Mendagri: Kampanye Pilkada 2020 Dilakukan secara Live Streaming
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komisi ll DPR RI menggelar rapat kerja bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Ketua KPU Arief Budiman, dan Ketua Bawaslu Abhan membahas kelanjutan penyelenggaraan Pilkada 2020.
Dalam kesempatan itu, Tito mengatakan, pemerintah tetap mendorong pelaksanaan Pilkada sesuai dengan Perppu Nomor 2 Tahun 2020 pada Desember 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan.
Mendagri mengatakan, untuk mengurangi aktivitas kontak fisik, pelaksanaan kampanye akan digelar secara live streaming.
“Tak perlu ada ramai-ramai kampanye mungkin bisa dilakukan memperbanyak kampanye menghindari kampanye akbar. Kampanye terbatas dalam ruangan dan menggunakan media termasuk live streaming,” kata Tito, disiarkan langsung dari YouTube DPR RI, Rabu (27/5).
1. Mendagri dan KPU menyiasati tahapan Pilkada dengan meminimalisir kontak fisik
Selain kampanye yang dilakukan secara virtual nantinya, Mendagri dan KPU telah menyiasati pelaksanaan Pilkada 2020 dengan meminimalisir kontak langsung selama prosesnya. Misalnya pembentukan pelatihan panitia penyelenggara dengan berjenjang atau secara virtual.
“Kalau pelantikan langsung bisa bergelombang, pelantikan terbatas, per kelompok yang bisa jaga jarak kemudian pemutakhiran data pemilih door to door,“ ujar Tito.
Baca Juga: Pemerintah Sepakat Pilkada Serentak Tetap Digelar 2020
2. Petugas TPS wajib menggunakan APD
Terkait pemungutan suara, petugas di zona merah COVID-19 wajib menggunakan APD lengkap. Serta mewajibkan masyarakat yang akan menggunakan suaranya memakai sarung tangan dan masker.
“Perhitungan dan pengumuman suara juga mungkin. Pemungutan suara diatur per jam. TPS sudah kenal dengan pemilih mereka bisa atur dari 100-200 nomor sekian datang jam 7-8 yang lain diatur,” papar Tito.
3. Isu selama kampanye akan menjadi sangat menarik dan menantang incumbent
Terlepas dari siasat itu, Pemilu tahun ini kata Tito akan jadi unik karena banyak isu berhubungan dengan masalah kesehatan dan ekonomi. Hal ini juga sekaligus jadi tantangan bagi incumbent mengingat banyak kebijakan yang perlu dikritisi.
“Ada pendapat incumbent akan diunggulkan, belum tentu. Incumbent juga dapat diserang oleh lawan karena cukup banyak masalah kelemahan, bansos tak tepat, angka merah, itu jadi bahan jadi serangan, sebaliknya bagi penantang mereka bisa keluarkan gagasan ide ditawarkan ke masyarakat,” ujar Tito.
Baca Juga: Mendagri Instruksikan Pemda Tidak Alihkan Dana Pilkada 2020