6 Hari Kasus Harian di Bawah 10 Ribu Saat PPKM Mikro, Pertanda Baik?

Jumlah orang yang dites swab PCR COVID-19 menurun

Jakarta, IDN Times - Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro telah diterapkan hampir tiga pekan. Selama enam hari terakhir, jumlah kasus harian COVID-19 berada di bawah 10 ribu kasus, bahkan hanya 5.560 kasus pada Minggu (28/2/2021).

Menanggapi hal tersebut, Epidemiolog Universitas Griffth, Australia, Dicky Budiman, menilai hal tersebut tidak bisa menjadi acuan untuk keberhasilan suatu kebijakan.

"Tentu tidak ya, tidak bisa menjadi acuan. Karena Indonesia itu, sudah dari awal pandemik, tes positivy rate selalu di atas 10 persen dan tren meningkat," ungkap Dicky kepada IDN Times, Senin (1/3/2021).

Berdasarkan data Satgas COVID-19, secara akulumatif jumlah orang yang diperiksa dengan swab PCR maupun TCM sebanyak 7.194.252 orang. Dari jumlah tersebut 1.334.634 orang diketahui positif COVID-19. Tingkat positivity rate di Tanah Air sebesar 18,6 persen.

Baca Juga: Terapkan PPKM Mikro, Jokowi Tiru Cara India Atasi COVID-19

1. Data tes COVID-19 dalam tujuh hari terakhir

6 Hari Kasus Harian di Bawah 10 Ribu Saat PPKM Mikro, Pertanda Baik?Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Indonesia mencatat penambahan kasus harian di atas 10 ribu pada 22 Februari 2021. Kemudian, enam hari berikutnya kasus harian tercatat di bawah 10 ribu.

Penurunan kasus harian ini juga selaras dengan jumlah orang yang diperiksa COVID-19. Berikut datanya:

  • 22 Februari 2021: 43.273 orang diperiksa (42.809 PCR/464 TCM). Hasil positif 10.180.
  • 23 Februari 2021: 55.576 orang diperiksa (55.287 PCR/289 TCM). Hasil positif 9.775.
  • 24 Februari 2021: 52.476 orang diperiksa (52.080 PCR/396 TCM). Hasil positif 7.533.
  • 25 Februari 2021: 50.019 orang diperiksa (49.630 PCR/389 TCM). Hasil positif 8.493.
  • 26 Februari 2021: 39.766 orang diperiksa (39.291 PCR/475 TCM). Hasil positif 8.232.
  • 27 Februari 2021: 31.294 orang diperiksa (31.019 PCR/375 TCM). Hasil positif 6.208.
  • 28 Februari 2021: 21.229 orang diperiksa (21.049 PCR/180 TCM). Hasil positif 5.560.

2. Kasus harian tidak bisa menjadi patokan

6 Hari Kasus Harian di Bawah 10 Ribu Saat PPKM Mikro, Pertanda Baik?Ilustrasi. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dicky mengatakan, sejak awal pandemik COVID-19 cakupan testing dan tracing di Indonesia belum memadai. Menurutnya, ini menjadi pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan pemerintah.

Sebab, ia menilai, banyak kasus COVID-19 maupun klaster yang tidak teridentifikasi.

"Nah ini yang artinya memang pada negara-negara yang cakupan testing dan tracing-nya rendah, tidak bisa kasus harian kemudian tampilan harian ini jadi acuan yang valid," ungkap Dicky.

3. Positivity rate dan angka kematian bisa jadi indikator

6 Hari Kasus Harian di Bawah 10 Ribu Saat PPKM Mikro, Pertanda Baik?Ilustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurutnya, untuk melihat PPKM mikro menekan penyebaran COVID-19 atau tidak bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, pergerakan tes positivity rate per dua minggu.

Kedua, tingkat hunian rumah sakit. Sedangkan yang ketiga adalah angka kematian.

"Ini yang dilihat dan tentu saja, melihat dari data ini tidak terlihat dampak positifnya, dan belum ada perbaikan kondisi," kata dia.

Perlu diketahui, PPKM mikro diterapkan pemerintah mulai 9 Februari 2021 hingga 22 Februari 2021. Kebijakan itu kemudian diperpanjang hingga 8 Maret 2021.

Baca Juga: Jokowi Yakin PPKM Mikro Bisa Turunkan Kurva COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya