279 Juta Data Bocor, BSSN: Indikasi Terkuat Ulah Hacker!

Antisipasi ramsoware dilakukan

Jakarta, IDN Times - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mensinyalir kebocoran 279 juta data penduduk Indonesia peserta BPJS Kesehatan merupakan ulah hacker. BSSN menduga mereka mencuri data dari sistem elektronik BPJS Kesehatan.

"Sampai dengan saat ini, indikasi terkuatnya adalah akses ilegal yang dilakukan oleh threat actor untuk mencuri data di dalam sistem elektronik," kata Juru Bicara BSSN, Anton Setiyawan, saat dihubungi IDN Times, Senin (24/5/2021).

"Hacking," kata dia mempertegas akses ilegal yang dimaksud.

Ia mengatakan BSSN sudah berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan untuk mengusut kasus kebocoran data peserta tersebut.

1. Periksa instensif catatan sistem dilakukan

279 Juta Data Bocor, BSSN: Indikasi Terkuat Ulah Hacker!BPJS Kesehatan Bekasi (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Anton menjelaskan saat ini tengah melakukan pemeriksaan intensif catatan sistem elektronik di BPJS Kesehatan. Ia mengungkapkan pemeriksaan dilakukan oleh tim dari BPJS Kesehatan.

"Di saat yang sama juga dilakukan mitigasi terhadap risiko kebocoran data ini, agar tidak ada risiko lain yang mungkin timbul yang mengancam seperti ransomware," ungkap Anton.

Diketahui, ramsonware atau perangkat pemeras adalah jenis perangkat perusak. Perangkat ini dirancang untuk menghalangi akses kepada sistem komputer atau data hingga tebusan dibayar.

Baca Juga: Selesai Diperiksa, Dirut BPJS: Kami Klarifikasi Dugaan Pencurian Data

2. Ini hasil investigasi sementara Kominfo

279 Juta Data Bocor, BSSN: Indikasi Terkuat Ulah Hacker!Ilustrasi Hacker (IDN Times/Arief Rahmat)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turut menginvestiasi kasus dugaan kebocoran data milik 279 juta penduduk Indonesia. Salah satu fakta yang terkuak adalah sampel data yang beredar diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan.

"Kominfo menemukan bahwa sampel data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan. Hari ini Kementerian Kominfo melakukan pemanggilan terhadap Direksi BPJS Kesehatan sebagai pengelola untuk proses investigasi," ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi melalui siaran tertulis, Jumat (21/5/2021).

Selain itu, investigasi menemukan akun bernama Kotz menjual data pribadi di Raid Forums merupakan pembeli dan penjual data pribadi (reseller).

3. Kominfo lakukan langkah antisipasi

279 Juta Data Bocor, BSSN: Indikasi Terkuat Ulah Hacker!Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Program Literasi Digital Nasional bertajuk Indonesia Makin Cakap Digital di Basket Hall, Senayan, Jakarta, pada Kamis (20/5/2021). (Dok. Kominfo)

Kominfo melakukan berbagai langkah antisipatif mencegah penyebaran data lebih luas. Misalnya, dengan mengajukan pemutusan akses terhadap tautan untuk mengunduh data pribadi tersebut.

"Terdapat tiga tautan yang terindetifikasi yakni bayfiles.com, mega.nz, dan anonfiles.com. Sampai saat ini tautan di bayfiles.com dan mega.nz telah dilakukan take down, sedangkan anonfiles.com masih terus diupayakan untuk pemutusan akses segera," ujarnya.

Baca Juga: 279 Juta Data WNI Bocor, RUU Perlindungan Data Pribadi Kian Mendesak

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya