Menpar Ingin Pengembangan Destinasi Prioritas Sesuai Rencana

Hal tersebut demi target kunjungan 2 juta wisman pada 2020

Purworejo, IDN Times - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengunjungi Glamping DeLoano di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (22/8). Dalam kunjungan tersebut, Menpar Arief ingin memastikan pengembangan infrastruktur di kawasan destinasi prioritas berjalan sesuai dengan rencana sehingga bisa mendatangkan wisatawan mancanegara lebih banyak.

Diketahui, pemerintah Indonesia menargetkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Tengah dan Yogyakarta mencapai dua juta wisatawan pada 2020. “Ini merupakan destinasi keempat yang saya kunjungi dari lima destinasi superprioritas yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 15 Juli 2019. Serta memastikan program percepatan (quick win) berjalan on the track. Termasuk pengembangan amenitas di kawasan tersebut,” kata Menpar Arief Yahya.

1. Jateng dan DIY perlu mempercepat pembangunan dari sisi 3A

Menpar Ingin Pengembangan Destinasi Prioritas Sesuai RencanaIDN Times/Kemenpar

Menpar Arief Yahya menambahkan, untuk Jawa Tengah dan DIY agar mampu menyumbang dua juta wisman pada 2020, perlu mempercepat pembangunan. Baik dari sisi atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A).

“Untuk atraksi saya tidak khawatir, kawasan ini tidak kalah dengan Bali. Kalau membangun destinasi wisata seperti Nusa Dua, perlu waktu panjang. Nomadic tourism seperti ini sesuatu yang cepat dan langsung terlihat dampaknya,” kata Menpar Arief Yahya.

2. Pemerintah memberikan anggaran tambahan sebesar Rp6,4 triliun ke lima destinasi superprioritas

Menpar Ingin Pengembangan Destinasi Prioritas Sesuai RencanaIDN Times/Kemenpar

Faktor penentu keberhasilan selanjutnya, lanjut Menpar, yaitu akses. Bandara Adisutjipto Yogyakarta dinilai sudah overload. Kapasitas bandara tersebut hanya 1,5 juta, sedangkan load factor-nya 6 juta atau 4 kali lipat sehingga ini menjadi masalah.

“Wisatawan mancanegara paling banyak menggunakan transportasi udara. Untuk itu, besok saya meninjau juga Yogyakarta International Airport agar target dua juta wisman bisa terealisasi sehingga bisa mendatangkan devisa sekitar US$2 miliar beredar di Yogyakarta dan Jawa Tengah atau sekitar Rp30 triliun. Revenue-nya akan lebih banyak ke masyarakat,” cetus Menpar Arief Yahya.

Untuk itu, pemerintah memberikan anggaran tambahan sebesar Rp6,4 triliun ke lima destinasi superprioritas. Kawasan sekitar Borobudur memperoleh Rp1,5 triliun untuk pengembangan infrastruktur dasar pada 2020.

“Tahun lalu, Kementerian PUPR menganggarkan untuk sektor pariwisata di Borobudur Rp300 miliar. Lalu pada 2020 naik 5 kali lipat. Untuk itu, pemerintah daerah harus memanfaatkan dengan baik. Targetnya infrastruktur dan utilitas dasar harus selesai 2020,” ungkap Menpar Arief Yahya.

3. Glamorous Camping yang dikembangkan BOB membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri

Menpar Ingin Pengembangan Destinasi Prioritas Sesuai RencanaInstagram/krisnamurtian

Dalam kunjungan kerja ke Glamping DeLoano, Menpar Arief Yahya didampingi Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita, Ketua Tim Percepatan 10 Bali Baru Hiramsyah S Thahib, Deputi Pengembangan Destinasi Kemenpar Dadang Rizki Ratman, serta jajaran Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita mengatakan, Glamping atau Glamorous Camping yang dikembangkan BOB membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri, atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah.

“Di sini nanti yang akan kita bangun pameran nomadic tourism. Ada rumah pohon sama homepod. Jadi itu tipe-tipe nomadic tourism, terus kami juga akan bikin green house yang bisa memproduksi anggrek khas menoreh," kata Indah.

Indah juga menjelaskan, pihaknya berusaha agar lingkungan bisa merasa terangkul. Masyarakat setempat pun ikut dilibatkan. “Kita pakai sumber daya yang ada di sini. Terus menjaga kearifan lokal, termasuk makanan khas atau permainan anak-anak itu juga kearifan lokal," pungkasnya.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya