Cerita Mereka Yang Mengalami Pelecehan Seksual di KRL dan Transjakarta

Perempuan harus berani melawan!

Jakarta, IDN Times - Menggunakan kendaraan umum memang masih menjadi kebutuhan di Ibu Kota. Namun transportasi umum belum bisa sepenuhnya menjamin keamanan, khususnya kaum perempuan. Tak sedikit perempuan yang mengalami pelecehan seksual di angkutan massal.

IDN Times yang turut mengkampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan menerima berbagai cerita dari pembaca yang mengalami kekerasan seksual di dalam transportasi umum.

Kali ini, mencatat dua kisah pelecehan seksual yang dialami pembaca ketika sedang berada di transportasi umum di kereta listrik (KRL) dan bus.

Baca Juga: Komnas Perempuan: Pelaku Pelecehan Tidak Boleh Naik Transportasi Umum

1. D memergoki orang yang menyentuh bagian tubuhnya

Cerita Mereka Yang Mengalami Pelecehan Seksual di KRL dan TransjakartaIlustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Keadaan penumpang kereta listrik (KRL) penuh sesak di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, membuat perempuan berinisial D terhimpit di antara puluhan penumpang laki-laki maupun perempuan.

Awalnya, perempuan 27 tahun itu masih merasakan kondisi yang aman. Namun hingga melintas di Stasiun Lenteng Agung, tiba-tiba D merasakan bagian tubuhnya dipegang dari arah belakang.

D pun menoleh dan langsung memergoki seorang laki-laki yang memegang tubuhnya. D langsung memegang erat tangan laki-laki itu dan mencengkeramnya menggunakan kuku sambil berkata pelan pada pria itu.

“Lu mau gua ramein di sini atau lu turun?” ucap D, menceritakan bagaimana dia mengancam pria itu.

2. D memergoki dan menggenggam tangan pelaku

Cerita Mereka Yang Mengalami Pelecehan Seksual di KRL dan TransjakartaIlustrasi (IDN Times/Aditya Daniel)

Karena keberanian D, pria itu pun memilih turun dari kereta dengan wajah memerah. 

“Terus dia lepasin pegangan tanganku dengan cepat, mungkin dia ketakutan bakal dikeroyok dalem KRL,” kata D.

Tindakan D mengingatkan para perempuan agar tidak takut melawan, jika mengalami pelecehan seksual di tempat umum.

“Takut itu wajar kok kalau ada kejadian gitu. Cuma kita mesti tegas sama si pelaku biar dia gak makin kurang ajar,” ucap dia.

3. Pelecehan seksual yang dialami di bus membuat BA trauma

Cerita Mereka Yang Mengalami Pelecehan Seksual di KRL dan TransjakartaIlustrasi (IDN Times/Humas Pemprov DKI Jakarta)

Pengalaman tidak menyenangkan di transportasi umum juga pernah dialami BA, saat duduk di bangku sekolah menengah pertama di wilayah Jakarta Pusat pada 2011.

Saat itu, BA yang tinggal di Jakarta Barat bersama saudaranya, hendak mengunjungi orangtuanya di Bekasi, Jawa Barat. Dia memilih menggunakan bus Transjakarta, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan minibus.

Di dalam bus, BA bertemu seorang penumpang laki-laki dewasa yang mengajaknya bercakap. BA pun berusaha merespons dengan baik.

“Lama-lama, kelamaan obrolannya ngelantur, ngajak main ke rumah, mau bayarin ongkos bis dan banyak deh,” kenang BA.

4. Niat ramah BA malah berbalas pelecehan seksual

Cerita Mereka Yang Mengalami Pelecehan Seksual di KRL dan TransjakartaIlustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Tak hanya itu, niat baik BA meladeni laki-laki itu untuk mengobrol malah berbalik menjadi kejadian yang membuatnya trauma. Tangan laki-laki itu mulai menyentuh bagian tubuh BA, hingga dia pun terkejut dan pindah ke kursi belakang.

“Terus dia langsung turun, kabur,” kata BA.

Sejak kejadian itu, BA tidak berani pergi sendirian menuju Bekasi. Dia juga merasa kejadian itu adalah pelajaran, supaya tidak terlalu ramah pada setiap orang dan perlu waspada pada sekitar, apalagi saat bepergian sendiri.

“Terus buat pria para pria dewasa yang mungkin kelebihan libido, tolong dijaga perilakunya,” kata BA, berpesan.

5. Perempuan 13 kali lebih rentan mengalami pelecehan seksual di transportasi umum daripada laki-laki

Cerita Mereka Yang Mengalami Pelecehan Seksual di KRL dan TransjakartaIlustrasi (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) pada 28 November lalu merilis hasil survei tentang pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum. Hasilnya, tiga dari lima perempuan Indonesia dan satu dari 10 laki-laki pernah mengalami pelecehan seksual, ketika berada di ruang publik.

Survei ini juga menyebutkan, perempuan 13 kali lebih rentan mengalami pelecehan seksual dari pada pada laki-laki. Sebanyak 46.80 persen responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum.

Moda transportasi umum yang dilaporkan terjadi pelecehan seksual antara lain bus (35,80 persen), angkot (29,49 persen), KRL (18,14 persen), ojek online (4,79 persen), dan ojek konvensional (4,27 persen).


Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Pelecehan Perempuan Paling Banyak Terjadi di Transportasi Online

Topik:

  • Rochmanudin
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya