Jubir BPN: Lagi, Politisi Sontoloyo Pendukung Jokowi Ditangkap
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, kembali mengomentari kepala daerah yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK dengan sebutan politisi sontoloyo.
Pernyataan Andre ini terkait penangkapan Bupati Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Remigo Yolando Berutu, pada Minggu (18/11) dini hari. Remigo ditangkap KPK karena dugaan menerima suap.
Diketahui Remigo adalah Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pakpak Bharat. Ia ditangkap beberapa jam setelah mendeklarasikan dukungannya untuk calon presiden Jokowi di Pilpres 2019.
1. Andre sebut politisi sontoloyo ke Remigo
Baca Juga: Jokowi Sebut Politisi Sontoloyo, Begini Tanggapan Erick Thohir
Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu merupakan satu dari 104 kepala daerah yang ditangani KPK terkait kasus korupsi.
Sebelumnya 3 kepala daerah yakni Wali Kota Pasuruan Setiyono yang juga kader PDIP, Bupati Malang Rendra Kresna yang merupakan kader Partai Nasdem, dan terbaru Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dari Golkar juga telah diamankan KPK.
Diketahui, para kepala daerah yang ditangkap itu mendukung capres Jokowi di Pilpres 2019.
"Dan terjadi lagi politisi sontoloyo pendukung Pak Jokowi ditangkap KPK karena suap," kata Andre dalam keterangannya, Senin (19/11).
2. Andre dukung KPK tangkap koruptor
Politikus Partai Gerindra ini menyatakan, pihaknya mendukung KPK menangkap kepala daerah pendukung capres petahana tanpa pandang bulu. Dengan adanya penangkapan kepala daerah pendukung petahana, Andre mengatakan, memperlihatkan pemerintahan Jokowi beserta pendukungnya tidak “suci” dari praktik suap.
Editor’s picks
"Penangkapan terhadap kepala dearah pendukung inkumben akan membuka mata publik seperti apa pemerintahan sekarang dan para pendukungnya. Mereka adalah sekelompok orang bermasalah yang mencoba saling melindungi," ujarnya.
3. KPK juga harus bongkar kasus kepala daerah
Selain itu, Andre juga mendukung KPK membongkar semua kasus kepala dearah yang tiba-tiba mendukung petahana dan diduga terlibat kasus. Jangan sampai ada tudingan KPK hanya bisa menjerat pelaku korupsi kelas teri, sementara yang kakap lolos.
"Bagaimana dengan kasus mantan Gubernur NTB TGB yang sebelumnya sempat diperiksa KPK, kok tidak ada kelanjutan. Jangan-jangan banyak kepala daerah yang menjadi kader oposisi mendukung inkumben, karena ingin mendapat perlindungan hukum karena diduga terbelit kasus," pungkas dia.
4. KPK tangkap Remigo Minggu dini hari dan temukan uang
Sebelumnya, KPK menangkap Remigo Yolando Berutu pada Minggu (18/11) dini hari. Penangkapan berlangsung dalam sebuah Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Sumatera Utara.
Tidak hanya mengamankan Remigo, dalam OTT itu, KPK juga mengamankan uang Rp 150 juta. Diduga uang itu merupakan suap yang diterima Remigo pada Sabtu (17/11) malam, terkait proyek Pekerjaan Umum (PU) di wilayah pemerintahannya. Diduga, ini bukan suap pertama yang diterima oleh Remigo.
Pada pukul 02.50 WIB, masih di hari Minggu (18/11), tim KPK lainnya juga bergerak di Jakarta menangkap ajudan Bupati Pakpak Bharat Jufri Mark Bonardo Simanjuntak (JBS). Dia diamankan di daerah Jakarta Selatan.
Terakhir pada Minggu pagi pukul 06.00 WIB, tim menangkap pihak swasta bernama Reza Pahlevi (RP) di rumahnya, di daerah Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
5. Politisi sontoloyo menurut Jokowi dan PSI
Siapa sih yang dimaksud politisi sontoloyo? Kata politisi sontoloyo pertama kali diungkapkan oleh Presiden Jokowi. Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang menjadi salah satu partai pendukung Jokowi di Pemilihan Presiden 2019, menangkap maksud sosok-sosok yang dimaksud Jokowi sebagai politisi sontoloyo.
Sekjen PSI Raja Juli Antoni yang juga dipercaya sebagai wakil sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menyebutkan, politisi sontoloyo yang dimaksud Jokowi adalah politisi yang suka memaniulasi data.
“Data kemiskinan jelas-jelas turun, angka kemiskinan dalam periode single digit, dalam sejarah Indonesia merdeka, tetapi masih dikatakan kemiskinan naik terus,” kata Juli Rabu (24/10).
Sementara Jokowi sempat mengungkapkan, yang dimaksudnya politisi sontoloyo adalah politisi yang kerap menyebarkan kebencian, menaburkan hoaks, serta mengadu domba menggunakan isu SARA.
"Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu namanya tadi politik Sontoloyo,” kata Jokowi dikutip dari Antara, Rabu (24/10).
Baca Juga: Ini Pihak-pihak yang Dimaksud Politisi Sontoloyo oleh Jokowi