Ini 10 Pejuang dari Kaum Perempuan yang Jarang Diketahui Publik

Kamu kenal Rohana Kudus dan Rasuna Said gak?

Jakarta, IDN Times - Dalam hitungan hari, Indonesia akan segera merayakan HUT Kemerdekaan ke-74 RI. Sebagai generasi muda, kita harus mengenal para pejuang dan sejarah kemerdekaan Indonesia, agar dapat memetik pelajaran dari mereka.

Kita juga harus tahu bahwa pejuang kemerdekaan tidak hanya dari kaum lelaki, tapi juga ada dari kaum perempuan yang mungkin masih awam di telinga kita hingga kini. Siapa saja mereka?

Baca Juga: Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19

1. Rohana Kudus dan Rasuna Said, pahlawan perempuan dari kalangan jurnalis

Ini 10 Pejuang dari Kaum Perempuan yang Jarang Diketahui Publik(Ilustrasi) IDN Times/ Mela Hapsari

Rohana Kudus atau Roehana Koeddoes perempuan kelahiran Agam, Sumatera Barat, 20 Desember 1884, merupakan salah satu wartawati sekaligus pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

Rohana hidup pada masa yang kurang lebih sama dengan Raden Ajeng Kartini. Meski tidak menjalani pendidikan formal, Rohana rajin membaca dan mempelajari berbagai hal.

Sama halnya dengan Kartini, Rohana senang membaca buku-buku yang dibawakan ayahnya, hingga ia menguasai Bahasa Belanda, Latin, Arab, dan Melayu.

Selain Rohana, Hajjah Rangkayo Rasuna Said juga merupakan salah satu pejuang yang berperan serta dalam kemerdekaan Indonesia.
Rasuna lahir di Agam, Sumatera Barat, pada 1910. Dia juga menjadi jurnalis, bahkan menjadi pemimpin redaksi sebuah majalah.

2. Dewi Sartika dan Teungku Fakinah, pahlawan di bidang pendidikan

Ini 10 Pejuang dari Kaum Perempuan yang Jarang Diketahui Publik(Ilustrasi) Dok.IDN Times/Istimewa

Dewi Sartika diakui sebagai pahlawan nasional pada 1966. Lahir di Cicalengka, Bandung pada 1884, ia merupakan tokoh yang memperjuangkan pendidikan.

Pada 1904, Dewi mendirikan sekolah bagi perempuan yang berlokasi di Pendopo Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Atas jasa inilah, ia mendapat gelar Orde van Oranje-Nassau.

Ada juga Teungku Fakinah, seorang pahlawan asal Aceh yang juga berjuang dalam bidang pendidikan. Teungku berperan sebagai seorang pendidik dan ulama. Sebelum perang, ia membuka sebuah pesantren, lalu menjadi seorang panglima perang yang disegani pada masanya.

3. Cut Nyak Dien hingga Laksamana Malahayati, perempuan yang ikut angkat senjata usir penjajah

Ini 10 Pejuang dari Kaum Perempuan yang Jarang Diketahui Publik(Ilustrasi) IDN Times/Rangga Erfizal

Cut Nyak Dien mungkin salah satu nama yang tidak asing lagi di masyarakat. Ia merupakan pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh. Semasa hidupnya, ia pernah ikut perang melawan penjajah Belanda pada masa perang Aceh.

Perempuan yang lahir 1948 ini melakukan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah bersama Teuku Umar. Hingga kemudian, ia tertangkap dan diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, hingga meninggal pada 1908.

Selain itu, ada Opu Daeng Risadju asal Sulawesi Selatan yang merupakan pahlawan perempuan yang menyebarkan semangat kemerdekaan. Meski tak mengenyam bangku pendidikan, Opu tetap semangat menyebarkan kemerdekaan.

Bahkan, Opu pernah melakukan pemberontakan terhadap NICA pada 1946. Beberapa bulan kemudian, Ia ditangkap dan alami penyiksaan hingga tuli serta meninggal dunia.

Selanjutnya, ada Laksamana Malahayati, perempuan yang memiliki nama Keumalahayati ini dikenal sebagai seorang panglima perang dari Kerajaan Aceh. Malahayati pernah muncul dalam catatan penulis asing.

Moeldoko menjadi Panglima Angkatan Perang Kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Al Mukammil (1589-1604). Selama memimpin, ia mendapat kepercayaan menjadi orang nomor satu dalam militer dari sultan karena keberhasilannya memimpin pasukan wanita.

4. Siti Manggopoh melawan kebijakan ekonomi Belanda, Maria Walanda Maramis memberdayakan kaum ibu

Ini 10 Pejuang dari Kaum Perempuan yang Jarang Diketahui PublikIDN Times/William Utomo

Pejuang asal Manggopoh, Agam, Sumatera Barat, Siti Manggapoh melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda, melalui pajak uang belasting  pada 1908. Siti dengan berani melakukan perlawanan meski dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau.

Pejuang lainnya adalah Maria Walanda Maramis yang bercita-cita memberdayakan kaum ibu. Akhirnya, ia mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) 1917. Selama hidup, sosoknya dikenal dalam memperjuangkan pendidikan bagi wanita, khususnya bagi kaum ibu agar dapat meningkatkan kesehatan.

5. Aktivis perempuan Johanna Masdani

Ini 10 Pejuang dari Kaum Perempuan yang Jarang Diketahui Publik(Ilustrasi) IDN Times/Debbie Sutrisno

Johanna Masdani adalah pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia. Sosoknya dikenal sebagai perjuang dan aktivis pemuda pemudi menjelang kemerdekaan.

Sebagai aktivis pemuda-pemudi menjelang kemerdekaan, ia banyak berjumpa dengan tokoh-tokoh lain seperti Mohammad Yamin, Dr Rusmali, dan Mr Assaat. Dia juga bertemu Masdani, seorang tokoh pergerakan yang kemudian melamarnya.

Baca Juga: Inspirasi Malala, Pejuang Wanita yang Ulang Tahunnya Dirayakan Sedunia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya