Cerita WNI Saat Prancis Lockdown: Mencekam Tapi Masih Ada yang Jogging

Sempat terjadi panic buying seperti di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memberlakukan lokcdown atau isolasi negaranya. Langkah ini diambil guna meminimalisasi penyebaran virus corona COVID-19. 

Kebijakan karantina total di Prancis diumumkan Macron pada Selasa17 Maret lalu. Kebijakan ini berlaku hingga lima belas hari ke depan.

Pada Sabtu (21/3), lockdown di Prancis telah memasuki hari kelima. Seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Icha Ayu yang tinggal di Prancis, membagikan secara eksklusif bagaimana suasana Prancis dan pengalamannya melewati masa-masa lockdown di negara pusat mode dunia itu. 

Baca Juga: Resmi Lockdown, Prancis akan Hukum Warga yang Langgar Aturan

1. Sebelum lockdown total, Pemerintah Prancis menutup secara bertahap tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian

Cerita WNI Saat Prancis Lockdown: Mencekam Tapi Masih Ada yang JoggingPresiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri upacara untuk almarhum wartawan Prancis dan intelektual Jean Daniel di Hotel des Invalides di Paris, Prancis,pada 28 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann

Icha mengungkapkan, sebelum Pemerintah Prancis memberlakukan lockdown secara total, mereka terlebih dulu menutup secara bertahap tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian atau tempat berkumpulnya orang banyak. 

Di mulai pada 12 Maret, Presiden Macron mengumumkan akan menutup institusi pendidikan pada 16 Maret, dan meminta masyarakat untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu.

Setelah itu, Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan, akan ada penutupan lainnya yakni restoran, kafe, bar hingga bioskop pada Sabtu 14 Maret. Barulah pada Selasa 17 Maret, Presiden Prancis memberlakukan lockdown selama lebih dari dua pekan.

Saat kebijakan itu ditetapkan, Prancis tengah menghadapi 6.633 kasus virus corona dengan korban meninggal sebanyak 148 orang, dan 12 lainnya sembuh. Namun, saat artikel ini dimuat, jumlah kasus virus corona di Prancis telah melonjak dua kali lipat.

IDN Times mencatat, pada Sabtu (21/3) pukul 18.00 WIB, ada 12,632 kasus virus corona di negara tersebut, dengan total kematian 450 orang dan tanpa peningkatan angka kesembuhan.

2. Meski Prancis sudah di lockdown, tapi masih ada yang jogging dan mengajak anjingnya jalan-jalan

Cerita WNI Saat Prancis Lockdown: Mencekam Tapi Masih Ada yang JoggingSuasana kota di Prancis sehari sebelum diberlakukannya Lockdown (YouTube/Icha Ayu)

Icha merupakan seorang WNI yang telah tinggal di Prancis sejak 2014. Dia tinggal di Chaville, kota di pinggiran Paris, yang posisinya sekitar lima sampai tujuh kilometer dari pusat kota.

"Sudah tinggal di sini sejak 2014 jadi kurang lebih sudah hampir 6 tahun," kata Icha kepada IDN Times, Sabtu (21/3) malam, atau sekitar siang hari waktu Prancis.

Icha mengatakan, meski lockdown sudah diberlakukan, tapi masih ada beberapa orang yang berlalu lalang di lingkungannya. Mereka umumnya pergi membeli kebutuhan pokok di supermarket atau mengajak anjing mereka berjalan-jalan.

"Beberapa saya lihat pakai baju jogging," kata dia.

3. Keadaan terasa mencekam, orang-orang saling mengingatkan

Cerita WNI Saat Prancis Lockdown: Mencekam Tapi Masih Ada yang JoggingSuasana kota di Prancis sehari sebelum diberlakukannya Lockdown (YouTube/Icha Ayu)

Icha sendiri mulai meminimalisasi kontak dengan lingkungan luar, karena melihat situasi yang semakin parah. Saat dihubungi IDN Times, dia mengatakan, akan pergi untuk berbelanja kebutuhan yang memang dia butuhkan untuk dua minggu ke depan.

Keadaan mencekam juga dia rasakan saat berbincang dengan salah satu kasir toko. "Kasir itu minta tolong banget, tolong-tolong kasih tahu ke orang-orang di sekeliling jangan keluar untuk melindungi kita juga," kata Icha menirukan perkataan kasir tersebut.

4. Seperti di Indonesia, sempat terjadi panic buying sebelum lockdown

Cerita WNI Saat Prancis Lockdown: Mencekam Tapi Masih Ada yang JoggingSuasana kota di Prancis sehari sebelum diberlakukan ya Lockdown (YouTube/Icha Ayu)

Ternyata panic buying tidak hanya terjadi di Indonesia. Icha mengungkapkan, sebelum lockdown diterapkan, Presiden Prancis pada Kamis (12/3) telah mengumumkan akan ada penutupan institusi pendidikan pada Senin 16 Maret 2020. Saat itu tidak ada kepanikan massal di tengah masyarakat.

"Kemudian hari Sabtu sekitar jam 7 jam 8 malam, Perdana Menteri  Edouard Philippe mengumumkan ada penutupan restoran dan semua tempat umum," ujar Icha.

Setelah ada pengumuman itulah masyarakat Prancis mulai panik untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka.

Belum lagi pada hari Minggu menuju Senin, warga Prancis dihebohkan dengan adanya isu karantina seperti yang dilakukan Tiongkok dan Italia. Hal itulah yang membuat sebagian masyarakat menjadi panik. Namun, di kota tempat Icha tinggal tidak terlalu banyak pembelian yang berlebihan.

"Tapi memang di beberapa kawasan lain teman-teman saya tinggal, di Paris maupun di kota lain terjadi panic buying, stok habis pada saat itu tapi memang besoknya lagi stok mulai terisi kembali sih," kata dia.

5. Pemerintah Prancis berlakukan lockdown karena masih ada warga yang membandel

Cerita WNI Saat Prancis Lockdown: Mencekam Tapi Masih Ada yang JoggingSuasana kota di Prancis sehari sebelum diberlakukan ya Lockdown (YouTube/Icha Ayu)

Masih kata Icha, sebelum Presiden Prancis menerapkan lockdown, suasana kota di akhir pekan masih ramai padahal sudah ada kebijakan pembatasan oleh Perdana Menteri.

"Pada hari Sabtu dan Minggu warga banyak keluar berkumpul. Pada Sabtu masih banyak yang keluar untuk hangout dengan teman-teman, keluarga di taman-taman, di kanal-kanal sungai di Paris juga banyak sekali orang," kata perempuan asal Bogor, Jawa Barat ini.

Karena banyaknya masyarakat yang membandel, akhirnya Presiden Emmanuel Macron mengambil keputusan lockdown selama 15 hari, dan terjadilah penutupan perbatasan untuk Uni Eropa dari Schengen Area selam 30 hari ke depan. 

"Kemudian hari Senin akhirnya pemerintah bilang bahwa karena imbauan mereka tidak didengar, diadakanlah karantina total," ujar Icha.

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Baca Juga: Menteri BUMN Pesan Alat Pendeteksi Virus Corona dari Swiss

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya