Akibatkan Kecelakaan, PT KAI Larang Warga Berswafoto

PT KAI keluhkan aksi warga berswafoto di perlintasan KA

Surakarta, IDN Times – PT KAI Daops VI Yogyakarta melarang warga masyarakat melakukan swafoto di sekitar perlintasan kereta api (KA). Larangan tersebut dikeluarkan menyusul banyaknya korban yang tersambar kereta akibat aksi nekat warga mengambil gambar dari dekat saat kereta api melintas.

1. Akibatkan korban jiwa

Akibatkan Kecelakaan, PT KAI Larang Warga BerswafotoIDN Times/Holy Kartika

Manager Humas Daops VI Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan jika dari bulan Januari hingga Agustus 2019, terdapat belasan korban yang meninggal akibat tindakan nekat warga yang melakukan swafoto di sekitar perlintasan.

“Ada belasan korban di tahun ini, kecelakaan kebanyakan akibat orang melakukan selfie di pinggir rel, data itu dari bulan Januari hingga Agustus,” ujarnya saat dijumpai di Stasiun Purwosari, Solo, Sabtu (31/8).

Eko tak menampik, banyaknya warga yang menggunakan media sosial ditambah dengan minimnya edukasi bagi masyarakat mengakibatkan korban bertambah. Terlebih, banyak dari masyarakat terutama kalangan muda tidak mengindahkan keselamatan saat berswafoto atau mengabadikan kedatangan KA tersebut.

“Jadi fenomena sekarang ini, kita lihat kalau ada kereta api kan harusnya menghindar, dan ini malah mendekat dan mengambil gambar,” jelasnya.

Baca Juga: Lagi Hitung Uang di Rel, Jukir Tewas Tersambar Kereta Api

2. Ingin viral

Akibatkan Kecelakaan, PT KAI Larang Warga BerswafotoPexels/Ronê Ferreira

Menurut Eko, tingginya tingkat kecelakaan tersebut disebabkan oleh keinginan masyarakat yang ingin terkenal dalam waktu singkat. Mereka memilih untuk melakukan adegan yang membahayakan kemudian diunggah di media massa untuk mengundang komentar dan like yang banyak.

Hal tersebut ia ketahui dari beberapa temuan postingan dari warga di media sosial, yang melanggar aturan, seperti mengendarai sepeda motor di tengah rel, bergelantungan di jembatan KA, hingga berswafoto saat KA melintas.

“PT KAI itu sangat prihatin dengan kondisi saat ini, jadi banyak anak-anak yang menggunakan smartphone itu melakukan selfie, dan tak tanggung-tanggung karena ingin viral terus akhirnya itu tidak memperhatikan keselamatan,” kata Eko.

3. Dilarang mengajak anak bermain di sekitar perlintasan KA

Akibatkan Kecelakaan, PT KAI Larang Warga BerswafotoIND Times/Larasati Rey

Meski sudah terdapat tanda larangan, namun banyak orang tua yang tidak peduli terhadap keselamatan anak. Fenomena ini juga banyak ditemui terutama menjalang petang. Banyak orang tua yang mengajak anaknya melihat kereta sembari menyuapi sang buah hati. Menurut Eko, kebiasaan masyarakat seperti ini perlu diubah karena membahayakan keselamatan anak, jika sang orang tua terlena.

“Di sekitar stasiun seperti di Lempuyangan, Gawok, juga lainnya banyak dijumpai masyarakat kalau sore hari mengajak anaknya melihat kereta sambil ndulang (menyuapi). Nah hal tersebut sangat membahayakan anaknya bisa lari ke sana kemari,” jelas Eko.

Selain menempatkan papan larangan, PT KAI juga melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbagi program, di antaranya kegiatan Direksi Mengajar, kunjungan ke sekolah, hingga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan setempat. Selain itu, PT KAI juga menempatkan petugas dari stasiun terdekat untuk mengawasi kawasan perlintasan KA.

4. Hiburan murah meriah

Akibatkan Kecelakaan, PT KAI Larang Warga BerswafotoIDN Times/Larasati Rey

Bagi sejumlah warga, melihat kereta api melintas adalah hiburan yang murah meriah. Selain itu, aktivitas tersebut juga sekaligus mengenalkan moda transportasi KA kepada anak-anak. Salah seorang warga Ismawati (32) warga Gatak, Sukoharjo mengaku setiap akhir pekan selalu mengajak anaknya melihat kereta pada sore hari. Selain dekat dengan rumah, kegiatan melihat KA melintas menjadi hiburan bagi sang anak.

“Di sini kan kalau sore enak, sembari liat kereta sekalian ndulang (menyuapi) bawa makanan dari rumah dan habis banyak juga makannya, daripada jauh-jauh,” ungkapnya.

Isma mengaku senang ketika melihat sang anak teriak-teriak saat kereta api melintas. Nampaknya, kegiatan melihat kereta api melintas tak hanya dilakukan baru-baru saja, sejak dirinya kecil juga sering diajak oleh orang tuanya melihat kereta di sore hari.

“Saya dulu juga, sama mbah ke sini lihat kereta. Dulu malah lebih banyak dari ini,” jelasnya.

Disinggung soal keselamatan anak, Isma mengaku tetap ada kekhawatiran saat kereta melintas. Untuk menyiasatinya ia selalu memegangi anaknya saat KA melintas.

Baca Juga: Rawan Laka, PT KAI Ingin Tutup Palang Pintu Kereta Liar di Karawang

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya