Pemerintah Didesak Benahi Sistem Pendidikan Lewat Presidensi G20 

Pendidikan bermutu dapat mendukung SDM kompeten

Jakarta, IDN Times – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza mengatakan sistem pendidikan Indonesia perlu terus bertransformasi untuk beradaptasi terhadap disrupsi akibat pandemi COVID-19. Momen Presidensi Indonesia pada G20 dinilai tepat untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan itu sendiri dengan memprioritaskan empat agenda.

“Pandemik COVID-19 menunjukkan banyak permasalahan yang selama ini tidak kelihatan dan evaluasi yang didapat dari pembelajaran jarak jauh harus menjadi masukan untuk mempercepat transformasi sistem pendidikan menjadi adaptif dan resilien,” kata Nadia lewat keterangan tertulisnya, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga: Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan, Apa Bedanya?

1. Akses pendidikan bermutu dapat didukung teknologi

Pemerintah Didesak Benahi Sistem Pendidikan Lewat Presidensi G20 Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dasar. (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Empat agenda Indonesia yang akan turut dibahas G20 di bawah kepemimpinan Indonesia tahun ini adalah pendidikan bermutu untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pasca pandemik.

“Keempat agenda ini sangat berkaitan satu sama dan lain. Akses pendidikan bermutu dapat didukung teknologi melalui kemitraan antara pemerintah dan pihak swasta,” ujar Nadia.

Baca Juga: Menlu AS Puji Presidensi G20 Indonesia di Isu Kesehatan Global

2. Pendidikan bermutu dapat mendukung SDM kompeten

Pemerintah Didesak Benahi Sistem Pendidikan Lewat Presidensi G20 Seorang guru mengajar siswa dan siswi pada pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 1, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (1/11/2021) (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Pendidikan bermutu akan mendukung terciptanya sumber daya manusia kompeten yang dapat menjawab tantangan masa depan pasca pandemik. 
Dari sisi pembelajaran, sistem pendidikan Indonesia perlu fokus pada penguasaan kompetensi dasar siswa seperti foundational (dasar), transferable, digital dan job-specific.

“Keterampilan dasar mencakup kemampuan berhitung dan literasi, transferable adalah kemampuan seperti berpikir kritis, kepemimpinan serta komunikasi. Digital mencakup literasi digital yang memungkinkan siswa mengikuti perubahan dalam kebutuhan industri sedangkan keterampilan terakhir adalah yang khusus dibutuhkan berbagai pekerjaan di industri,” kata Nadia.
 

Baca Juga: Nadiem Perjuangkan 4 Agenda Prioritas Pendidikan di Kick Off G20

3. Kempetensi membutuhkan kemampuan literasi dan numerasi yang baik

Pemerintah Didesak Benahi Sistem Pendidikan Lewat Presidensi G20 Ilustrasi pelajar (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Nadia mengatakan, berbagai kompetensi yang dibutuhkan saat ini, terutama yang berkaitan dengan kompetensi teknologi dan digital membutuhkan kemampuan literasi dan numerasi yang baik.
Penguasaan keempat keterampilan ini sangat penting untuk meningkat produktivitas, dan membantu siswa membangun dan mengembangkan kompetensi lain.

Contohnya, keterampilan berpikir kritis, akan memungkinkan siswa menghubungkan ide secara logis, dan memecahkan masalah kompleks dengan cara yang efektif dan inovatif.

Pembelajaran jarak jauh yang sempat dilakukan sebelum pembelajaran tatap muka terbatas, telah menunjukkan keragaman lanskap pendidikan. Ini juga memperlihatkan perbedaan ketersediaan infrastruktur digital dan konektivitas internet di berbagai daerah. 

Data APJII tahun 2020 menunjukkan penetrasi internet yang sudah mencapai 73 persen tetapi 56 persen dari total tersebut terkonsentrasi di pulau Jawa. Data ini jelas menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses internet bagi masyarakat di luar Jawa.

"Kemungkinan untuk membangun kemitraan antara pemerintah dengan swasta di sektor pendidikan, khususnya untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas pembelajaran jarak jauh perlu dipertimbangkan,” ungkapnya.

Pembangunan infrastruktur dan teknologi pendidikan yang merata di berbagai daerah merupakan komitmen pemerintah yang wajib diwujudkan untuk memperkecil kesenjangan pendidikan antar daerah. Akses infrastruktur pendidikan yang merata berdampak pada partisipasi belajar siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan

4. Kesiapan untuk pembelajaran jarak jauh

Pemerintah Didesak Benahi Sistem Pendidikan Lewat Presidensi G20 Ilustrasi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Foto: Situs Resmi COVID-19 Indonesia

Pembelajaran jarak jauh yang sempat dilakukan sebelum pembelajaran tatap muka terbatas, telah menunjukkan keragaman lanskap pendidikan. Ini juga memperlihatkan perbedaan ketersediaan infrastruktur digital dan konektivitas internet di berbagai daerah. 

Data APJII tahun 2020 menunjukkan penetrasi internet yang sudah mencapai 73 persen tetapi 56 persen dari total tersebut terkonsentrasi di pulau Jawa. Data ini jelas menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses internet bagi masyarakat di luar Jawa.

"Kemungkinan untuk membangun kemitraan antara pemerintah dengan swasta di sektor pendidikan, khususnya untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas pembelajaran jarak jauh perlu dipertimbangkan,” ungkapnya.

Pembangunan infrastruktur dan teknologi pendidikan yang merata di berbagai daerah merupakan komitmen pemerintah yang wajib diwujudkan untuk memperkecil kesenjangan pendidikan antar daerah. Akses infrastruktur pendidikan yang merata berdampak pada partisipasi belajar siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya