Jokowi Sebut Ada ‘Politik Genderuwo’, Begini Penjelasan Ma’ruf Amin

Ada politisi atau kelompok bangun komunikasi pesimisme

Jakarta, IDN Times - Belum surut gimik 'politisi sontoloyo', Calon Presiden Joko Widodo kembali memancing perhatian masyarakat. Kali ini ia melontarkan istilah 'politisi genderuwo'.  Sebutan tersebut ia gunakan untuk menyebut politisi yang suka penyebar teror.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut, yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu, masyarakat, benar nggak ya? benar nggak ya?" kata Jokowi, Jumat, (9/11).

Pendamping Jokowi, Ma'ruf Amin pun angkat bicara soal ini.

1. Ma’ruf Amin tegaskan maksud Jokowi

Jokowi Sebut Ada ‘Politik Genderuwo’, Begini Penjelasan Ma’ruf AminIDN Times/Irfan Fathurohman

Ma'ruf Amin menegaskan Presiden Jokowi sejatinya sedang mengajak semua kalangan, termasuk lawan politiknya, untuk tidak menakut-nakuti masyarakat dengan data yang tidak benar.

“Dalam membangun komunikasi politik jangan menakut-nakuti itu seperti genderuwo jadi maksudnya itu kan ungkapannya itu bukan memberi optimisme tapi seperti memberi rasa takut,” kata Ma’ruf di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).

Baca Juga: Setelah Sontoloyo, Kini Jokowi Sindir Politikus 'Politik Genderuwo'

2. Ada politisi atau kelompok yang disasar Jokowi

Jokowi Sebut Ada ‘Politik Genderuwo’, Begini Penjelasan Ma’ruf AminIDN Times/Irfan Fathurohman

Enggan menegaskan kepada siapa ‘politik genderuwo’ itu dituju, Ma’ruf hanya mengatakan adanya politisi atau kelompok yang melakukan komunikasi yang menakut-nakuti.

“Kan Pak Jokowi mengatakan itu berarti menurut beliau ada. Kalau Pak Jokowi bilang ada ya saya bilang ada,” ucapnya.

3. Ma’ruf mewajari adanya politisi dan kelompok yang membangun isu pesimisme

Jokowi Sebut Ada ‘Politik Genderuwo’, Begini Penjelasan Ma’ruf AminIDN Times/Irfan Fathurohman

Namun demikian Ma’ruf mengatakan wajar jika ada politisi dan kelompok yang membangun isu pesimisme untuk mendapatkan kekuasaan, tetapi menurutnya untuk meraih kekuasaan hendaknya dengan nilai-nilai yang benar.

“Tentu ada nilai-nilai yang harus kita jaga, nilai nilai itu tentu berbasis pada nilai nilai nasional kita, terutama pada nilai Pancasila, nilai kekeluargaan, kebersamaan, solidaritas, itu salah satu hal yang harus kita jaga,” katanya.

Baca Juga: Maruf Amin Diundang PM Malaysia Mahathir, Ini 3 Isi Pertemuan Mereka

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya