Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan JAD Jateng dan Jatim

Dua tersangka merupakan pemimpin kelompok JAD

Jakarta, IDN Times - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri berhasil menangkap enam terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur dan Jawa Tengah dalam kurun waktu tiga hari, yakni pada 22, 23 dan 24 Agustus 2019 di tiga lokasi yang berbeda.

Dari enam orang tersebut, dua di antaranya melakukan pertemuan antarpimpinan JAD satu hari sebelum terjadinya bom di gereja dan Polrestabes Surabaya beberapa waktu lalu. 

1. Dua terduga teroris merupakan pemimpin kelompok JAD

Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan JAD Jateng dan JatimIDN Times/Kumi Laila

Dari keenam teroris yang dibekuk oleh tim Densus 88 dua di antaranya, Hari Setiawan (HS) dan Beni Luqman Hakim (BL) merupakan pimpinan kelompok JAD. HS adalah pimpinan atau amir JAD dan koordinator bidang hisbah di Madura, sementara BL merupakan amir Lamongan Jawa Timur.

Keduanya ditangkap pada Kamis (22/8). Penangkapan pertama dilakukan terhadap HS alias Abu Zufar (39).

"Dia amir (pemimpin) JAD Madura dan Koordinator Bidang Hisbah," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/8).

2. HS dan BL sering melakukan pertemuan dengan para pemimpin JAD

Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan JAD Jateng dan JatimIDN Times/Kumi Laila

Sebelum penangkapan dilakukan terhadap HS dan BL, keduanya beberapa kali melakukan pertemuan dengan para pimpinan JAD di Jatim, salah satunya pada 12 Mei di Islamic Center, Balongbendo, Sidoarjo.

"Keduanya ikut dalam pertemuan amir di Jawa Timur yang dilaksanakan di Balongbendo sehari sebelum kasus bom beberapa gereja di Surabaya dan suicide bomber satu keluarga di Polrestabes Surabaya," kata Dedi.

Baca Juga: Terduga Teroris Lamongan Hanya Keluar Rumah Saat Salat Subuh

3. HS kerap terlibat pelatihan terorisme

Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan JAD Jateng dan JatimIDN Times/Kumi Laila

Dedi juga menuturkan, HS diketahui telah mengikuti daurah alias pelatihan beberapa kali. Pada 2014 dia melakukan pelatihan di Sengkaling, Malang. Lalu tahun berikutnya melakukan pelatihan militer di Dau, Malang. Kemudian pada 2016 HS kembali teridentifikasi melakukan pelatihan di Lamongan.

"Keterlibatan HS pada 2014 di Sengkaling bersama Samsul Arifin alias Abu Umar (ditangkap 14 Mei 2018), Sutrisno alias Pak Tris (ditangkap 17 Mei 2018), Nurkholis alias Nur (ditangkap 17 Mei 2018), yang saat itu dimentori Abu Fida alias Abu Gar (ditangkap 19 Februari 2016) dari Ambon," terang Dedi.

4. Keterlibatan HS dan BL dalam misi terorisme

Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan JAD Jateng dan JatimDoc. Rifaldi

Sebagai pemimpin alias amir pada kelompok JAD, HS banyak terlibat dalam kegiatan yang diduga persiapan untuk melakukan aksi teror. Pada 2015 HS terlibat melakukan dauroh (pelatihan) bersama dengan Samsul Arifin alias Abu Umar yan ditangkap pada 14 Mei 2018, Sutrisno alias Pak Tris yang ditangkap pada 14 Mei 2018, Nurkholis alias Nur yang ditangkap pada 17 Mei 2018 dan Abu Fida selaku mentor dari pelatihan tersebut yang ditangkap Densus 88 pada pada 19 Februari 2016.

Selain melakukan dauroh pada 2015 di Dau, Kabupaten Malang. HS juga ikut dalam pertemuan Amir JAD wilayah Jawa Timur pada 12 Mei 2018.

Sementara keterlibatan BL dalam JAD, selain mengikuti pertemuan amir JAD se-Jatim, yakni melaksanakan pelatihan militer atau i’dad di Gunung Panderman bersama tersangka Romly yang ditangkap pada 19 Februari 2016.

5. Tiga terduga teroris lainnya turut diringkus

Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan JAD Jateng dan JatimIDN Times/Kumi Laila

Selain berhasil meringkus tersangka teroris yang merupakan dua pentolan kelompok JAD, Densus 88 juga berhasil melakukan penangkapan anggota JAD lainnya, tiga di antaranya ditangkap di Blitar pada Jumat (23/8). Mereka yakni Kurniawan Joko Wicaksono, Subagio, dan Iwan Puji Santoso alias Aslan.

Kemudian pada Sabtu (24/8) Densus 88 berhasil menangkap Yunus Trianto alias Nukud yang ditangkap di Magetan.

Dedi mengatakan, jaringan tersebut memang sudah mempersiapkan diri untuk melakukan amaliah (serangan) dengan sasaran utamanya adalah Polri. Kemudian memanfaatkan setiap momentum yang ada di setiap bulan. Untuk melakukan aksi amaliahnya tersebut, mereka juga melakukan tindakan kejahatan lainnya seperti pencurian toko mas dalam rangka  mencari dana untuk membeli peralatan bom, kemudian alat alat lain sebagai senjata untuk serangan pada aparat kepolisian maupun aksi terorisme lainnya.

Baca Juga: Polri Tangkap Teroris di Lamongan yang Terlibat Aksi Bom Thamrin

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya