Batik Port Numbay Akan Muncul di Festival Crossborder Skouw 2019

Motif batik ini diadopsi dari kekayaan alam dan budaya Papua

Jayapura, IDN Times – Papua akan memanfaatkan Festival Crossborder Skouw 2019 pada 9-11 Mei untuk memperkenalkan semua potensinya. Salah satunya mempromosikan Batik Port Numbay dengan memajangnya di festival tersebut. Pernah Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pakai saat berkunjung ke Papua, membuat Batik Port Numbay menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, Batik Port Numbay sangat khas karena motifnya.

“Batik Port Numbay sangat khas. Motif batik ini diadopsi dari kekayaan alam dan budaya masyarakatnya. Pengunjung bisa mendapatkan Batik Port Numbay di Festival Crossborder Skouw 2019. Silakan kunjungi stannya secara langsung di sana,” ungkap Ricky, Rabu (24/4).

1. Warna budaya hingga alam khas Papua tertuang melalui Batik Port Numbay

Batik Port Numbay Akan Muncul di Festival Crossborder Skouw 2019bagarsclothing.wordpress.com

Batik Port Numbay memang merepresentasikan Papua secara utuh. Warna budaya hingga alam khas Papua tertuang melalui batik tulis. Dari hal tersebut, ada beragam motif yang dihasilkan. Sebut saja motif burung cenderawasih, noken, tifa, hingga buah pinang.

“Motif yang ditawarkan Batik Port Numbay di Festival Crossborder Skouw sangat khas. Motif-motif itu sangat lekat dengan keseharian masyarakat Papua. Burung cenderawasih bahkan jadi landmark Papua dengan pesonanya yang luar biasa indah. Kini semua aspek keindahan Papua dirangkum melalui batik dan bisa dinikmati pengunjung Festival Crossborder Skouw,” tutur Ricky.

Bumi Papua memang identik dengan burung cenderawasih. Rimbunnya belantara Papua jadi habitat nyaman bagi Burung Surga tersebut. Spesies burung tersebut banyak dan terbagi dalam sedikitnya 14 jenis.

“Motif cenderawasih menjadi representasi keindahan alam Papua. Pemandangan di Papua sangat eksotis. Jadi saat berada di Festival Crossborder Skouw, wisatawan juga bisa mengeksplorasi alam di sana yang menawan,” kata Ricky.

2. Batik Port Numbay menonjolkan warna budaya melalui motif noken

Batik Port Numbay Akan Muncul di Festival Crossborder Skouw 2019phinemo.com

Selain alam, Batik Port Numbay menonjolkan warna budaya melalui motif noken. Bagi masyarakat Papua, noken menjadi napas dan urat nadi mereka. UNESCO bahkan sudah menetapkan noken sebagai warisan dunia pada 4 Desember 2012. Noken sendiri memiliki filosofi luar biasa, seperti kehidupan baik, perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat Papua.

Hanya wanita Papua yang boleh merajut noken. Noken pun menjadi parameter kedewasaan seorang wanita di sana. Untuk menghasilkan noken memerlukan beberapa bahan baku, seperti serat kayu manduam dan nawa hingga anggrek hutan. Bentuknya beragam, seperti yatoo, gapagoo, dan mitutee.

Ricky menambahkan, noken sangat vital bagi masyarakat Papua.

“Batik dengan motif noken tentu sangat unik. Noken ini juga identitas Papua. Sebuah karya luar biasa yang sarat nilai. Noken selalu melekat dalam keseharian masyarakat Papua, meski bentuk dan fungsinya berbeda. Noken dalam bentuk batik tentu menjadi koleksi dan cenderamata terbaik. Sekali lagi, produk ini bisa dimiliki dari stan khusus Festival Crossborder Skouw 2019,” tutur Ricky.

Batik Port Numbay dengan motif tifa juga meniupkan filosofi besar. Alat musik tersebut selalu ada di setiap perayaan upacara adat. Bentuknya khas menyerupai kendang dengan lubang di tengah kayu. Ada beberapa jenis tifa, seperti Jekir, Dasar, Potong, Jekir Potong, dan Bas. Sama halnya dengan buah pinang, buah tersebut menjadi bagian budaya menyirih masyarakat Papua.

3. Batik Port Numbay menjadi daya tarik lain pariwisata di Papua

Batik Port Numbay Akan Muncul di Festival Crossborder Skouw 2019IDN Times/Kemenpar

Batik Port Numbay juga menggunakan buah pinang sebagai pewarna alami. Pengerjaannya dilakukan secara tradisional dengan menumbuk dan merebus buah pinang. Setelah masak, kain dengan motif batik lalu dimasukkan. Dengan keunikannya tersebut, batik dengan pewarna alami buah pinang dibanderol cukup tinggi. Untuk kain batik, harganya sekitar Rp850 Ribu. Bila berwujud busana, harganya bisa mencapai Rp1 juta.

“Harga Batik Port Numbay juga sangat ramah. Keberadaan Batik Port Numbay menjadi daya tarik lain pariwisata di Papua. Dikombinasikan dengan pergerakan wisatawan yang positif, industrinya menghasilkan value menjanjikan bagi perekonomian masyarakat,” tutur Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Batik Port Numbay memang memberikan dampak positif bagi perekonomian Papua. Sebab, Batik Port Numbay memiliki pasar luas. Sebaran pasarnya dari New Zealand, Inggris, Italia, dan Belanda. Batik tersebut juga merambah pasar Amerika Serikat.

“Kualitas dan motif eksotis Batik Port Numbay ini terbukti. Penetrasi Batik Port Numbay sangat kuat di mancanegara,” tutur Menpar.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya