25.000 Wisatawan Ramaikan Parade Pelangi Budaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belitung, IDN Times – Festival Tanjung Kelayang 2018 diselimuti dengan Parade Pelangi Budaya, Minggu (18/11). Atraksi ini menggunakan pasir putih Pantai Tanjung Kelayang sebagai medianya.
Parade Pelangi Budaya diikuti 40 peserta mayoritas merupakan produk asli Belitung, meski ada juga perwakilan dari wilayah lain seperti Boyolali, Kabupaten Bekasi, dan Jambi.
Parade yang menempuh jarak 3 kilo meter. Backgroundnya pun eksotis dengan ikon Belitung yang khas akan pasir putih, birunya air laut, Pulau Lengkuas, hingga Batu Garuda. Suasana pun semakin meriah dengan pengunjung yang memadati rute parade sebanyak 4.000 orang.
1. Parade Pelangi Budaya diawali delegasi Boyolali
Menampilkan Buto Gedrug dan Topeng Ireng yang sudah jadi kesenian khas masyarakat Boyolali. Arti dari Buto Gedrug sebagai gambaran raksasa hutan dan karakternya negatif. Kalau di jathilan, karakter ini diimbangi energi positif dari kuda lumpingnya.
Jika Tari Topeng Ireng memiliki filosofi ‘Toto Lempeng Irama Kenceng’. Artinya, hidup ini harus lurus dan bersemangat untuk meraih cita-cita. Ciri utama dari Topeng Ireng ini adalah mahkota dari bulu yang melambangkan kesederhanaan. Kostumnya terdiri dari rampek dan sompyok. Warna yang diadopsi merah, biru, dan hitam dengan hiasan payet.
Editor’s picks
Bagaimana tanggapanmu tentang budaya asli Boyolali?
2. Bekasi sumbang hiburan Tari Jaipong
Selain Boyolali, Kabupaten Bekasi juga memajang potensinya melalui Tari Jaipong. Pesan yang ingin disampaikan, citra positif Bekasi yang melestarikan tradisi dari leluhur. Tari Jaipong versi Bekasi ini dikolaborasikan dengan Lagu Ronggeng Menor dan Kalang Sunda. Kabid Pemasaran Pariwisata Dispar Kabupaten Bekasi Tri Cahyani menuturkan, Jaipong harus dilestarikan.
3. Si merah barongsai menambah daya tarik wisatawan
Selain dua budaya tersebut, Parade Pelangi Budaya menampilkan kesenian Barongsai dan Liong, pencak silat plus debus, kuda lumping, hingga tarian juga musik khas Bali.
Digelar 15 - 19 November 2018, Festival Tanjung Kelayang menjadi magnet penarik wisatawan efektif. Hingga Minggu (18/11), jumlah pengunjung mencapai sekitar 25.000 orang. Luar biasa!