Dampak Shutdown, Ekspor Pakaian ke Tiongkok Berkurang Hingga Rp 1,4 M
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times - Dampak virus Corona atau COVID-19 yang terjadi di China karena melakukan aksi shutdown mengakibatkan ekspor Indonesia berkurang hingga Rp1,4 Milyar.
Baca Juga: Virus Corona, Penumpang di Bandara Solo Turun Lebih dari 50 Persen
1. Ekspor pakaian ke China terganggu
Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Lilik Setiawan, jika sudah empat tahun terakhir ini, Indonesia telah melakukan ekspor pakaian ke China. Ekspor tersebut didominasi pakaian jadi.
Ekspor tersebut dipengaruhi mulai dilakukan lantaran padatnya penduduk China, sehingga mengakibatkan China tidak mampu memproduksi industri padat karya dan memilih untuk mengimpor dari negara lain.
“Mungkin belum banyak yang mengetahui jika 3 hingga 4 tahun terakhir Indonesia sudah mengkespor pakaian ke China," katanya, Jumat (20/3).
2. Banyak pesanan ditunda
Berkurangnya jumlah ekspor ini diakui menurut Lilik, lantaran China melakukan banyak penundaan pembelian dari Indonesia. Ia berharap situasi ini tidak semakin berlarut, karena dapat berdampak pada proses produksi di Indonesia.
“Ini bukan dibatalkan, jika Mei-Juni buka kan dapat dikirim juga. Kalau ditanya prosentasi turun berapa persen kami gak bisa menjawab karena orderan itu bukan dibatalkan, hanya dipending," lanjutnya.
Untuk mengatasi keadaan pihaknya sudah mengambil beberapa langkah diantaranya menghimbau kepada para pengusaha untuk lebih berhati-hati dan mengalihkan produksi pada sektor lain.
"Otomatis kami mengimbau agar berhati-hati menyikapi situasi ini supaya melakukan produksi yang tidak terlalu menurun sekali dengan harapan dapat menyelesaikan lebaran ini dulu dan tidak terganggu," jelasnya.
3. Pangsa pasar China tinggi
Lebih lanjut, Lilik mengakui jika pangsa pasar China sangat menjanjikan. Nilai ekspor yang mencapai ke negeri Tirai Bambu tersebut mencapai RP1,2 M hingga Rp1,4 M.
“Jika ekspor kita pada 2019 sekitar 12.98 Milyar US Dollar. Itu 100 persen, 12 persennya masuk ke China. Saya tidak bisa bicara besaran yang pasti dalam arti kita dampak Corona kena berapa persen tapi yang jelas saat ini China shutdown berarti kita sudah tidak bisa kirim yang 12 persen ini,"ungkapnya.
Baca Juga: Terimbas Virus Corona, PHRI Jateng Minta Keringanan Pajak!