Anak Sering Nonton Pornografi Bisa Membuat Kecanduan dan Temperamen

Orang dewasa punya kognitif lebih matang

Jakarta, IDN Times - Psikolog Klinis dan Co-Founder Ohana Space Veronica Adesla mengatakan, pengaruh buruk menonton pornografi terhadap perilaku seseorang perlu diidentifikasi dengan melihat sejak usia berapa seseorang menonton tayangan porno.

“Karena paparan tayangan pornografi di usia remaja memang damage-nya akan lebih besar di kognitif, karena secara perkembangan kognisi di usia tersebut belum optimal, kan namanya masih berkembang remaja,” ujar Veronica saat dihubungi IDN Times, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Begini Cara Mencegah Pornografi dan Pelecehan Seksual di Internet

1. Sering menonton pornografi akan membuat kecanduan atau membuat jadi temperamen

Anak Sering Nonton Pornografi Bisa Membuat Kecanduan dan TemperamenIlustrasi penggunaan gadget (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Veronica menjelaskan, saat terpapar tayangan porno dan tidak sekali melihat atau menonton, akan membuat ada bagian otak yang terpengaruh, yang bisa berdampak negatif seperti kecanduan.

“Atau bisa secara temperamen lebih cepat marah, sensitif itu memang berdampak,” ujarnya.

2. Orang dewasa punya kognitif lebih matang

Anak Sering Nonton Pornografi Bisa Membuat Kecanduan dan TemperamenIlustrasi gawai/ponsel. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Hal ini akan terlihat berbeda pada orang dewasa yang baru menonton porno saat usia lepas anak atau remaja.

“Penerimaan di kognitif lebih matang,” ujarnya.

Hal ini membuat dampak negatif kemungkinan lebih kecil, karena seharusnya otak sudah berkembang mampu membedakan mana yang salah secara moral dan yang tidak.

3. Kemajuan teknologi dan akses pornografi

Anak Sering Nonton Pornografi Bisa Membuat Kecanduan dan TemperamenIlustrasi Pornografi. IDN Times/Sukma Shakti

Pendiri Yayasan Sejiwa, Diena Haryana dalam  keterangan resmi di situs KemenPPPA menjelaskan, sebanyak 95,1 persen remaja SMP dan SMA di 3 kota besar di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Aceh telah mengakses situs pornografi dan menonton video pornografi lewat internet. Dari jumlah itu, 0,48 persen di antaranya diketahui teradiksi ringan dan 0,1 persen teradiksi berat, data itu adalah himpunan dari Kemenkes dan Kemendikbud pada 2017.

Hal ini menjadi tanda semakin canggih teknologi digital di suatu wilayah, maka semakin mudah bagi anak-anak untuk mengakses pornografi. Rasa jenuh, kesepian, marah, stres, dan lelah seringkali menjadi faktor penyebab anak mengakses konten negatif di internet.

Baca Juga: Pornografi Bahaya untuk Perkembangan Otak Anak, Ini Cara Mencegahnya

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya