Eijkman Institute: Relaksasi PSBB Memang Harus Terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah kini tengah mencanangkan adanya upaya relaksasi aktivitas untuk masyarakat yang berusia di bawah 45 tahun. Menanggapi hal tersebut, Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute Herawati Sudoyo menyebutkan bahwa relaksasi PSBB memang harus terjadi.
"Seperti saya katakan, bahwa kita itu belum mengenal 100 persen karakter dari virus corona ini. Jadi apa yang mesti kita lakukan dengan virus ini, adalah seandainya memang relaksasi (PSBB) itu terjadi, ya karena memang harus terjadi. Karena bagaimana pun juga, walau pun saya tidak begitu suka, kita mungkin melakukan semua kegiatan yang disebut the new normal ini," kata dia kepada IDN Times, melalui program Ngobrol Asik, Sabtu (18/5).
1. Tetap jalankan protokol kesehatan selama relaksasi
Para ahli dan masyarakat memang belum mengenal karakter virus ini secara sepenuhnya, namun jika relaksasi tetap harus dilakukan, Herawati berharap agar masyarakat bisa tetap menjaga protokol kesehatan.
"Bahwa kita beraktivitas tetapi tetap menjaga jarak, melakukan semua tindakan yang sehat. Misalnya, mau tidak mau kita menggunakan masker supaya untuk melindungi publik dan melindungi kita sendiri, kerumunan juga kalau bisa tetap saja tidak melakukan kerumunan massal," ujarnya,
Keadaan manusia di tengah pandemi virus corona atau COVID-19, kata dia memang akan berubah dan hal itulah yang perlu dijalani.
Baca Juga: Skenario New Normal, Pemerintah Akan Atur Protokol di Tempat Umum
2. Tes COVID-19 harus tetap diperbanyak
Editor’s picks
Namun, di samping itu, Herawati tetap mendesak agar tes COVID-19 masih tetap dilakukan dan bahkan diperbanyak. Menurut dia, hal ini akan berguna untuk melakukan prediksi bagaimana virus ini bergerak di Indonesia.
"Supaya betul-betul kita bisa melihat prediksi melihat kenaikan-kenaikan mau pun penurunan dari kurva tersebut," katanya.
3. Masyarakat harus saling menjaga dan lakukan kontrol saat relaksasi diberlakukan
Dengan adanya relaksasi ini dan keadaan masyarakat yang cenderung tidak tertib untuk menjalankan protokol kesehatan, Herawati mengatakan bisa jadi para ahli dan tenaga kesehatan yang akan kewalahan.
Maka dari itu, adanya relaksasi harus dibarengi dengan kontrol terkait ketaatan masyarakat untuk menjaga kesehatan satu sama lain.
"Bisa tidak kita kontrol, karena sekarang yang tidak kita inginkan bahwa tenaga kesehatan akan kewalahan dan juga tenaga laboratorium akan kewalahan, kalau misalnya publik itu tidak disiplin dan tidak peduli dengan yang lainnya," pungkas dia.
Baca Juga: Peneliti Eijkman Institute: COVID-19 Tak Akan Hilang