menekan pemerintah Ukraina.
Langkah pemakzulan Donald Trump tersebut digadang-gadang bakal diamini oleh pihak senator dan mahkamah AS pascaperistiwa pembunuhan Komandan Garda Quds Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad, Irak.
Trump dianggap telah melakukan kejahatan internasional dengan membunuh perwakilan negara Iran yang memenuhi undangan Pemerintah Irak di Baghdad jika langkah Trump hanya sebatas menarik popularitasnya untuk pemilihan presiden AS mendatang.
4. Langkah perdamaian sulit ditempuh
Hikmahanto mengatakan langkah perdamaian akan sulit ditempuh jika Trump masih menjabat sebagai presiden.
“Ya kalau misal untuk damai sulit, kalau Trump masih menjadi presiden. Karena sekarang ini yang jadi poin oleh Iran itu bukan lagi amerika sebagai negara atau rakyatnya tapi adalah trump. Jadi kalau trump masih jadi presiden, apakah mau berdamai dengan Iran, tentu juga tidak,” ucap Hikmahanto.
Baca Juga: Iran Serang Pangkalan Militer di Irak, Trump: Semuanya Baik-baik Saja!
5. Iran menarget kematian Trump
Pemerintah Iran sendiri, kata Hikmahanto, bukan menarget negara Amerika melainkan Presiden Donald Trump perihal pembalasan dendam atas kematian Jenderal Soleimani.
“Dan saya rasa mungkin Iran lebih fokus ke presiden Trump-nya sehingga mungkin ada masalah internal yang dilakukan di AS sehingga Presiden Trump tidak menjabat lagi itu bisa menjadi solusi bagi iran untuk dia tidak melakukan pembalasan lebih lanjut,” ucap dia.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb
Baca Juga: 5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani yang Menggegerkan Dunia