Kominfo Gelar Digital Literasi Sekaligus Vaksinasi Awak Media 

Ada sekitar 5.227 awak media yang divaksin

Jakarta, IDN Times - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), dan Dewan Pers melaksanakan vaksinasi COVID-19 bagi awak media se-Jabodetabek. Vaksinasi selama tiga hari telah dilakukan terhadap 5.227 awak media di Hall Basket GBK Senayan.

Panitia tidak hanya memfasilitasi vaksin, tetapi juga menyelenggarakan berbagai diskusi, yang harapannya akan menjadi tambahan bekal bagi awak media tentang upaya menyosialisasikan pengetahuan seputar pandemik dan vaksinasi. Berikut beberapa diskusi yang kami rangkum dalam acara tersebut.

1. Peran aplikasi telehealth

Kominfo Gelar Digital Literasi Sekaligus Vaksinasi Awak Media Ilustrasi kesehatan mental. (Dok. Pixabay)

Digital literacy talks pertama bertajuk “Peranan Aplikasi Telehealth dalam Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan Mental selama Pandemi” menghadirkan  Adeline Hindarto (VP Government Relation & Public Affairs HaloDoc), Defryansyah Amin M.Psi. (Psikolog), Atwirlany Ritonga (Penyuluh Sosial Ahli Madya Asdep Pelayanan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Deputi Perlindungan Khusus Anak), dengan Moderator Indriatno Banyumurti (ICT Watch). 

Dalam diskusi tersebut dijelaskan bahwa kehadiran layanan telehealth telah menjadi salah satu solusi agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan terkait informasi dan layanan kesehatan tanpa melakukan kontak fisik.

Selain itu, para pembicara juga mendiskusikan bahwa pandemik telah mendorong peningkatan kasus kesehatan mental. Hadirnya beragam aplikasi telehealth dinilai sangat membantu masyarakat untuk tidak hanya mendapatkan informasi terkait kesehatan fisik, tapi juga informasi serta bantuan untuk kesehatan mental. 

Aplikasi telehealth yang melayani gangguan kesehatan mental menjadi alternatif dari upaya mengatasi stigma bagi individu yang ingin mencari pertolongan ketika mengalami gangguan mental. Diskusi ini memberikan masukan bahwa ada beberapa jalan untuk bisa mengatasi gangguan mental, seperti ibadah, meditasi, relaksasi, serta melatih pernapasan.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Digital, Kominfo Gandeng Facebook dan Siberkasi

2. Gaya bahasa yang sederhana lebih mudah diterima

Kominfo Gelar Digital Literasi Sekaligus Vaksinasi Awak Media Digital literacy talks Kominfo. (Dok. Kominfo)

Digital Literacy Talks berikutnya yang bertajuk “Peran Netizen dalam Penanganan COVID-19” menghadirkan Yosi Mokalu (Ketua Umum Siberkreasi), Dr. Tirta Mandira Hudhi (konten kreator), Firza Radiany (Pandemic Talks); dengan moderator Basra Amru (Tim Komunikasi Publik KPCPEN).

Dalam diskusi tersebut para pembicara menjelaskan bahwa, salah satu upaya agar pemerintah berhasil menyosialisasikan kebijakan vaksin COVID-19 adalah dengan cara menyederhanakan penggunaan gaya bahasa di media. Namun begitu, hal ini tidak boleh mengubah substansi dari pesan yang ingin disampaikan. 

Selain itu, para pembicara juga menyebutkan bahwa saat ini masyarakat perlu didorong agar memahami mana informasi yang benar dan mana yang bohong. Dengan begitu, masyarakat dan media bisa memberikan informasi yang benar.

3. Waspada hoax

Kominfo Gelar Digital Literasi Sekaligus Vaksinasi Awak Media Ilustrasi hoax (IDN Times/Sukma Shakti)

Diskusi Digital Literacy Talks berjudul “Strategi Kolaborasi Melawan Hoaks” yang menghadirkan Anthonius Malau (Koordinator Pengendalian Konten Internet KemKominfo); Dewi Sari (Mafindo); Dr. Andi Khomeni (KCPEN); dengan moderator Indriyatno Banyumurti (ICT Watch).

Diskusi ini mengungkapkan bahwa pemerintah aktif mengawasi konten-konten yang melanggar peraturan perundang-undangan dengan sistem kecerdasan artifisial. Dari data yang dimiliki Kominfo, sejauh ini ada 122 kasus yang sedang diproses kepolisian terkait berita hoax seputar COVID-19.

Informasi hoax seputar COVID misalnya meliputi sakit pascavaksin, tisu basah pengganti masker; menghirup uap panas sebagai cara terhindar dari COVID-19, vaksin mengandung microchip dan sebagainya. 

Kominfo juga mencatat hingga 30 Januari 2021, setidaknya ada 1.396 isu hoax mengenai mengenai COVID-19 dan 92 berita palsu terkait isu vaksin. Hoax tersebar dalam 2209 konten di media sosial. Adapun temuan konten hoax paling banyak terdapat di platform Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram.

“Sebanyak 1.926 konten sudah kami take down," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Senin (1/2/2021).

Johnny juga menjelaskan pihaknya bersama Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) terus melakukan upaya penanganan hoax di ruang digital dari hulu ke hilir. Mulai dari literasi kepada masyarakat terkait COVID-19 dan vaksin, pemberian klarifikasi terhadap hoax, hingga pembuatan kanal resmi. (CSC)

Baca Juga: Kominfo Lakukan Vaksin Massal sekaligus Adakan Digital Literacy Talks

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Ezri T Suro
  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya