Perludem: Politik Uang Sudah Bertransformasi

Kini, serangan fajar tak hanya berupa uang dalam amplop

Jakarta, IDN Times - Tepat satu pekan sebelum Pemilu 2019 digelar, perbincangan mengenai 'serangan fajar' dalam Pemilu mendatang mulai menghangat. Penyebabnya adalah ditangkapnya anggota DPR RI yang juga politisi Golkar, Bowo Sidik Pangarso, yang menerima suap dan menggunakan uang suap untuk menyiapkan 400 ribu amplop berisi uang untuk serangan fajar.

Hadir di acara Millennials Memilih milik IDN Times pada Rabu (10/4) siang, Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, menjabarkan terkait ancaman dari politik uang ini. Menurut perempuan asal Palembang tersebut, politik uang masa kini juga berkembang mengikuti zaman yang semakin modern. Seperti apa penjabarannya?

1. Politik uang juga menyasar konsep cashless society

Perludem: Politik Uang Sudah BertransformasiIDN Times/Panji Galih

Menurut Titi, apa yang menakutkan dari politik uang sekarang adalah bagaimana politisi atau pihak-pihak yang melakukannya, mulai bermain dengan cara kekinian. Salah satunya, memanfaatkan sistem cashless society atau orang-orang yang tak lagi mengandalkan uang tunai.

"Politik uang sekarang itu bertransformasi, jadi sudah gak heran kalau bentuknya bukan uang dalam amplop lagi. Sekarang ini, bisa saja tiba-tiba kamu dapat kiriman saldo Go-Pay atau OVO, yang tentu saja sistemnya mirip serangan fajar itu tadi," ujar Titi.

Baca Juga: 5 Hal Tentang Febri Diansyah, Aktivis yang Jadi Jubir KPK

2. Tidak ada UU Pemilu yang spesifik melarang politik uang

Perludem: Politik Uang Sudah BertransformasiIDN Times/Margith Juita Damanik

Lebih lanjut, Titi juga mengkritisi kenapa undang-undang (UU) terkait Pemilu tak spesifik melarang adanya politik uang. Dari penjelasan Titi, ia menjabarkan bahwa tidak ada deskripsi nyata dalam UU Pemilu terkait politik uang.

"Kalau kita melihat UU Pemilu, sebenarnya gak ada itu deskripsi soal politik uang. Yang ada ya larangan dari para caleg untuk menjanjikan uang kepada para pemilih. Tapi, tujuan caleg itu kan beragam, yang terbaru, kini juga ada caleg yang tujuannya melakukan politik uang karena ingin merusak suara di dapil tertentu," lanjut Titi.

3. Titi bersyukur KPK mengungkap kasus Bowo

Perludem: Politik Uang Sudah BertransformasiIDN Times/Panji Galih

Bersanding di acara yang sama dengan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, Titi tak lupa mengapresiasi apa yang dilakukan KPK terkait kasus Bowo Sidik. Menurut Titi, yang dilakukan KPK adalah membuka mata publik bahwa politik uang merupakan puncak gunung es.

"Kami, dari Perludem, bersyukur bahwa KPK membuka modus politik uang jelang Pemilu. Hal ini krusial apalagi Pemilu 2019 sudah di depan mata ya. Dalam hal ini, KPK mampu membuat anak-anak muda yang geram dengan kasus Bowo, yang otomatis ya membangkitkan semangat anti-korupsi di kalangan millennial," ujar Titi.

Baca Juga: Perludem Luncurkan Survei Partisipasi Politik Kaum Muda, Ini Hasilnya

Topik:

  • Sunariyah
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya