66 Tahun Hidup di Jakarta, Nenek Ini Baru Rasakan Banjir Sekarang 

Armah mulai merasakan banjir pada awal tahun baru 2020

Jakarta, IDN Times - Mpo Armah, begitulah namanya tertulis di depan warung gado-gado miliknya. Nenek 66 tahun ini menceritakan pengalamannya merasakan banjir di usia tua. Banjir melanda Kampung Bayur Cipinang Melayu, Jakarta Timur pada Minggu (23/2) kemarin. Banjir terjadi karena meluapnya Kali Sunter setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut.

Armah mengatakan, ini adalah kali ketiga dia mengalami banjir selama hidup dan tumbuh di Kampung Bayur Cipinang. Armah tinggal di RT 6 RW 4, rumahnya yang berada di posisi lebih tinggi dibanding RT lainnya, sebelumnya selalu selamat dari banjir, tapi tahun ini tidak.

"Saya dari kecil tinggal di sini gak pernah, baru kemarin tanggal 1 (tahun baru) saya bengong aja, pertama kali," kata dia saat ditemui IDN Times, Senin (24/2).

Baca Juga: Jakarta Banjir Lagi, 2.393 Warga Mengungsi, Terbanyak Jaktim-Jakut

1. Pertama kali alami banjir pada tahun baru 2020

66 Tahun Hidup di Jakarta, Nenek Ini Baru Rasakan Banjir Sekarang (IDN Times/Dimas Fitra Dirgantara)

Banjir pada Minggu (23/2) kemarin menjadi banjir ketiga yang terjadi di kampung Armah sejak awal 2020. Kendati air tidak langsung masuk ke dalam rumahnya, namun rumah tetangga-tetangganya di RT 04 dan RT 05 terendam banjir.

Armah pun akhirnya merasakan yang namanya kebanjiran. "Oh kayak begini kebanjiran," kata dia sembari membuat gado-gado pesanan pelanggannya.

Nenek Armah mengaku pertama kali merasakan banjir pada saat tahun baru 2020. 

2. Wilayah yang kini sering banjir dulunya adalah sawah

66 Tahun Hidup di Jakarta, Nenek Ini Baru Rasakan Banjir Sekarang (IDN Times/Dimas Fitra Dirgantara)

Armah bercerita, area yang kini sering terkena banjir dulunya merupakan sawah. Dulu, kawasan Kampung Bayur Cipinang Melayu hanya akan mengalami banjir jika Kali Sunter meluap. 

"Saya orang sini dari kecil, ibu bapak di sini gak pernah banjir tapi memang dulunya kayak lautan kalau banjir itu," ujar dia.

3. Sawah telah hilang berganti menjadi rumah warga

66 Tahun Hidup di Jakarta, Nenek Ini Baru Rasakan Banjir Sekarang Pemandangan RT di bawah rumah Nenek Armah di Kampung Bayur Cipinang Melayu, Jakarta Timur (IDN Times/Lia Hutasoit)

Namun, karena Jakarta terus berkembang dan membangun, sawah di kawasan Kampung Bayur Cipinang Melayu telah berubah menjadi rumah-rumah warga yang kini menjadi RT 04 dan RT 05.

Meski kawasan tempat tinggalnya baru terkena banjir, namun menurut Armah, banjir telah membuat warga mengalami banyak kesulitan. 

"Lama-lama satu per satu orang pada bangun (rumah), sekarang giliran banjir pada ribet orang. Tadinya sawah dibangun. Kalau saya mah orang sini tahu," katanya.

Baca Juga: Banjir di Cipinang Melayu, Warga Minta Anies Normalisasi Kali Sunter  

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya