Karakteristik Bom di Surabaya: Sering Dipakai ISIS

#SuroboyoWani Jangan panik ya. Kita tidak takut!

Surabaya, IDN Times - Belum selesai tragedi bom di gereja Surabaya dan rusunawa Sidoarjo terkuak jelas, bom kembali meledak di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018), pukul 8.50 WIB. Kali ini aksi ini dilakukan oleh dua pengendara sepeda motor yang meledakkan diri di luar area Polrestabes, sebelum melewati plang pintu masuk menuju halaman.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, menerangkannya berdasarkan pemantauan CCTV, satu pengendara sepeda motor adalah seorang pria yang membonceng perempuan dan seorang anak. Namun anak tersebut, diinformasikan oleh Kapolri, Jendral Pol Tito Karnavian, masih selamat dan kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.

Akibat kejadian ini, 10 orang jadi korban. Empat orang diketahui merupakan anggota kepolisian, dan enam orang lainnya adalah masyarakat yang berada di lokasi. Berikut ini sejumlah fakta yang berhasil dikumpulkan oleh tim IDN Times:

1. Irjen Pol Setyo menyebut status Polri siaga 1

Karakteristik Bom di Surabaya: Sering Dipakai ISISIDN Times/Vanny El Rahman

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, menyatakan Polri tetap akan melakukan kewajiban sebaik-baiknya untuk melakukan perlindungan dan pelayanan pada masyarakat. Masyarakat juga diminta tetap waspada terhadap berita yang tidak jelas dan beredar banyak di media sosial.

Masyarakat harus melakukan kroscek dan klarifikasi terlebih dulu jika ada info yang beredar di dunia maya. "Kalau ada berita tidak jelas, tolong klarifikasi dulu, apakah sudah ada di media mainstream atau tidak. Kalau media mainstream tidak ada infonya, itu dipastikan hoax," ungkapnya.

Hal ini perlu dilakukan oleh semua elemen termasuk masyarakat supaya tidak menimbulkan kontra produktif.

Saat ini, status Polri telah siaga 1. Artinya, secara internal polri makin meningkatkan upaya untuk mengungkap kasus-kasus terorisme ini, dan secara eksternal juga menjaga masyarakat demi tercapainya keamanan.

"Jadi masyarakat tenang melakukan aktivitas seperti biasanya. Seluruh jajaran tetap meningkatkan keamanan hingga keadaannya berangsur dengan baik dan kondusif," katanya.

2. Bom pipa mengandung bahan peledak TATP, mudah meledak jika kena panas

Karakteristik Bom di Surabaya: Sering Dipakai ISISSuasana di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela sesaat setelah ledakan. IDN Times/Istimewa

Bom yang ditemukan oleh Densus 88 di rusunawa Lt 5, Sidoarjo ini mirip seperti yang diledakkan di tiga gereja wilayah Surabaya. Yakni bom pipa. "Bom ini ada yang ditambah bensin dan ada yang ditumpuk-tumpuk," terang Tito dalam jumpa pers. Bom ini mengandung bahan peledak jenis triacetone triperoxide (TATP). Yakni bahan yang sering dipakai oleh ISIS saat menyerang di daerah Irak dan Syria.

Saking kerasnya daya ledaknya, bom tersebut dijuluki sebagai "The Mother of Satan" dan sangat mudah diperoleh. Jika diramu bersama bahan lain, akan menghasilkan serbuk putih dan bisa menjadi high explosive.

Karakternya berbeda dari bahan peledak TNT (Trinitrotoluena), yang cara meledakkannya harus menggunakan sebuah detonator. TATP ini mudah meledak jika kena panas. "Dimasukkan ke dalam kontainer, bisa menimbulkan efek yang besar," kata Tito.

3. Daftar nama korban ledakan di depan Polrestabes Surabaya

Karakteristik Bom di Surabaya: Sering Dipakai ISISFoto screenshot dari rekaman video CCTV ledakan bom Mapolrestabes Surabaya

Bom bunuh diri di depan Polrestabes Surabaya membuat 10 korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara. Empat di antaranya adalah anggota kepolisian, yakni Bripda M Taufan, Bripka Rendra, Aipda Umar, Briptu Dimas Indra dan enam korban masyarakat yaitu Atik Budi Setia Rahayu, Raden Aidi Ramadhan, Ari Hartono, Ratih Atri Rahma, Ainur Rofiq, dan Eli Hamida.

Topik:

Berita Terkini Lainnya