Wiranto: Pasukan Keamanan di Papua Bukan untuk Menakut-nakuti

Enam warga sipil tewas, internet masih lumpuh

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Komarudin Watubun mengaku heran dengan pengamanan di Papua saat ini. Dari fakta di lapangan yang ia tangkap dengan kamera ponselnya, terlihat beberapa polisi dan TNI berjaga-jaga dengan senjata di sepanjang jalan.

“Sepanjang jalan jarak 20-30 meter berjejer pasukan. Saya khawatir ini bukan mengamankan masyarakat justru terbalik,” kata Komarudin sambil menunjukkan gambar di acara Mata Najwa, Rabu (4/9).

Lalu apa kata Menko Polhukam?

1. Pasukan TNI dan Polri untuk mengamankan situasi

Wiranto: Pasukan Keamanan di Papua Bukan untuk Menakut-nakutiMataNajwa

Menjawab soal itu, Menko Polhukam memastikan bahwa pasukan TNI dan Polri yang dikerahkan ke Papua adalah dalam rangka pengamanan. Fungsinya yakni untuk mengantisipasi bentrok susulan dan mengamankan obyek vital.

“Jangan berpikir negatif, pasukan dikirim bukan untuk menakut-nakuti, namun untuk menjaga masyarakat,” ujar Wiranto.

2. Pihak keamanan terus melakukan pendekatan ke masyarakat

Wiranto: Pasukan Keamanan di Papua Bukan untuk Menakut-nakutiPrajurit TNI AD berjaga di depan halaman Bank BNI wilayah Jayapura di Kota Jayapura, Papua pada 2 September 2019. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Selaras dengan Wiranto, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan, kehadiran TNI saat ini untuk bekerja sama dengan masyarakat membersihkan puing-puing pascakerusuhan.

Selain itu, pihak pengamanan terus melakukan dialog dengan masyarakat setempat. Menjawab soal gambar Komarudin, Dedi memastikan itu dalam rangka menciptakan keamanan.

“Itu kebetulan hari ini ada latihan gabungan quick respons,” ujarnya.

Baca Juga: Veronica Koman Ditetapkan Tersangka Dugaan Provokasi Mahasiswa Papua

3. Enam warga sipil Papua meninggal

Wiranto: Pasukan Keamanan di Papua Bukan untuk Menakut-nakutiIDN Times/Galih Persiana

Namun, akibat dari respons yang berlebihan terjadi kerusuhan di Deiyai, sehingga banyak korban yang jatuh namun jumlahnya masih simpang siur. Wiranto, akhirnya membuka data korban.

“Kita tidak menyembunyikan (data korban), jangan menuduh. Laporan dari Pak Tito di sana, jumlah korban TNI satu orang meninggal, dua luka parah, tiga polisi luka parah, enam warga sipil meninggal, sejumlah warga di Papua Barat luka-luka,” ungkap Wiranto.

4. Bagaimana kabar internet Papua?

Wiranto: Pasukan Keamanan di Papua Bukan untuk Menakut-nakutiIDN Times/Galih Persiana

Hingga hari ini, internet di Papua masih lumpuh. Hal ini disesalkan oleh warga Papua, pasalnya kegiatan sehari-hari seperti pendidikan dan ekonomi akhirnya terganggu. Menjawab itu, Wiranto masih menunggu kondisi kondusif meski telah mengumumkan bahwa 5 September internet akan dibuka kembali.

“Kita minta maaf itu harus dilakukan. Kita paham betul internet adalah denyut kehidupan, pendidikan, ekonomi. Sayang, internet tidak bisa dipisahkan dengan kejahatan dan anarkis. Ini dilematis, sementara kita lemotkan, mencegah hoaks dan provokasi. Itu kan sementara, kita akan aktifkan kembali jika sudah kondusif,” ujar Wiranto.

“Sabar, sabar, tergantung situasi itu, perkembangan. Tanggal 5 kita buka kembali,” sambungnya.

Baca Juga: Wiranto: Pengibaran Bendera Selain Merah Putih Itu Ilegal

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya