Pengungsi Distrik Moskona Papua Barat Kembali ke Bintuni  

Kepulangan mereka dikawal Prajurit TNI asli warga Bintuni

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 212 pengungsi di Distrik Moskona Barat akhirnya bisa kembali ke kampung halaman, Kabupaten Teluk Bintuni, Senin (2/8/2021). Mereka mengungsi pasca kontak tembak antara Kelompok Keiminal Bersenjata (KKB) dengan TNI-Polri sejak 16 Juli 2021.

Kepulangan pengungsi ini dilepas oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan didampingi Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa dan Kapolda Irjen Pol Tornagogo Sihombing.

“29 kepala keluarga yang terdiri dari 212 jiwa ini akan kembali ke Distrik Moskona Barat pasca teror penembakan di daerah itu," ujar Gubernur Papua Barat dikutip kantor berita ANTARA, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: Warga Ditembak Mati Jadi Alasan Keluarga Bakar Polsek Nimboran Papua

1. Gubernur Dominggus berharap masyarakat Moskona Barat dapat beraktivitas seperti biasa

Pengungsi Distrik Moskona Papua Barat Kembali ke Bintuni  Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa bersama Gubernur dan Kapolda meninjau dan bertatap muka dengan para pengungsi Moskona Bintuni, Senin (2/8/2021). ANTARA/HO-Kodam XVIII/Kasuari.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Dominggus menyerahkan bahan makanan sebagai bekal para pengungsi dalam perjalanan kembali ke daerah asal. Dominggus juga berharap setelah kembali ke kampung halamannya, masyarakat Moskona Barat dapat beraktivitas seperti biasa, dan serahkan situasi keamanan wilayah kepada aparat TNI-Polri yang bertugas.

"Kembali dan beraktivitas seperti biasa, dukung program Pemerintah untuk membangun Distrik Moskona Barat," ujar Dominggus.

2. TNI jamin keamanan pengungsi Moskona

Pengungsi Distrik Moskona Papua Barat Kembali ke Bintuni  Personel TNI saat mengawal pengungsi Distrik Moskona Barat di Kabupaten Bintuni, Papua Barat, Selasa, pulang ke rumah masing-masing pasca kontak tembak polisi dengan OPM ANTARA/Ho-Kodim 1806/Bintuni.

Sementara itu, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengatakan bahwa dirinya menjamin keamanan para pengungsi akibat kontak senjata antara kelompok Organisasi Papua Merdeka dan TNI-Polri pekan lalu.

"Kita tinggal di negeri sendiri, kita punya Tanah Air di sini karena negara, Pemerintah hadir untuk menjamin keamanan. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi di negara kita Indonesia. Saya selaku Pangdam bertanggung jawab atas keamanan terhadap saudara-saudara sekalian,” ujar Pangdam.

Pangdam Kasuari menyatakan sikap prihatin atas masalah keamanan yang berdampak adanya pengungsi warga dari Kampung Mayerga ke Bintuni. Ia mengatakan keselamatan adalah yang utama bagi masyarakat Indonesia, sehingga alasan tersebut yang mendasari TNI harus tampil segera untuk mengamankan masyarakat.

"Kita semua prihatin atas kejadian ini, apalagi saat ini kita dihadapkan pandemi COVID-19. Akibatnya masyarakat harus mengungsi hampir dua minggu dan terpencar,'' ujarnya.

Baca Juga: 5 Negara yang Menampung Paling Banyak Pengungsi dari Luar Negeri

3. Pangdam berharap isu Papua Merdeka segera dihentikan

Pengungsi Distrik Moskona Papua Barat Kembali ke Bintuni  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). (dok. TPNPB-OPM)

Dia menegaskan kejadian di Distrik Moskona Barat menjadi bukti bahwa masih ada yang tidak sejalan dengan NKRI. Ia mengingatkan, Lodwick Mandacan sebagai kepala suku besar sudah mengikrarkan diri untuk bergabung dengan NKRI.

“Pengorbanan darah, air mata, tenaga, nyawa sudah habis-habisan dan sudah sepakat menjadi NKRI, hari ini kita sedang berjuang untuk anak cucu kita jangan sampai mereka tidak bisa sekolah, karena kita terus terombang-ambing dengan isu-isu Papua Merdeka, sudah hentikan,” ujar Pangdam.

Dia menyatakan, pada tataran provinsi, baik Pangdam, Gubernur, dan Kalpoda telah bersepakat, bagaimana bersama-sama membangun SDM di Papua Barat.

"Mereka yang masih berteriak Papua Merdeka adalah mereka-mereka yang kalah bersaing, tidak mau bekerja keras, dan hanya bisa merongrong negara," ujarnya.

"Kita tidak bisa memilih tempat untuk kita dilahirkan. Kebetulan kita lahir di Papua. Jangan dijadikan konflik. Perbedaan harus ditutup, kita dukung pemerintah daerah," sambung Pangdam.

4. Ada 4 orang prajurit perempuan asli warga Teluk Bintuni ikut pengawal pengungsi

Pengungsi Distrik Moskona Papua Barat Kembali ke Bintuni  Ilustrasi prajurit TNI (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pada kesempatan tersebut, Pangdam juga menghadirkan empat orang prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) yang merupakan asli warga Teluk Bintuni.

"Ini bukti, kita sedang membangun SDM Papua. Lewat Program Caba Otsus yang diinisiasi Gubernur, maka 1.000 prajurit Asli Orang Papua (OAP) akan kembali untuk membangun Tanah Papua, Pemerintah telah memberikan banyak kesempatan, peluang untuk kita berkarya," ujar dia.

Pada akhir acara, Pangdam mengajak agar menyudahi masalah perbedaan, saatnya fokus untuk membangun Papua Barat.

“Menciptakan kedamaian itu sulit. Diperlukan kerja keras dan toleransi, silaturahmi dengan sesama. Sekarang kita tinggal menyiapkan bagaimana anak kita untuk sukses dan bekerja,” katanya lagi.

Baca Juga: Otsus Papua Mengoyak Keamanan dan Kedamaian Orang Asli Papua

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya