PKS Koalisi dengan Hanura di Pilkada Kepri Usung Isdianto-Suryani
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PKS akhirnya memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Hanura dengan mengusung Isdianto berpasangan dengan Suryani pada Pilkada Provinsi Kepulauan Riau 9 Desember 2020.
"Tadi malam, Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman menegaskan PKS mengusung pasangan Isdianto-Suryani pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang bersama Partai Hanura," kata Ketua DPW PKS Raden Hari Tjahyono dikutip ANTARA, Senin (27/7/2020).
1. Isdianto-Suryani berpengalaman di pemerintahan Kepri
Menurut Raden, Isdianto-Suryani merupakan pasangan ideal untuk meneruskan pembangunan Kepri karena Isdianto berpengalaman di birokrasi Pemprov Kepri. Sementara Suryani sudah tiga periode menjabat sebagai anggota DPRD Kepri sehingga memahami persoalan politik pemerintahan di Kepri.
"Mereka pasangan yang sangat ideal dan serasi, InsyaAllah mampu membuat Kepri menjadi lebih baik lagi," ujar dia.
Baca Juga: PAN Tolak Koalisi dengan Partai Pengusung Eks Pecandu Narkoba
2. Isdianto-Suryani akan menantang koalisi PPP-NasDem-Golkar
Editor’s picks
Isdianto-Suryani akan menantang koalisi PPP-NasDem-Golkar yang mengusung Ansar Ahmad-Marlin Agustina sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Kepri, Syarafudin Aluan mengatakan, seluruh pengurus PPP kabupaten dan kota di wilayah itu sepakat mengusung Ansar-Marlin.
"Kami sudah sampaikan kepada DPP PPP untuk mengusung Ansar-Marlin," ujarnya.
3. Partisipasi Pilkada Kepri berpotensi rendah
Sementara itu, pengamat politik Yudhanto Adiputra mengatakan, partisipasi pemilih pada Pilkada di Provinsi Kepulauan Riau potensial rendah bila kandidat yang bertarung tidak memiliki daya tarik.
"Waspadai pemilih apatis, yang cenderung tidak menggunakan hak suara. Ini akan berubah bila figur memiliki magnet yang kuat untuk mendorong pemilih menggunakan hak suara di-TPS," ujarnya.
Ia menjelaskan pandemik COVID-19 belum tentu mempengaruhi partisipasi pemilih. Pada sisi lain, penyelenggara pemilu memang memiliki keterbatasan dalam penyosialisasikan pilkada sementara tim kampanye dan kandidat pilkada pun mengalami kesulitan dalam menyosialisasikan visi-misi.
Baca Juga: Ini Wejangan Kece untuk Paslon Millennial yang Ingin Maju Pilkada 2020