Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian Mengkhawatirkan

Dinkes DKI bahkan sebut situasi ini seperti Deja Vu

Jakarta, IDN Times – Lonjakan kasus COVID-19 di DKI Jakarta kian hari semakin mengkhawatirkan. Sinyal adanya gelombang kedua serta alarm darurat COVID-19 makin menandakan kondisi saat ini butuh tindak lanjut segera.

Melansir dari situs resmi COVID-19 DKI Jakarta yakni https://corona.jakarta.go.id/id, hingga Senin (14/6/2021) ada 448.071 kasus positif di DKI Jakarta dan 17.444 kasus aktif di DKI Jakarta. Dalam waktu 24 jam ada 2.769 kasus positif baru dan 1.820 kasus aktif baru di Ibu Kota.

IDN Times mencatat peningkatan kasus di DKI Jakarta selama empat hari terakhir tak pernah di bawah angka 2 ribu kasus. Pada, 10 Juni 2021 bertambah 2.096 kasus, 11 Juni 2021 bertambah 2.293 kasus, kemudian 12 Juni 2021 bertambah 2.455 kasus dan 13 Juni 2021 bertambah 2.769 kasus.

1. Anies sebut DKI Jakarta bakal masuk fase genting

Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian MengkhawatirkanGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi inspektur Apel Patroli Skala Besar Gabungan pada Minggu (13/6/2021) malam (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam persiapan Apel Patroli Skala Besar Gabungan pada Minggu (13/6/2021) malam mengungkapkan bahwa pihaknya mungkin akan menggambil langkah dengan menarik rem jika kondisi tak terkendali. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu bahkan sudah memperkirakan bahwa DKI akan masuk ke fase genting.

"Bila kondisi sekarang tak terkendali, kita akan masuk fase genting, dan jika fase itu terjadi maka kita harus ambil langkah drastis seperti yang pernah dialami bulan September lalu dan Februari lalu. Kita inginkan peristiwa itu tak berulang," kata Anies saat memimpin apel Pendisiplinan Penegakan PPKM Mikro DKI Jakarta di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021) malam.

Baca Juga: Jika COVID-19 di DKI Tak Terkendali, Anies Bakal Tarik Rem Darurat

2. Peningkatan dari 11.500 kasus aktif menjadi 17.400

Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian MengkhawatirkanGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi inspektur Apel Patroli Skala Besar Gabungan pada Minggu (13/6/2021) malam (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Dalam apel gabungan semalam, Anies mengatakan bahwa Positivity rate di Jakarta meningkat yang pada pekan lalu 9 persen, hari ini menjadi 17 persen.

“Dalam beberapa hari ini kita saksikan pertambahan kasus covid dengan lonjakan amat tinggi, data menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir kasus aktif di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2021 adalah 11.500, dan pada hari ini (Minggu) jadi 17.400. Dalam sepekan telah terjadi peningkatan 50 persen," ujarnya.

Anies mengungkapkan bahwa saat ini DKI Jakarta sedang memasuki babak baru dalam penanganan pandemik COVID-19.

3. Situasi pandemik DKI Jakarta saat ini seperti Deja Vu tahun 2020

Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian MengkhawatirkanANTARA FOTO/Arnas Padda

Sebelumnya, bahkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Lies Dwi menyyebut hal ini bagai "Deja vu" pada 2020. Dia mengklaim bahwa DKI sudah mengantisipasi kasus COVID-19 sejak Januari 2020, sebelum kasus COVID-19 pertama resmi diumumkan pemerintah pada Maret 2020.

"Kita dengan COVID-19 sudah antisipasi dari Januari 2020. Jadi kita sudah lihat kembali ke kondisi 'Deja vu' pada tahun lalu di periode yang sama," kata Lies seperti dikutip melalui akun YouTube Lapor COVID-19, Senin (14/6/2021).

Lalu, bagaimana DKI Jakarta menyikapi lonjakan kasus ini? Lies mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi peningkatan kasus, harus ada peningkatan kapasitas isolasi dan perawatan juga.

“Dulu di periode sebelumnya ada kasus tinggi kapasitas perawatan bisa menyentuh di 1.150, itu periode di bulan awal tahun ini. Saat ini kita kembali akan tingkatkan kapasitas tersebut," jelas Lies.

Hal itu kata dia dilakukan agar bisa mendukung fasilitas kesehatan, walau demikian hal itu tidak bisa jadi upaya utama yang diandalkan.

“Karena kita tak boleh biarkan orang sakit lain terlantar karena faskes dipake untuk COVID saja. Jangan sampai faskes di RS kita dedicated hanya COVID saja, karena ini bisa telantarkan pasien lain," ujarnya.

Dia mengatakan skenario lainnya yang dilakukan DKI adalah dengan menyiapkan tempat isolasi bukan di rumah sakit.

“Sudah ada skenario yang kita lakukan, ada tiga skenario yang disiapkan DKI kepada mereka yang tidak bergejala, dan tentu tracing juga harus ditingkatkan oleh kita bersama," ungkap Lies.

4. Dua faktor yang berpengaruh, yakni human behaviour dan karakter virus

Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian MengkhawatirkanPakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D dalam Ngobrol Seru: 100 Hari Pandemik Global (Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono lewat akun Twitter pribadinya @drpriono1 menjabarkan bahwa potensi lonjakan kasus yang tinggi sudah pernah dibicarakan sebelumnya oleh Tim pandemik Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan bukan hanya untuk Jakarta saja.

Pandu menuliskan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh pada potensi lonjakan kasus yang tinggi.

“Dua faktor yg berpengaruh Human Behaviour & Karakter Virus,” tulis dia seperti dikutip, Senin.

Prediksi terjadi karena kebijakan yang ada tidak cepat dan akurat. Pandu mengatakan bahwa pilihan mitigasi terbatas, vaksinasi sebanyak-banyak bagi penduduk lansia di wilayah terdampak bisa jadi salah satu solusi.

 

5. Kasus COVID-19 di DKI kata anggota DPRD seperti bola pingpong

Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian MengkhawatirkanRelawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sedangkan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak melihat peningkatan kasus yang saat ini terjadi karena penularan libur panjang kemarin dan bukan dari DKI Jakarta sendiri. Dia mengambarkannya bagai bola pingpong.

“Kalau kasus naik lebih karena penularan di rumah,” kata dia kepada IDN Times.

Gilbert mengutarakan jika berkaca pada momen mudik Idul Fitri 2021, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah terbilang maksimal dalam berupaya mencegah mobilitas warga, namun dia tidak menampik bahwa sebagian warga sulit diatur.

“Sekarang masalahnya mereka bawa penyakit kemari, dan bagaimana kita mencegah kasus tidak bertambah. Itu hanya dengan pengawasan ketat prokes 3M,” ujarnya.

Gilbert memang mengakui saat ini penerapan protokol kesehatan di DKI Jakarta terbilang longgar.

“Prokes di DKI agak longgar. Kita lihat bus TJ yang milik DKI tapi penumpangnya tidak disiplin dan boleh naik,” ujarnya.

6. Ini 25 kelurahan di Jakarta dengan kasus aktif COVID-19 tertinggi

Alert! Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Kian MengkhawatirkanSeorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta ini berasal dari 265 kelurahan di Ibu Kota. Berikut adalah daftar 25 kelurahan dengan pasien COVID-19 terbanyak di DKI Jakarta per Senin (14/6/2021).

Kapuk, Jakarta Barat : 285 kasus
Cengkareng Timur, Jakarta Barat : 194 kasus
Pademangan Timur, Jakarta Utara : 187 kasus
Lubang Buaya, Jakarta Timur : 180 kasus
Kebon Jeruk, Jakarta Barat : 162 kasus
Duri Kosambi, Jakarta Barat : 160 kasus
Palmerah, Jakarta Barat : 156 kasus
Jagakarsa, Jakarta Selatan : 152 kasus
Pejagalan, Jakarta Utara : 144 kasus
Srengseng, Jakarta Barat : 136 kasus
Penjaringan, Jakarta Utara : 131 kasus
Penggilingan, Jakarta Timur : 129 kasus
Pondok Pinang, Jakarta Selatan : 128 kasus
Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur : 128 kasus
Tegal Alur, Jakarta Barat : 123 kasus
Pondok Kelapa, Jakarta Timur : 121 kasus
Semper Barat, Jakarta Utara : 119 kasus
Sunter Jaya, Jakarta Utara : 119 kasus
Pegadungan, Jakarta Barat : 115 kasus
Ciracas, Jakarta Timur : 114 kasus
Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur : 113 kasus
Ciganjur, Jakarta Selatan : 110 kasus
Cengkareng Barat, Jakarta Barat : 109 kasus
Sunter Agung, Jakarta Utara : 107 kasus
Bambu Apus, Jakarta Timur : 104 kasus

Baca Juga: Jokowi ke Anies: 7,5 Juta Penduduk DKI Harus Selesai Vaksinasi Agustus

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya