Kapolri Ingatkan Bahaya Narkoba dan Politik Identitas

"Masalah nggak habis-habis."

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengimbau mahasiswa menjauhi narkoba. Hal itu ia serukan saat menyampaikan kuliah umum bertema "Pemuda dan Dinamika Kebangsaan" di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Sabtu (29/10/2022).

Sigit mengatakan narkoba menjadi salah satu ancaman terhadap generasi muda. Penyalahgunaan narkoba bahkan sudah masuk dan melibatkan pejabat Polri tingkat tinggi. Seperti diketahui, eks Kapolda Sumatra Barat, Irjen Teddy Minahasa, diduga terlibat dalam peredaran gelap narkoba.

"Apakah ini perang menghancurkan generasi, atau bisnis, apa pun itu harus waspada. Belum lagi ancaman Pemilu 2024, akan muncul politik identitas, black campaign dan polarisasi, juga ancaman keamanan dan ketertiban. Konflik Papua, bencana alam, perubahan iklim. Mari hadapi tantangan ini bersama," katanya.

1. Kapolri ajak mahasiswa sebarkan moderasi agama

Kapolri Ingatkan Bahaya Narkoba dan Politik IdentitasKapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo. (dok. Humas Polri)

Sigit juga mengajak mahasiswa untuk menyebarkan moderasi beragama. Menurutnya Indonesia terus mengalami tantangan setelah merdeka, seperti upaya mengganti Pancasila dan NKRI. Kemudian dari pemberontakan PKI Madiun, DI TII, G30S PKI, Permesta PRRI, GAM, RMS, dan berbagai kelompok yang ingin lepas dan mengganti dasar negara.

Tantangan ini, katanya, akan terus ada. Namun, pengalaman sejarah membuktikan, upaya apa pun yang dilakukan, Pancasila tak tergantikan dan akan terus dipertahankan. Karena Pancasila dilahirkan lewat sejarah panjang dan yang paling cocok dengan bangsa kita.

Tantangan berikutnya adalah paham radikal yang tidak cocok dengan masyarakat dan budaya Indonesia yang terus bertumbuh. Ia mengatakan Polri selalu mengedepankan langkah preventif dan humanis untuk menumpas paham radikal. Penegakan hukum dipilih jadi alternatif terakhir. Karenanya, upaya moderasi beragama jadi sangat penting.

"Moderasi beragama mari kita sebarkan untuk menjaga dan mempertahankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," kata Kapolri.

Baca Juga: Penampakan Teddy Minahasa Pakai Baju Tahanan, Diborgol dan Berpeci

2. Kapolri ajak mahasiswa merefleksi Sumpah Pemuda

Kapolri Ingatkan Bahaya Narkoba dan Politik IdentitasKapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo. (dok. Humas Polri)

Kapolri mengatakan Presiden Soekarno pada hari peringatan Sumpah Pemuda ke-35 mengatakan agar jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, bangsa ini hanya akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air.

“Kepuasan ini bukan tujuan akhir,” ujarnya.

Sejarah, lanjut Kapolri, harus dijadikan pelajaran. Selama lebih kurang 350 tahun, Indonesia dijajah oleh berbagai bangsa. Seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Yang dihadapi saat itu juga bukan hanya penjajah, tetapi bangsa sendiri. Karena ada politik pecah belah.

3. Kapolri minta mahasiswa menjaga toleransi, bersatu, dan semangat perjuangan

Kapolri Ingatkan Bahaya Narkoba dan Politik IdentitasKapolri Jendral Pol Listyo Sigit memimpin upacara serah terima jabatan tujuh Kapolda di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (29/12/2021). (dok. Humas Polri)

Kapolri mengatakan para pemudalah dengan berbagai pergerakan dan kelompok organisasinya yang kemudian mempersatukan bangsa. Gerakan persatuan ini ditabuh pada 28 Oktober Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Ia mengatakan Pemuda terus berjuang dan berhasil memanfaatkan situasi hingga memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 45. Perumusan falsafah negara, Pancasila, juga terjadi alot. Saat itu, untuk menjaga persatuan yang telah dibangun kaum muda, pendiri bangsa memutuskan jalan tengah, Pancasila.

"Semangat toleransi, bersatu, dan semangat perjuangan ini yang harus dijaga dan digelorakan. Ini jadi pengingat ke depan menghindari politik pecah belah," kata Kapolri.

Tantangan lainnya, kata Listyo, yakni krisis kesehatan, resesi ekonomi yang belum bangkit pascapandemi, hingga perang Rusia-Ukraina yang memunculkan krisis pangan, energi, ekologi, hingga sosial. Untuk menghadapi ini, seluruh pihak wajib kolaborasi dan sinergi.

"Belum lagi, ada varian baru. Masalah nggak habis-habis. Rusia-Ukraina tidak selesai-selesai. Situasi dunia yang tak menentu ini harus diantisipasi dengan persatuan," kata dia.

Baca Juga: Tito dan Idham Aziz Tak Ikut Pertemuan Eks Kapolri dengan Listyo Sigit

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya