Mengenal Sepak Terjang Kopaska, Pasukan Katak Pencari Sriwijaya Air

Kopaska merupakan pasukan elite TNI AL, selain Denjaka

Jakarta, IDN Times - Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menjadi bagian tim SAR yang terlibat pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182. Sebagian pasukan elite itu melakukan penyelaman ke dasar laut untuk mencari puing pesawat.

Penyelaman dilakukan di perairan sekitar Tanjung Pasir, Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pesawat Sriwijaya pada Sabtu 9 Januari 2021 jatuh di lokasi tersebut.

Keterlibatan Kopaska dalam operasi kemanusiaan bukan pertama kali ini. Sebelumnya, pasukan elite ini juga terlibat dalam pencarian korban pesawat jatuh Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, 2018.

1. Dibentuk dari kekaguman Presiden Soekarno

Mengenal Sepak Terjang Kopaska, Pasukan Katak Pencari Sriwijaya Airwikimedia.org/Logo Kopaska

Pembentukan Kopaska dilatarbelakangi kekaguman Presiden Soekarno terhadap aksi dua orang prajurit TNI AL, yakni Letnan Laut Joko Suyatno dan Sersan Emil Joseph. Hal tersebut tertulis dalam buku 'Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus'.

Kedua prajurit tersebut melakukan demonstrasi peledakan bawah laut yang menggetarkan markas TNI AL. Bahkan, ledakan memuncratkan lumpur dan air laut beberapa meter.

Aksi itu ditampilkan saat Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), saat ini TNI AL, memperingati hari Armada di dermaga Ujung Surabaya. Usai ledakan, Joko dan Emil muncul dari dermaga.

Kekaguman Soekarno akan aksi tersebut membuatnya memerintahkan ALRI membentuk Komando Pasukan Katak. Selanjutnya, pada 31 Maret 1962, pasukan elite Kopaska dibentuk.

Baca Juga: Mengenal Denjaka, Pasukan Elite TNI AL dalam Pencarian Sriwijaya

2. Tak ada rintangan yang tak dapat diatasi

Mengenal Sepak Terjang Kopaska, Pasukan Katak Pencari Sriwijaya AirIlustrasi pasukan elite Kopaska-TNI AL (Kopaska-TNI AL)

Dikutip dari laman TNI AL, Kopaska memiliki semboyan "Tan Hana Wighna Tan Sirna". Semboyan tersebut memiliki arti: tak ada rintangan yang tak dapat diatasi.

Pada masa awal, Kopaska turut ditugaskan Presiden Soekarno untuk mendukung Operasi Trikora di Irian Barat. Operasi Trikora adalah konflik dua tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Irian Barat.

Kopaska saat ini dibagi menjadi dua komando. Pertama, Satuan Pasukan Katak Armatim di Surabaya. Sedangkan, komando kedua, Satuan Pasukan Katak Armabar di Pondok Dayung, Jakarta Utara.

3. Mampu menyelam hingga ratusan meter

Mengenal Sepak Terjang Kopaska, Pasukan Katak Pencari Sriwijaya Airinfomiliter.com

Anggota Kopaska adalah prajurit TNI AL terpilih. Mereka memiliki tugas utama menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai, serta operasi pendaratan kekuatan amfibi.

Kekuatan anggota Kopaska tidak dapat dipandang sebelah mata, sebab mereka mampu menyelam hingga ke kedalaman 300 meter. Mereka dilatih untuk mengoperasikan senjata dan bela diri dengan tangan kosong.

Akan tetapi, tak hanya kemampuan fisik, anggota Kopaska juga harus memiliki kemampuan berpikir di atas rata-rata. Misi sabotase, kamikaze (bunuh diri), pembebasan sandera, dan masih banyak lagi yang harus mampu dilakukan pasukan elite TNI AL ini.

4. Tampilan garang dengan topeng tengkorak

Mengenal Sepak Terjang Kopaska, Pasukan Katak Pencari Sriwijaya AirIlustrasi pasukan elite Kopaska-TNI AL (Kopaska-TNI AL)

Pasukan Kopaska memiliki tampilan yang garang saat beraksi. Anggotanya mengenakan baret merah dan topeng bergambar tengkorak.

Penggunaan atribut yang garang tersebut dilakukan untuk memberikan efek psikologis terhadap lawan.

Sejak zaman Presiden Soekarno, Kopaska memiliki tugas lain apabila sedang tidak memiliki operasi atau misi khusus. Tugas tersebut adalah pengawalan VIP seperti presiden, wakil presiden atau orang penting lainnya.

Baca Juga: Pencarian Pesawat Sriwijaya, Kopaska dan Denjaka Dikerahkan

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya