Prabowo: Indonesia Kena Demokrasi Stunting

Pidato Prabowo di panggung IEF

Jakarta, IDN Times - Calon Presiden Prabowo Subianto mengibaratkan demokrasi dalam bahasa anatomi. Menurutnya, banyak juga pengertian yang sudah dijabarkan oleh para ahli mengenai penjelasan ini. Namun, kini gilirannya menjelaskan hubungannya kondisi tubuh dengan Indonesia yang mengalami demokrasi stunting (gagal tumbuh).

Tubuh dikatakan Prabowo adalah bagian yang terdiri dari sistem dan sub sistem yang saling berhubungan dengan organ vital. Sehingga menurutnya harus ada pola hidup yang baik sehingga bagian tubuh tidak merusak sistem tubuh. 

“Kita bisa menahan diri dari merokok atau minum minuman keras. Jika kita tidur cukup maka kita sehat dan punya umur yang panjang. Dalam sebuah bangsa jika kita bisa mengelola sub-sistem, dan tidak merusak dengan malpraktik serta tindakan yang tidak sehat maka kita punya bangsa yang berumur panjang,” ucap Prabowo di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Rabu (21/11).

1. Prabowo berkaca dari sejarah peradaban

Prabowo: Indonesia Kena Demokrasi StuntingIDN Times/Fitria Madia

Eks Danjen Kopassus tersebut menyebut bahwa semuanya telah ia pelajari dari sejarah tentang peradaban. Mulai dari peradaban China, India, Kerajaan Islam, hingga Amerika, dari semua contoh tersebut perjalanan demokrasi telah berjalan dengan baik.

“Jika kesehatan memburuk, kita biasanya akan intervensi dengan melakukan tes kesehatan agar mengetahui kondisi tubuh kita sendiri. Kita juga harus mengetahui indikatornya apa saja yang membuat kondisi tubuh kita menurun,” sambungnya.

2. Prabowo sebut Indonesia alami demokrasi stunting

Prabowo: Indonesia Kena Demokrasi StuntingIDN Times/Irfan Fathurohman

Lalu ia beralih ke Indonesia yang menganut sistem demokrasi. Banyak hal yang  masih kurang dalam penerapannya. Salah satunya adalah kebebasan berekspresi setiap orang di media sosial terganggu karena diburu dan dijerat hukuman penjara.

"Sangat menyedihkan juga perkembangan Indonesia menuju demokrasi yang mengalami bentuk stunting (gagal tumbuh)," ujar Prabowo.

Baca Juga: Amien Rais Ungkap Pertemuannya dengan Buya Syafii, Dukung Prabowo?

3. Prabowo bahas demokrasi kebablasan

Prabowo: Indonesia Kena Demokrasi StuntingIDN Times/Fitria Madia

Contoh lainnya adalah seorang ulama yang mendapatkan penolakan karena dianggap ekstrimis. Selain itu juga dia menggambarkan dirinya yang dituding sebagai pendukung kelompok teroris Negara Islam Suriah (ISIS). Sehingga semuanya bertentangan dengan sistem demokrasi.

"Ini adalah sebuah pelanggaran yang mencolok dan menyedihkan dalam melindungi hak-hak warga negara. Saya ini pemimpin partai multiras yang mempunyai sumpah partai dalam membela Pancasila," tegasnya.

4. Prabowo: kesenjangan ekstrem masih jadi tantangan

Prabowo: Indonesia Kena Demokrasi StuntingIDN Times/Irfan Fathurohman

Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan kesenjangan ekstrem masih jadi tantangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Salah satu masalah yang tengah kita hadapi adalah kesenjangan ekstrem. Di Indonesia, satu persen populasi menguasai 45,5 persen kekayaan dan sumber daya,” kata Prabowo.

5. Prabowo sebut Indonesia negara keempat dengan tingkat kesenjangan tertinggi di dunia

Prabowo: Indonesia Kena Demokrasi StuntingDok. IDN Times/Istimewa

Situasi demikian, menurut Prabowo, menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan tingkat kesenjangan tertinggi dunia. Kesenjangan tinggi, menurut Prabowo dibuktikan dengan beberapa indikator, diantaranya rendahnya tingkat literasi, tingginya kasus “stunting”, dan minim akses ke air bersih.

“Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan ke-113 dari 188 negara dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI),” ujar Prabowo.

IPM merupakan indikator pembangunan yang menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan kualitas hidup. Indikator yang diukur dalam IPM tidak hanya Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan, dan akses publik terhadap air bersih.

Baca Juga: Meme Anak Muda jadi Sopir Ojek Online, Prabowo: Saya Tidak Bahagia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya