5 Bocoran CFD di Jakarta Suguhkan Ragam Tarian Khas Jawa 

Prioritaskan akhir pekanmu ke sini, yuk!

Jakarta, IDN TimesCar Free Day (CFD) Jakarta bakal diwarnai nuansa Borobudur. Untuk melengkapi keseruan, beragam budaya khas Jawa bakal ditampilkan termasuk Tari Bedhaya Ketawang, Gambyong, Ronggeng, dan Kethek Ogleng.

 

#PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta akan digelar Minggu (9/12) mulai pukul 06.00-11.00 WIB. -nya di Park and Ride Thamrin 10, Menteng, Jakarta atau sebelah Hotel Sari Pan Pacific. Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Borobudur, Indah Juanita, mengatakan tarian terbaik siap disajikan bagi warga Jakarta.

 

“Budaya Jawa ini selalu unik dan menarik. Untuk mengobati rasa rindu akan kampung halaman, kami sajikan tarian terbaik dari Jawa. Semua dibawakan sangat klasik dan menarik. Lengkap dengan kostum dan musik tradisionalnya. Jadi, pastikan CFD Jakarta spot liburan terbaik Minggu ini,” ungkap Indah.

 

Masih ragu datang ke acara di mana suasana Borobudur hadir di CFD Jakarta? Nih, simak dulu bocoran kegiatannya yang menyuguhkan tari-tarian khas budaya Jawa yang siap hibur warga ibu kota.

1. Makna Tari Bedhaya Ketawang sangat dalam

5 Bocoran CFD di Jakarta Suguhkan Ragam Tarian Khas Jawa inibaru.id

#PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta akan merilis Tari Bedhaya Ketawang. Pada prinsipnya, Bedhaya Ketawang adalah tarian kebesaran yang ditampilkan dalam agenda khusus kenegaraan. Di antaranya, penobatan tahta juga Tingalandalem Jumenengan Sunan Surakarta (upacara peringatan kenaikan tahta raja).

 

Secara etimologi, nama Bedhaya Ketawang diadopsi dari dua kata. Bedhaya berarti penari wanita istana, lalu Ketawang mengacu kepada langit. Jadi, Tari Bedhaya Ketawang ini mengacu kepada nilai tinggi, keluhuran, dan kemuliaan. Tarian ini menjadi sakral karena titik sentralnya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, Bedhaya Ketawang ini dibawakan oleh sembilan penari dengan filosofi berbeda.

2. Komposisi penari Tari Bedhaya Ketawang

5 Bocoran CFD di Jakarta Suguhkan Ragam Tarian Khas Jawa flickr.com

Komposisi penari terdiri dari Batak sebagai simbol pikiran dan Jiwa. Endhel Ajeg simbol nafsu dan Endhel Weton sebagai gambaran tungkai kanan. Lalu, ada Apit Ngarep dan Apit Mburi sebagai ciri dari kedua lengan. Untuk tungkai kiri dilambangkan Apit Meneg. Penari lain disebut Gulu dan Dhaha sebagai simbol badan. Untuk penari ke-9 disebut Buncit yang jadi konstelasi bintang-bintang.

 

“Bisa menampilkan Tari Bedhaya Ketawang ini sungguh luar biasa. Sebab, tarian ini tidak sembarang disajikan. Kami sengaja menampilkan tarian ini untuk memberikan inspirasi. Betapa kaya dan tingginya budaya Indonesia dengan kedalaman maknanya. Semuanya berpesan kebaikan hidup,” terang Indah.

3. Millenials, sudah kenal dengan Tari Gambyong?

5 Bocoran CFD di Jakarta Suguhkan Ragam Tarian Khas Jawa myimage.id

Karakter khas Jawa juga ditampilkan melalui Tari Gambyong. Tarian Jawa klasik dengan beragam varian. Dari sekian banyak genre, yang familiar adalah Tari Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur. Gerakannya terdiri dari 3 bagian utama yakni maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Inti gerakan terpusat pada kaki, lengan, tubuh, dan kepala.

 

Selaras tariannya, pandangan mata penari juga mengikuti gerakan, khususnya ujung jari tangan. Dengan karakter khasnya, tarian juga mudah dikenali. Penari Gambyong umumnya mengenakan kostum dengan dominasi warna kuning dan hijau. Warna ini menjadi simbol kemakmuran dan kesuburan. Lalu, tarian ini selalu dibuka dengan Gendhing Pangkur.

4. Kesenian Tari Ronggeng dan Tari Ketek Ogleng

5 Bocoran CFD di Jakarta Suguhkan Ragam Tarian Khas Jawa idntimes/kemenpar

Menegaskan nuansa Jawa, #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta menampilkan Tari Ronggeng dan Tari Ketek Ogleng. Tari Ronggeng ini memungkinkan pasangan saling bertukar bait-bait puitis ketika menari. Secara garis besar, Tari Ronggeng ini dimiliki Jawa dan Sunda. Tari Ronggeng memungkinkan penari untuk mengundang penonton pria dengan harapan mendapatkan uang tip.

 

Khusus Tari Kethek Ogleng, kesenian ini menjadi salah satu kekayaan bumi Wonogiri, Jawa Tengah. Tarian ini diadopsi dari cerita kera jelmaan Raden Gunung Sari dalam cerita Panji. Pergi mencari Dewi Sekartaji, Gunung Sari lalu menjelma menjadi kera putih yang lincah dan lucu. Tarian Kethek Ogleng ini dijamin semakin membuat #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta fresh.

 

“Apa yang disampaikan oleh #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta sungguh luar biasa. Pesan-pesan yang ingin disampaikan sangat bagus. Berada di #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta ini otomatis wawasan pengunjung akan bertambah. Jadi jangan sampai terlambat,” terang Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar, Hiramsyah S Thaib.

 

Kemenpar sangat mendukung pelaksanaan CFD Borobudur. #PesonaBorobudurDiCarFreeDayJakarta harus menjadi prioritas liburan.

 

Topik:

  • Karsa Adiguna

Berita Terkini Lainnya