Terungkap! Sopir Ambulans Sebut Jasad Brigadir J Sempat Dibawa ke IGD

Sopir ambulans mengaku heran dengan pemandangan tersebut

Jakarta, IDN Times - Sopir ambulans swasta, Ahmad Syahrul Ramadhan (20 tahun) mengatakan, jenazah Brigadir J sempat ditempatkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Polri, Jakarta Timur. Hal yang membuatnya heran, karena Brigadir J tak langsung dibawa ke kamar jenazah.

Hal itu ia ungkap dalam sidang dengan terdakwa Bharada E, Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) hari ini, Senin (7/11/2022).

Awalnya, Syahrul mendapat panggilan dari kantornya, PT Bintang Medika pada Jumat (8/7/2022) pukul 19.08 WIB dengan perintah evakuasi.

Syahrul kemudian mendapatkan panggilan dari nomor tak dikenal sekira pukul 19.13 WIB yang mengirim alamat lokasi evakuasi yang berada di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

“Lalu sampai di dalam Duren Tiga, ada orang gak dikenal ketuk kaca mobil ‘Mas, sini mas saya yang pesan ambulans' beliau naik motor, masuk komplek ada gapura di situ ada anggota Provost, lalu saya disetop ‘Mau ke mana dan tujuan apa?’ ‘Permisi saya dapat arahan untuk jemput titik lokasi saya kasih unjuk lihat’,” kata Syahrul.

Sesampainya di rumah Sambo, Syahrul kemudian bergegas mengeluarkan tandu untuk mengevakuasi.
“Saya terkejut di samping tangga ada jenazah,” ujar Syahrul.

“Jenazah sudah di kantong?” tanya hakim.

“Belum, masih tergeletak berlumuran darah yang mulia,” jawab Syahrul.

Syahrul kemudian diminta cek nadi jenazah Brigadir J. Saat itu ia memastikan, Brigadir J sudah tewas. Ia kemudian diminta hakim untuk menggambarkan posisi jenazah Brigadir J saat itu.

“Masih seperti itu posisinya, terlentang cuma pakai baju,” ujar Syahrul.

Hakim kemudian menampilkan foto jenazah Brigadir J untuk memastikan kesaksian Syahrul. Dalam foto tersebut, terlihat Brigadir J tergeletak menggunakan kaus dan celana jin berlumuran darah.

“Iya yang mulia, dan wajahnya ditutupi masker hitam,” ujar Syahrul.

Syahrul langsung melakukan evakuasi jenazah Brigadir J dengan kantong kenazah bertuliskan ‘Korlantas Polri’.

“Saya bilang ‘Izin aaya dari mitra kepolisian Jaktim untuk evakuasi TKP kecelakaan. Katanya ‘Oh mitra polisi, ya sudah minta tolong ini dievakuasi’,” kata Syahrul.

Saat mengangkat jenazah, Syahrul melihat darah mengucur dari dada Brigadir J. “Dada yang mulia, luka tembak, bolong,” ujar Syahrul.

Syahrul mengaku tak melihat luka lainnya baik di tangan, leher atau kepala. “Gak liat,” kata Syahrul.

Dibantu oleh empat orang, Syahrul kemudian mengangkat Brigadir J untuk dimasukkan ke kantung jenazah. “Lalu dimasukan itu jenazah karena kakinya terlalu panjang gak muat di kantong jenazah. Saya lipet dikit baru masuk, saya resleting. Saya tarik dikit, saya ambil tandu. Saya bawa langsung,” ujar Syahrul.

Setelah berhasil mengevakuasi jenazah Brigadir J, Syahrul kemudian membawanya ke RS Polri dengan pengawalan mobil Pajero Provost. Sesampainya di RS Polri, jenazah tidak langsung dibawa ke kamar jenazah. Hal itu membuat Syahrul heran.

“Saat itu gak langsung dibawa ke kamar jenazah, dibawa ke IGD. Saya tanya ‘Pak izin kenapa dibawa ke IGD dulu’, katanya saya juga gak tahu mas. Saya ikut arahan,” kata Syahrul.

Sesampainya di IGD, beberapa petugas RS Polri kemudian menghampiri Syahrul dan memintanya untuk membawa jenazah ke kamar jenazah.

“Lalu saat saya di kamar jenazah ada bapak-bapak anggota bilang ‘Sebentar dulu ya mas’, terus minta tolong dibantu turunkan. Saya langsung turunkan, berjalan ke kamar jenazah lalu saya pindahkan ke kamar troli kamar jenazah,” kata Syahrul.

Baca Juga: Baru Umur 20 Tahun, Sopir Ambulans yang Evakuasi Brigadir J Jadi Saksi

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya