Polri Kirim DVI ke Malang Identifikasi 129 Korban Kerusuhan Kanjuruhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mabes Polri mengerahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengidentifikasi 129 korban tewas dalam kerusuhan suporter, usai pertandingan derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah mengatakan, tim DVI yang dikerahkan dipimpin langsung oleh Brigjen Nyoman.
“Saat ini Mabes Polri menurunkan tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan tim DVI Polda Jatim dan RS setempat guna mempercepat proses identifikasi korban,” kata Nurul dalam keterangannya, Minggu (2/9/2022).
Baca Juga: Jokowi Minta Menkes-Khofifah Beri Perawatan Terbaik Korban Kanjuruhan
1. Polri juga fokus dalam memberikan perawatan medis
Diketahui, saat ini selain 129 orang yang meninggal dunia, tercatat 180 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Polri, lanjut Nurul, juga fokus dalam memberikan perawatan medis kepada korban.
“Fokus Polri mengidentifikasi korban dan memberikan pertolongan medis kepada korban yang saat ini masih dirawat di RS,” ujar Nurul.
2. Kerusuhan diduga karena Aremania tak terima kekalahan
Editor’s picks
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memgatakan, kerusuhan terjadi pada pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai. Saat itu, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain.
“Dilempari oleh aremania dari atas tribun dengan botol air mineral, air mineral gelas dan lain-lain,” kata Nico lewat keterangan tertulisnya.
Pada pukul 22.00 WIB, saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC. Polisi pun melakukan pengamanan dengan membawa pemain masuk ke dalam kamar ganti.
“Selanjutnya aremania yg turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan, karena aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter arema yang menyerang,” ujar Nico.
“Tembakan gas air mata juga ada yang ke arah tribun, di sisi lain suporter aremania di tribun masih banyak. Kemudian aremania yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion,” sambungnya.
3. Aremania menghadang rombongan Persebaya
Tak sampai di situ, Aremania menghadang rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya saat hendak keluar stadion menggunakan kendaraan Rantis, pada pukul 22.30 WIB. Mereka meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar stadion serta melempari kendaraan rombongan dengan batu dan kayu.
“Kemudian aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit truk Brimob dan 2 unit mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan. Selanjutnya aremania yang menghadang tersebut, dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui,” kata Nico.
Baca Juga: Arema FC Terancam Sanksi Terusir dari Kanjuruhan Imbas Ricuh