1 dari 3 Remaja Punya Masalah Mental, KemenPPPA: Perlu Upaya Bersama

KemenPPPA dorong tingkatkan kapasitas tenaga layanan

Jakarta, IDN Times - Masalah kesehatan mental anak dan remaja merupakan isu yang perlu diperhatikan keluarga. Pemerintah daerah dan pihak terkait dituntut memiliki pemahaman untuk mencegah dan menangani masalah mental terhadap anak dan remaja.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Rohika Kurniadi Sari mengatakan, isu kesehatan mental banyak dialami anak saat ini.

"Oleh karenanya, hal ini harus menjadi perhatian dalam upaya pencegahan dan penanganannya, khususnya bagi para pemerintah daerah dan tenaga layanan yang mengampu substansi perlindungan dan pemenuhan hak anak,” kata Rohika dalam keterangan tertulis, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Mengapa Kesehatan Mental Penting?

1. Satu dari tiga remaja punya masalah mental

1 dari 3 Remaja Punya Masalah Mental, KemenPPPA: Perlu Upaya Bersamahttps://unsplash.com/@martzzl

Rohika menyampaikan, menurut data Survei Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022, satu dari tiga remaja (34,9 persen) atau setara dengan 15,5 persen juta remaja Indonesia memiliki satu masalah kesehatan mental.

Sedangkan satu dari 20 remaja (5,5 persen) atau setara dengan 2,45 juta remaja Indonesia memiliki satu gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga: Kasus Orang Tua Bunuh Anak, Perlu Ada Bantuan untuk Kesehatan Mental

2. Layanan Puspaga untuk konseling awal

1 dari 3 Remaja Punya Masalah Mental, KemenPPPA: Perlu Upaya BersamaKunjungan KemenPPPA pada korban paedofilia asal PadangDeputi Perlindungan Anak, Nahar mengunjungi TR di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Selasa (3/11). (Dok. Humas KemenPPPA)

Untuk melindungi kesehatan mental anak dan remaja, kemenPPPA memiliki layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang menjadi garda terdepan melakukan layanan konseling awal. Saat ini, terdapat 257 layanan Puspaga di Indonesia.

"PUSPAGA dapat mengarahkan apakah perlu segera melakukan layanan kesehatan mental dan psikososial agar anak yang mengalami masalah kesehatan mental jangan sampai bertambah,” kata Rohika.

Baca Juga: 5 Pemicu Milenial dan Gen Z Gampang Kena Masalah Mental

3. Bimbingan teknis bahas kesehatan mental dan psikologis anak

1 dari 3 Remaja Punya Masalah Mental, KemenPPPA: Perlu Upaya BersamaKegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Modul Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial bagi Anak dan Keluarga di 11 kabupaten atau kota di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 8-11 Mei 2023, oleh KemenPPPA (Dok. KemenPPPA)

Melihat fenomena masalah kesehatan mental itu, KemenPPPA melalui Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Modul Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial bagi Anak dan Keluarga di 11 kabupaten atau kota di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 8-11 Mei 2023.

Bimtek ini, kata Rohika, berupaya meningkatkan pengetahuan dalam melakukan mitigasi risiko kekerasan berbasis gender (KBG) dan pemahaman tentang Protection from Sexual Exploitation and Abuse atau PSEA (Perlindungan dari Eksploitasi Seksual).

Bukan hanya itu, risiko perlakuan salah seksual (PEPSS), serta kaitannya dengan kekerasan berbasis gender juga bisa lebih dikenali.

“Melalui Bimtek ini, Provinsi Sulawesi Selatan akan memiliki sumber daya fasilitator yang dapat menyampaikan upaya-upaya mengenali masalahan kesehatan mental dan melakukan layanan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang banyak diharapkan dari Puspaga. Hal ini bertujuan agar anak yang mengalami masalah kesehatan mental tidak bertambah dan diharapkan 80 juta anak Indonesia bisa terselamatkan. Anak terlindungi, Indonesia Maju," kata Rohika.

Baca Juga: Perbedaan Kesehatan Mental dan Kekuatan Mental, Ini Kata Pakar

4. Cara yang bisa diterapkan saat berkomunikasi dengan remaja

1 dari 3 Remaja Punya Masalah Mental, KemenPPPA: Perlu Upaya BersamaPara remaja Masjid Al Furqan, Gampong Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh ketika membangunkan sahur warga dengan bersyair (IDN Times/Saifullah)

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-Dalduk KB) Sulsel, Andi Mirna mengatakan, kesehatan mental dapat mempengaruhi masa depan anak dan remaja sebagai individu.

Kondisi kesehatan mental seorang anak juga akan memberi dampak terhadap dinamika keluarga dan dalam bermasyarakat.

“Dukungan kesehatan mental untuk remaja yang harus diberikan agar mereka lebih percaya diri," kata dia.

Andi mengatakan, ada empat cara yang dapat diterapkan ketika berkomunikasi dengan remaja, di antaranya:

(1) Mendorong remaja agar mau mengungkapkan perasaannya
(2) Meluangkan waktu untuk hadir bagi anak remaja
(3) Menyelesaikan konflik dengan duduk bersama dan mendengarkan pandangan anak
(4) Memberi pemahaman agar anak menjaga kesehatannya dan kebahagiaan diri sendiri.

Baca Juga: 10 Penyebab Sakit Punggung pada Anak-anak dan Remaja

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya