Cuitan Elite Demokrat: dari Jenderal Kardus Hingga DNA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jelang penutupan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden, koalisi partai-partai politik kian panas. Ada yang bergabung, ada juga yang pecah kongsi.
Salah satu isu yang sedang ramai dibicarakan netizen hingga politisi malam ini adalah cuitan elite Partai Demokrat, Andi Arief. Dia mengirim sinyal pecahnya kongsi partainya dengan Gerindra.
Semua itu, dia curahkan melalui cuitan pedas di Twitter.
1. Andi Arief: Jendral Kardus
Cuitan politisi Demokrat itu dimulai Rabu malam (8/8) di akun pribadinya, @AndiArief__. Begini isinya: Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus.
Andi yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu lalu melanjutkan dengan cuitan: Jenderal Kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh..."
2. Sinyal pecah kongsi menguat
Cuitan Andi Arief yang menguatkan pecah kongsi antara partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gerindra adalah sebagai berikut:
Editor’s picks
Partai Demokrat tidak alami kecocokan karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar.. Ini bukan DNA kami.
3. Elite Demokrat meradang, Gerindra bergerak
Menanggapi cuitan Andi Arief itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku akan berkomunikasi dan mengecek kembali pernyataan Andi Arief. Ia mengungkapkan selama ini komunikasi yang dijalin dengan Demokrat cukup baik.
"Ini kan Pak Andi Arief, bukan Pak SBY, nanti saya cek dulu pembicaraan dengan pimpinan teras Demokrat. Karena produktivitas pembicaraan kita dengan Demokrat sangat baik, sangat bagus," ungkap Muzani di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (8/8).
Menurut Muzani, sebelum pernyataan koalisi berakhir belum keluar dari mulut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gerindra masih menyatakan terus berkoalisi dengan Demokrat.
"Oh iya dong, peluang koalisi masih terbuka. Pertama, kalau itu betul Sandi, belum didaftarkan. Yang kedua, ini masih ada cerita di dua hari ini," jelas Muzani.
Wah, kok beda jauh ya pendapatnya. politik memang panas ya.
Baca Juga: Demokrat-Gerindra Pecah Kongsi?