Alunan Sape dan Sasando Mewarnai Rangkaian Musik Alam Festival 2019 

Perpaduan tradisional dan kontemporer nusantara yang spesial

Tanjung Selor, IDN Times – Perhelatan Musik Alam Festival 2019, Sabtu (28/9), berlangsung sempurna. Apalagi, event ini memberikan ruang untuk alat musik tradisional Kalimantan, Sape dan Sasando. Alunan merdu dua alat musik ini sukses menghibur wisatawan. Musik Alam Festival 2019 digelar 28-29 September 2019. Lokasinya di Taman Enggang, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). 

1. Penampilan spesial dari Uyau Moris yang memainkan alat musik Sape

Alunan Sape dan Sasando Mewarnai Rangkaian Musik Alam Festival 2019 youtube.com

Event pun makin eksotis dengan alat musik Sape yang dimainkan Uyau Moris. Sekadar info, Uyau adalah pria asli Dayak, tepatnya Dayak Kenyah. Ada sekitar 6 lagu yang ditampilkan, antara lain Te Selok Anak De, Lan E Tuyang, Menu Lupu, Edang Bolenj, dan Soul of Borneo.

“Musik Alam Festival 2019 mengakomodir seluruh potensi, termasuk musik etnis. Sape merupakan salah satu kekhasan destinasi Kalimantan. Alat musik ini dimainkan Suku Dayak. Nada yang dihasilkannya sangat khas dan indah. Wisatawan pasti puas dengan kehadiran beragam alat musik asli nusantara ini,” ungkap Bupati Bulungan H Sudjati.

2. Sape sudah menjadi identitas masyarakat Dayak

Alunan Sape dan Sasando Mewarnai Rangkaian Musik Alam Festival 2019 pesona.travel

Buat masyarakat Dayak, Sape adalah identitas. Untuk memainkannya cukup memetik dawai-dawai. Untuk mendapatkan harmoni, dawai diselaraskan sesuai dengan perasaan pemetiknya.

“Sape sangat bergantung dengan perasaan pemetiknya. Menjadi representasi perasaan, wajar bila nada yang dihasilkan selalu mengena di hati. Masyarakat Dayak juga terbiasa sudah untuk membuat Sape-nya sendiri. Bentuk dan ornamen hiasannya sangat khas,” terang Sudjati.

Sementara Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar, Esthy Reko Astuty, menilai Sape sangat otentik. Karakternya pun sangatlah khas.

“Tidak mudah untuk memainkannya karena nada-nadanya tidak terbatas. Benar-benar mengandalkan skill dan rasa pemetiknya. Sape memang menjadi daya tarik lain dari event,” jelas Esthy.

3. Alat musik Sasando juga turut memeriahkan Musik Alam Festival 2019

Alunan Sape dan Sasando Mewarnai Rangkaian Musik Alam Festival 2019 IDN Times/Kemenpar

Selain Sape, Musik Alam Festival 2019 juga menampilkan Sasando. Alat musik ini dimainkan Ganzer Lana. Sasando merupakan alat musik tradisional dengan dawai. Secara harfiah, Sasando diadopsi dari Sasandu yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Dengan bentuknya yang khas, bagian utama Sasando ini berupa tabung panjang dari bambu.

Pada bagian tengahnya, Sasando diberi fret melingkar. Di atasnya lalu direntangkan dawai-dawai dari atas ke bawah. Uniknya, pembungkus Sasando berupa anyaman dari daun lontar.

“Musik Alam Festival 2019 sangat menginspirasi. Kehadirannya semakin menegaskan warna eksotis destinasi wisata di Bulungan. Tetap berkunjung ke Bulungan, meski event ini sudah selesai. Wisatawan bisa menikmati beragam experience unik dan menarik,” tegas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani.

4. Warna tradisional dan kontemporer nusantara ada di Musik Alam Festival 2019

Alunan Sape dan Sasando Mewarnai Rangkaian Musik Alam Festival 2019 IDN Times/Kemenpar

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memaparkan, apresiasi diberikan kepada Musik Alam Festival 2019 karena telah menampilkan berbagai kekayaan tradisional nusantara.

“Apresiasi harus diberikan pada Musik Alam Festival 2019. Warna tradisional dan kontemporer bertemu di sana. Panggung ini tetap memberikan slot besar bagi kekayaan tradisional nusantara. Kami optimistis, dengan porsi cukup, kekayaan tradisional Indonesia akan semakin mendunia. Sebab, Sasando dan Sape ini memang telah mendunia,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik ASEAN.

Topik:

  • Ajeng

Berita Terkini Lainnya