Jokowi Ajak Berdamai dengan COVID-19, JK: Kalau Virusnya Tidak Mau?

JK tidak sepakat dengan ‘herd immunity’ di masa New Normal

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo mengajak masyarakat untuk berdamai dan hidup berdampingan dengan virus corona atau COVID-19. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menilai, istilah ‘berdamai’ kurang tepat digunakan ketika menghadapi virus corona.

“Virus ini kan ganas tidak memilih siapa, tidak bisa berdamai. Namanya berdamai itu kalau dua-duanya ingin damai. Kalau kita ingin damai tapi virusnya tidak, bagaimana?” kata JK di acara diskusi Universitas Indonesia Webinar ‘Segitiga Virus Corona’, Selasa (19/5).

Baca Juga: Pasar Mulai Ramai Jelang Lebaran, Jokowi Ingatkan Protokol Kesehatan

1. Istilah damai hanya berlaku saat perang melawan musuh yang terlihat, sementara virus tak jelas siapa panglimanya

Jokowi Ajak Berdamai dengan COVID-19, JK: Kalau Virusnya Tidak Mau?Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN TImes/Fiqih Damarjati)

Istilah ‘berdamai’ menurut Wakil Presiden periode 2014-2019 ini, hanya cocok dipakai ketika berperang melawan musuh yang terlihat. Berbeda dengan memerangi virus yang entah siapa panglimanya.

“Jadi istilah damai itu kurang pas, karena damai itu dua belah pihak. Tidak ada berdamai bagi mereka (virus) kalau terkena bisa sakit, bisa mati, ini tidak ada istilah gencatan senjata terus tahun depan lagi baru mulai,” ujarnya.

2. Istilah ‘hidup berdampingan’ lebih pas untuk situasi pandemik COVID-19

Jokowi Ajak Berdamai dengan COVID-19, JK: Kalau Virusnya Tidak Mau?Salah satu mencegah penyebaran COVID-19 adalah mencuci tangan, di posko pengungsian banjir Gampong Garot juga di sediakan tempat cuci tangan (IDN Times/Saifullah)

Menurut JK, istilah yang lebih pas adalah ‘hidup berdampingan’ dengan tetap melakukan protokol kesehatan melawan COVID-19, tetap menjaga jarak, memakai masker, dan rajin cuci tangan.

“Mungkin kebiasaan kita yang harus berubah, jadi hidup berbarengan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Gak ada berdamai karena kita bisa mati,” ujarnya.

3. JK cerita berdamai dengan GAM di Aceh

Jokowi Ajak Berdamai dengan COVID-19, JK: Kalau Virusnya Tidak Mau?Ilustrasi Polisi (IDN Times/ Lia Hutasoit)

JK menganalogikan ajakan damai Jokowi dengan peristiwa melunaknya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI pada 2005 di Tanah Rencong, Aceh. Dengan senyap, ia berhasil berdamai dengan pimpinan GAM di atas perjanjian Helsinki.

“Karena pimpinannya manusia kita bisa minta berdamai, nah ini (virus) kan kita gak tahu lawan siapa. Kalau kita tahu siapa orangnya, pimpinannya kita bisa ajak (damai). Kita gak bisa bertindak seperti di Aceh, kita tandatangani terus selesai, ini gak bisa. Mati atau mematikan itu saja pilihannya,” kata Jusuf Kalla yang genap 78 tahun pada 15 Mei 2020.

4. JK tidak sepakat dengan konsep herd immunity di masa New Normal

Jokowi Ajak Berdamai dengan COVID-19, JK: Kalau Virusnya Tidak Mau?Seorang Ilustrasi rapid test. (Dok Humas Bandara Ahmad Yani Semarang)

Terkait masa new normal, JK memberi catatan kepada pemerintah jika tujuan hidup berdampingan dengan COVID-19 ini adalah untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. Menurutnya, langkah ini pasti mengorbankan nyawa.

“Bisa saja cuma korbannya banyak. Apa yang terjadi di Swedia yang tidak lockdown. Kalau ekonomi rugi materi bisa diganti, tapi kalau udah jatuh korban jiwa bagaimana. Silakan kalau ada yang mau milih, jadi kena dulu baru imun, dan itu tidak dianjurkan oleh WHO. Kalau sembuh, kalau mati bagaimana?” ucap JK.

5. Jokowi sebut masyarakat bisa hidup berdampingan dengan COVID-19

Jokowi Ajak Berdamai dengan COVID-19, JK: Kalau Virusnya Tidak Mau?Dok. Biro Pers Kepresidenan

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini belum memutuskan untuk melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia mengingatkan, masalah PSBB harus diputuskan dengan hati-hati dan harus melihat kondisi masyarakat saat ini.

“Kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini. Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," ujar Jokowi dalam keterangan persnya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/4).

Pemerintah sendiri belum tahu kapan pandemik COVID-19 akan berakhir di Indonesia. Jokowi menyampaikan, masyarakat bisa beraktivitas kembali namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Ia menambahkan, masyarakat bisa hidup berdampingan dengan COVID-19.

"Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meski pun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya, kita harus hidup berdampingan dengan COVID. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan COVID. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," kata Jokowi.

Baca Juga: Pastikan Belum Ada Pelonggaran PSBB, Jokowi: Baru Sebatas Rencana

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya