Warga Bantaran Ciliwung: Naturalisasi Sungai Cuma Bikin Banjir Pindah

Buruknya manajemen pembuangan sampah sekitar Kali Ciliwung

Jakarta, IDN Times – Warga bantaran Kali Ciliwung di Jalan Kebon Pala, Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur, masih dihantui potensi bencana banjir yang tiap tahun selalu melanda kawasan permukiman padat penduduk tersebut. Hal ini disebabkan buruknya manajemen pembuangan sampah di sekitar dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah langsung ke Kali Ciliwung.

Meskipun pekan lalu petugas gabungan dari UPK Badan Air dan Dinas Sumber Daya Air telah melakukan pembersihan daratan buatan yang disebut sebagai 'reklamasi' Kali CIliwung, namun masih terlihat tumpukan sampah yang menyumbat saluran air di pinggiran kali.

Berikut laporan tim IDN Times dari lokasi bantaran Kali Ciliwung.

1. Dangkalnya kali membuat potensi banjir meningkat

Warga Bantaran Ciliwung: Naturalisasi Sungai Cuma Bikin Banjir PindahIDN Times/Lazuardi Putra

Menurut pantauan IDN Times pada Sabtu (24/8) siang, tampak Kali Ciliwung sangat dangkal dan hampir kering. Hal ini juga disebabkan endapan lumpur dan sampah di dasar kali sehingga pada musim penghujan masih sering terjadi banjir setinggi dua meter.

“Zaman dulu kali ini mungkin 3 meter saja ada, tapi sekarang paling hanya berapa sentimeter doang saking dangkalnya. Kalau gak dikeruk cepat-cepat ya, banjir terus,” ujar Abdul Majid, Ketua RW 07 Kelurahan Kampung Melayu.

Baca Juga: 3 Kawasan di Jakarta Selatan Banjir, Apa Kabar Turap Ciliwung?

2. Setelah ada program Naturalisasi Sungai, banjir pindah ke daerah Kebon Pala

Warga Bantaran Ciliwung: Naturalisasi Sungai Cuma Bikin Banjir PindahIDN Times/Lazuardi Putra

Banjir yang kerap melanda kawasan Kampung Melayu setiap tahun ini, dinilai tidak separah banjir pada tahun-tahun terdahulu. Banjir yang terparah yang pernah dirasakan oleh warga Kebon Pala Tanah Rendah adalah pada 1996, 2002, dan 2007, hingga mencapai 5 meter dan bertahan hingga 2-3 hari.

Kebanyakan warga memilih untuk tetap bertahan di rumah, namun itu hanya berlaku bagi warga yang memiliki rumah dua lantai. Sebagian warga diungsikan ke dataran yang lebih tinggi. Biasanya pengungsian sementara berada pada sekolah-sekolah di sekitar kelurahan Kampung Melayu.

Meski demikian, warga mengaku belum merasakan dampak program naturalisasi sungai yang digagas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menanggulangi masalah banjir.

“Dulu banjir terparah ya ada di Kampung Pulo. Sekarang setelah dibuat naturalisasi sungai, banjirnya ya pindah kemari,” kata Majid.

3. Warga mengaku buang sampah ke kali karena tak memiliki tempat pembuangan

Warga Bantaran Ciliwung: Naturalisasi Sungai Cuma Bikin Banjir PindahIDN Times/Lazuardi Putra

Warga Tanah Rendah mengaku kecewa dengan masalah sampah di bantaran Kali Ciliwung yang hingga saat ini belum terselesaikan. Warga mengaku tidak memiliki tempat pembuangan sampah atau pelbak di sekitar wilayah tersebut, sehingga warga terpaksa membuang sampah ke sungai.

Peran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai belum maksimal dalam mengatasi permasalahan sampah di bantaran Kali Ciliwung di Kampung melayu ini.

“Kalau ada pelbak di sini kan, saya yakin warga buangnya ke sono gak ke kali langsung. Sebagian warga ada juga yang buang sampah ke atas, tapi kan jauh,” tutur Rohimin (46), warga Kebon Pala Tanah Rendah RT 14 RW 7, menjawab soal manajemen sampah di permukiman tersebut.

Baca Juga: Kali Ciliwung Meluap, Ini Titik Banjir di Jakarta Timur dan Selatan

4. Wacana Pemprov DKI bangun gorong-gorong saluran air baru akan terealisasi

Warga Bantaran Ciliwung: Naturalisasi Sungai Cuma Bikin Banjir PindahIDN Times/Lazuardi Putra

Warga sekitar mengaku lega pada akhirnya pembangunan gorong-gorong atau got saluran air terealisasi. Majid mengungkapkan, wacana pembangunan ini sudah ada sejak satu tahun lalu dan pernah dilakukan sosialisasi oleh Pemprov DKI, namun menurut dia anggarannya belum turun sehingga baru dilakukan sekarang.

Gorong-gorong yang nantinya diharapkan dapat memperlancar saluran pembuangan air dan dapat meminimalisir bencana banjir yang selalu datang setiap satu tahun sekali ini. Selanjutnya, warga meminta pemerintah untuk membangunkan tempat pembuangan sampah atau pelbak di sekitar wilayah Tanah Rendah. Namun, setelah ditinjau ulang kurangnya lahan menjadi kendala pembangunan pelbak tersebut.

Baca Juga: Program Naturalisasi Sungai Ciliwung Ala Anies Dinilai Tak Tepat

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya