Banjir DKI Terus Berulang, Karena Teknologi Pengendalian Tak Memadai?

Saat banjir pada 2007 sebanyak 276.333 warga mengungsi

Jakarta, IDN Times - Jakarta dan banjir sudah melekat sejak lama. Sejarah mencatat, bencana banjir besar pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1621, 1654, 1918, 1942, 1976, 1996, 2002, dan 2007, 2013, 2015, 2020, dan 2021.

Almarhum Sutopo Purwo Nugroho, yang pernah menjadi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam jurnalnya saat menjadi peneliti di Pusat Teknologi Pengelolaan Lahan, Wilayah dan Mitigasi Bencana BPPT, menulis analisis dari salah satu momen banjir di Jakarta, tepatnya pada 2007.

Baca Juga: Soroti Banjir, Ini 5 Catatan PSI pada Kadis SDA Baru DKI Jakarta

1. Banjir Jakarta karena teknologi pengendalian banjir kurang memadai

Banjir DKI Terus Berulang, Karena Teknologi Pengendalian Tak Memadai?Warga mendorong sepeda motornya melintasi banjir di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). Banjir tersebut disebabkan karena curah hujan tinggi sejak Jumat (19/2) malam (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dalam jurnal yang berjudul "Analisis Curah Hujan Penyebab Banjir Besar di Jakarta pada Awal Februari 2007," Sutopo menuliskan perbedaan banjir yang terjadi di tahun sebelumnya. Pada periode 1970-an, banjir di Jakarta disebabkan karena faktor utama yakni alam.

Kemudian, dimensi banjir menjadi lebih besar setelah adanya perkembangan kawasan yang tak didukung dengan teknologi pengendalian banjir. 

"Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir, seperti sungai, poulder, pintu pengatur, bendung, dan sebagainya," tulis Sutopo seperti dilansir IDN Times, Kamis (25/2/2021).

2. Ada 276.333 pengungsi saat banjir pada 2007

Banjir DKI Terus Berulang, Karena Teknologi Pengendalian Tak Memadai?Ilustrasi banjir. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Berdasarkan Data yang disajikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, pada banjir 2007, ada 48 korban meninggal dengan total pengungsi mencapai 276.333 orang.

Selain itu, ada 995 RW yang tergenang dengan luas area tergenang mencapai 455 kilometer kubik.

3. Penyebab banjir pada 2007

Banjir DKI Terus Berulang, Karena Teknologi Pengendalian Tak Memadai?Ilustrasi Suasana Hujan di Perkotaan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sutopo dalam jurnalnya ini menyebutkan bahwa banjir besar pada periode akhir Januari hingga awal Februari 2007, disebabkan oleh curah hujan pada 29 Januari hingga 2 Februari 2007.

Berdasarkan pengamatan data meteorologi, tinggi curah hujan tersebut disebabkan oleh tekanan udara rendah di Australia bagian utara dan adanya daerah pertemuan angin (ITCZ) pada posisi di sekitar laut Jawa hingga Laut Banda, kemudian naiknya suhu muka laut sepanjang ITCZ meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Selain itu, juga karena ada kenaikan suhu permukaan laut dan El Nino saat itu lemah. 

4. Curah hujan dengan periode ulang sekitar 100 tahun

Banjir DKI Terus Berulang, Karena Teknologi Pengendalian Tak Memadai?Ilustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari)

Curah hujan yang terjadi pada 2 Februari 2007 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, merupakan curah hujan dengan periode ulang 1 hingga 1000, beberapa curah hujan dengan periode ulang yang besar antara lain di Ciledug dengan intensitas 339,8 mm sama dengan 1000 tahun, Kemayoran 98 tahun dan Pasar Minggu 50 tahun.

"Sementara itu untuk rata-rata curah hujan DAS Ciliwung mencapai 142,5 mm/hari pada 2 Februari 2007. Curah hujan demikian mempunyai periode ulang sekitar 100 tahun," tulis Sutopo.
 
Curah hujan itu yang menyebabkan kemampuan saluran drainase dan pengendali banjir tak mampu mengalirkan limpasan sehingga banjir terjadi. 

Baca Juga: Riza Patria Klaim Pemprov DKI Jakarta Berhasil Tangani Banjir

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya