Ucapan Menag Fachrul soal Good Looking, Ini Klarifikasi Kemenag

Pernyataan Menag soal bahasan menangkal radikalisme di ASN

Jakarta, IDN Times - Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan, pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi soal ‘good looking’ itu hanya ilustrasi. Substansi yang harus ditangkap adalah perlunya kehati-hatian pengelola rumah ibadah, terutama yang ada di lingkungan pemerintah dan BUMN, agar mengetahui betul rekam jejak pandangan keagamaan jemaahnya.

Hal ini disampaikan Kamaruddin terkait ucapan Menag sebelumnya, bahwa paham radikalisme bisa masuk ke masjid dari seseorang yang bertampang good looking.  

"Statemen Menag tidak sedang menuduh siapa pun. Menag hanya mengilustrasikan tentang pentingnya memagari agar ASN yang dipercaya mengelola rumah ibadah, tidak memiliki pandangan keagamaan ekstrem bahkan radikal, yang bertentangan dengan prinsip kebangsaan," jelas Kamaruddin lewat keterangan tertulisnya, Jumat (4/9/2020).

Baca Juga: Cara Radikal Masuk Masjid, Menag: Awalnya Dikirim yang Good Looking

1. Pernyataan Menag terkait bahasan menangkal radikalisme di ASN

Ucapan Menag Fachrul soal Good Looking, Ini Klarifikasi KemenagIlustrasi Stop Radikalisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Kamaruddin, pernyataan Menag tidak dalam konteks menggeneralisir. Sebab, pandangan itu disampaikan dalam konteks seminar yang membahas Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN.

"Jadi pandangan Menag itu disampaikan terkait bahasan menangkal radikalisme di ASN," lanjutnya.

Sebagai solusi, kata Kamaruddin, Menag lalu menawarkan agar pengurus rumah ibadah di instansi pemerintah dan BUMN, direkrut dari pegawai yang dapat diketahui rekam jejaknya dengan baik.

2. Kemenag akan membuka program penceramah bersertifikat

Ucapan Menag Fachrul soal Good Looking, Ini Klarifikasi KemenagPenceramah bernama Habib Jafar Shodiq (IDN Times/screenshot))

Kamaruddin menjelaskan, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir terus berupaya menangkal masuknya pemahaman keagamaan yang ekstrem dalam lingkungan ASN. Sebab, ASN harus menjadi teladan dalam hal cinta Tanah Air dan praktik beragama yang moderat.

Dijelaskan juga bahwa Kemenag akan membuka program penceramah bersertifikat. Tahun ini, ditargetkan 8.200 peserta. Program ini bersifat sukarela, sehingga tidak ada paksaan.

"Kemenag bersinergi dengan majelis agama, ormas keagamaan, BNPT, BPIP, dan Lemhanas," ujar Kamaruddin.

3. Menag sebut radikalisme bisa masuk masjid lewat anak ‘good looking’

Ucapan Menag Fachrul soal Good Looking, Ini Klarifikasi KemenagIlustrasi Melawan Radikalisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan pandangan tentang pentingnya mewaspadai paham ekstrem keagamaan, yang mengarah pada penolakan radikal terhadap eksistensi NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.

Pandangan itu disampaikan Menag dalam acara peluncuran aplikasi ASN No Radikal yang diselenggarakan oleh KemenPAN-RB. Menurut Menag, penetrasi paham keagamaan esktrem itu bisa terjadi di mana saja, termasuk di masjid.

“Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk,” kata Fachrul.

Baca Juga: Menag: Yang Dimoderatkan Cara Beragama, Bukan Agamanya

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya