Nostalgia Prabowo di HUT ke-74 TNI: Unggah Foto dengan Seragam

Ada apa dengan Prabowo dan TNI?

Jakarta, IDN Times - Di Hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia ke-74, Prabowo Subianto memutar waktu ke belakang ketika ia masih menjadi bagian dari militer RI. 

Ia bernostalgia dengan mengunggah foto lukisan dirinya ketika masih menjadi anggota TNI. Memakai seragam lengkap bersama topi baretnya, Prabowo terlihat gagah sambil mengepal dan memegang tongkat. 

“Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia ke-74,” tulis Prabowo dalam akun Instagram pribadinya pada Sabtu (5/10).

Seperti yang diketahui oleh publik, Prabowo pernah menjadi bagian dari pasukan elit TNI Angkatan Darat yakni, Kopassus dengan posisi Komandan Jenderal. Ketika masih bergabung di TNI pangkat terakhir yang dipegang oleh Prabowo adalah Letnan Jenderal. Lalu, apa komentar warganet melihat foto masa muda Ketua Umum Partai Gerindra itu?

1. Unggahan Prabowo menuai komentar jenaka

Nostalgia Prabowo di HUT ke-74 TNI: Unggah Foto dengan SeragamANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Baru diungguh sekitar 53 menit, foto lukisan Prabowo menuai 107.000 likes, dan 3.571 komentar. Dari beberapa komentar warganet, tak sedikit yang memuji Prabowo.

“Gagah pak,” kata akun @rezasaputra92.

“Presiden kita,” @ramafitrabuana.

Tak sedikit juga yang memberi komentar konyol nan jenaka. Salah satunya pemilik akun @vinaputri pamungkas.

“Pak, kita sama-sama jomblo,” kata dia.

Komentar tersebut pun ditanggapi warganet lainnya, “Semoga cepat dipertemukan jodoh,” @herirahmatjatnika.

Baca Juga: Perintah Habibie Prabowo Letakkan Jabatan Sebelum Matahari Terbenam 

2. Cerita Prabowo dan TNI di zaman Habibie

Nostalgia Prabowo di HUT ke-74 TNI: Unggah Foto dengan SeragamIDN Times/Irfan Fathurohman

Dikutip dalam buku Sintong Panjaitan "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando", lima jam setelah Habibie dilantik menjadi presiden pada 21 Mei 1998, Penasihat Presiden bidang Pertahanan dan Keamanan (Hankam), Sintong Panjaitan, menerima telepon bahwa staf Kostrad Mayor Jenderal TNI Kivlan Zen dan Komandan Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) Mayor Jenderal TNI Muchdi PR mendatangi kediaman Habibie.

Kedatangan Kivlan Zen dan Muchdi PR adalah menjalankan tugas yang diberikan oleh Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto, untuk menyampaikan surat yang berisi tentang saran pemindahan jabatan.

Dalam surat tersebut tertulis agar Jenderal TNI Subagyo HS diangkat menjadi Panglima ABRI, Jenderal TNI Wiranto diangkat menjadi Menteri Hankam, Letjen TNI Prabowo Subianto diangkat menjadi KSAD, dan pemisahan antara jabatan panglima ABRI dengan Menteri Hankam.

Saat itu, Habibie menyerahkan hal ini kepada Sintong, mengingat kedua tamu tersebut merupakan tentara. Sebelumnya, Sintong sudah enam tahun membantu BJ Habibie sebagai staf ahli bidang sistem senjata di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), dan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Selain itu, Sintong juga ikut menyusun pidato upacara pelantikan BJ Habibie.

Masih dalam buku Sintong Panjaitan itu, tertulis bahwa kehadiran Muchdi PR pada saat itu terasa janggal, sehingga muncul pertanyaan di benak Sintong.


“Sejak kapan Komandan Jenderal Kopassus dapat diperintah oleh Panglima Kostrad? Baik Kostrad maupun Kopassus berkedudukan sejajar sebagai Bala Pertahanan Terpusat, hanya pangkat Panglima Kostrad berbeda dengan Komandan Jenderal Kopassus," pikir Sintong.

3. Teka-teki gerakan pasukan Kostrad

Nostalgia Prabowo di HUT ke-74 TNI: Unggah Foto dengan SeragamANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Belum tuntas pertanyaan Sintong, pada 22 Mei 1998, BJ Habibie menerima laporan dari Wiranto bahwa terdapat pasukan Kostrad bergerak dari luar Jakarta. Wiranto pun tidak mengetahui hal ini akan terjadi. Selain itu, di kediaman Habibie juga terdapat konsentrasi pasukan.

Sintong mengatakan, sejauh itu tidak terbukti bahwa Prabowo akan melakukan kudeta. Namun, hal tersebut tidak dapat ditoleransi oleh Habibie, karena dapat memberi pengaruh kepada yang lain untuk bertindak dengan kehendak pribadi.

4. Habibie memberi perintah kepada Wiranto soal jabatan Kostrad Prabowo

Nostalgia Prabowo di HUT ke-74 TNI: Unggah Foto dengan SeragamANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Setelah menerima laporan tersebut, BJ Habibie memberi perintah kepada Wiranto agar jabatan Prabowo sebagai Panglima Kostrad diserahterimakan sebelum matahari terbenam.

“Sebelum matahari terbenam?” tanya Wiranto.

“Ya, sebelum matahari terbenam,” jawab Habibie.

Serah terima jabatan ini merupakan perintah langsung dari Presiden BJ Habibie dan Sintong menegaskan, tidak memiliki keterkaitan dalam hal tersebut. Habibie juga tetap meminta Sintong untuk mengawasi Prabowo.

“Pak Sintong, awasi, cek timbang terima Prabowo,” perintah Habibie saat itu.

Setelah mengetahui jabatannya dicopot, Prabowo langsung bergegas menuju Istana dengan membawa 12 pengawal.  Sesampainya di Istana, ia bertanya kepada para petugas sebanyak dua kali. Setelah pertanyaan kedua itu dijawab, Prabowo langsung menuju lift untuk ke lantai empat.

Setelah mendapat laporan dari ajudan, Sintong memberi perintah agar Prabowo tidak masuk ke kantor presiden sebelum ada izin dari Sintong. Sesaat setelah itu, Sintong teringat akan peristiwa tewasnya Presiden Korea Selatan Park Chung-hee karena ditembak dari jarak dekat oleh Jenderal Kim Jae-gyu.

Sintong akhirnya bertanya dan meminta tolong kepada salah satu pengawal presiden agar Prabowo meletakan senjata yang ia bawa.

“Kau ambil senjata Prabowo dengan cara sopan dan hormat,” perintah Sintong.

Prabowo tidak keberatan membuka kopelrim yang tertambat pistol, megasen peluru, dan sebilah pisau khas Kostrad.

“Aduh, terima kasih Prabowo,” ujar Sintong dalam hati.

Sesaat setelah itu, Prabowo menghampiri Habibie dan berbicara empat mata dan berusaha untuk meminta dihubungkan kepada Wiranto melalui telepon.

Baca Juga: Jokowi: Pak Prabowo Tidak Percaya pada TNI Kita

Topik:

Berita Terkini Lainnya