Fresh Graduate Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemik, Ini Kisah Mereka

Ada yang memilih jualan online, ada pula yang terus mencari

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 bukan hanya banyak menelan korban jiwa, virus ini juga mematikan mata pencaharian masyarakat. Virus corona bahkan juga mempersempit kesempatan para sarjana muda untuk menggunakan ilmu yang didapatnya selama kuliah.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira angka pengangguran di Indonesia akibat COVID-19 bisa meningkat hingga 7-9 persen.

"Artinya ada 9,7-12,5 juta orang yang berisiko menganggur di saat pandemik. Angka ini naik dari 6,88 juta di bulan Februari," ujar Bhima kepada IDN Times, beberapa waktu lalu.

Kepada IDN Times, fresh graduate menceritakan bagaimana pandemik sangat berdampak dalam proses pencarian pekerjaan mereka. Berikut kisahnya.

1. Tujuh bulan menganggur akibat pandemik COVID-19

Fresh Graduate Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemik, Ini Kisah MerekaIlustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Indri Nur Afdiyanti merupakan lulusan sarjana ekonomi dari sebuah universitas swasta. Dia menerima toga wisuda pada 27 Oktober 2019, namun hingga kini sejumlah lamarannya ke berbagai perusahaan tak kunjung mendapat jawaban. 

"Yang sudah dilakukan selama nyari kerja sih ikut job fair, sering buka website atau aplikasi portal job, cari-cari info lowongan kerja di media sosial khususnya Instagram," katanya kepada IDN Times Rabu (1/7).

Sudah tujuh bulan Indri mencari perusahaan yang mau menerimanya, namun pandemik COVID-19 semakin menyulitkan para pencari kerja. Dia mengatakan bahwa COVID-19 sangat berpengaruh dalam proses pencarian pekerjaannya.

2. Saingan semakin banyak dengan adanya karyawan PHK dan lulusan baru tahun 2020

Fresh Graduate Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemik, Ini Kisah MerekaIlustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menyadari bahwa saat ini tak sedikit perusahaan yang malah merumahkan karyawannya karena berbagai faktor. Banyaknya pengangguran yang berasal dari PHK juga membuat saingan Indri bertambah. Belum lagi dengan banyaknya lulusan tahun 2020 yang sudah mulai menyelesaikan studinya.

"Di saat kayak gini banyak perusahaan yang PHK karyawannya jadi makin sulit buat kita sebagai jobseeker buat cari kerja. Ditambah banyak mahasiswa yang angkatan tahun ini pada lulus jadi makin nambah juga pesaing buat cari kerja," ujarnya.

Baca Juga: Ekonom: Pengusaha Jangan Buru-buru PHK Karyawan di Masa COVID-19

3. Cari cara agar dompet tetap terisi dengan berjualan online

Fresh Graduate Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemik, Ini Kisah MerekaContoh minuman yang dijual (Instagram/@Jual.ins)

Namun keadaan tak memutus rasa percaya diri Indri untuk terus berkembang. Di tengah guncangan pandemik dia memutar otak agar dompet dan waktu luangnya tetap terisi. Dia memilih berjualan minuman dan beberapa barang-barang lewat sosial media.

"Sebelum dapat pendapatan tetap akhirnya mutusin buat lanjutin usaha, alasannya sih biar bisa punya uang tambahan tanpa harus minta orang tua dan mengisi waktu luang di saat pandemik kayak gini," ujarnya.

Dia membuat dan mengantar sendiri minuman yang dijualnya. Minuman berjenis susu ini dia promosikan dari mulut ke mulut dan media sosial. Jika orderan sedang membludak, dia bisa mengantongi uang Rp500 ribu dalam sehari.

"Dari usaha ini sih Alhamdulillah bisa membantu pemasukan, kalau orderan lagi banyak sekitar lebih dari 20 botol bisa dapat Rp500 ribu dalam satu hari," kata dia.

4. Melamar ke berbagai perusahaan, berujung pada penolakan

Fresh Graduate Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemik, Ini Kisah MerekaIlustrasi (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Dampak pandemik pada sarjana yang baru lulus juga dirasakan oleh Alysia Ramadhanty. Dia merupakan lulusan sarjana ilmu komunikasi 2019 dari salah satu universitas swasta.

Sejak diwisuda pada Desember 2019, panggilan pekerjaan juga belum menghampirinya, padahal dia sudah mencari pekerjaan dengan cara offline maupun online.

"Ya kalau tahap-tahap sampai psikotes dan segala macam sudah, tapi memang belum ada yang nerima, belum rezeki," katanya kepada IDN Times.

Karena pandemik dia juga harus mencari kerja lewat job fair yang diadakan secara daring. Alysia juga sempat menaruh CV di beberapa perusahaan, namun kebanyakan menolak lamaran dalam bentuk fisik. Dia mengaku sudah tertekan dengan keadaan yang ada, sehingga dia berencana menerima pekerjaan apapun meski tidak sesuai bidangnya.

"Mau office ,mau non-office semua susah. Tapi saya tetap nyari-nyari dan nyoba. Siapa tau ada yang keberuntungan," ujarnya

Dia juga beberapa kali mendapat perlakuan tidak mengenakkan. Ketika masuk ke tahap wawancara kedua, perusahaan yang akan merekrutnya membatalkan secara sepihak, salah satu alasannya karena pandemik COVID-19.

Alysia juga mengatakan bahwa dia pernah beberapa kali membantu sang ibu dengan berjualan lewat daring, namun dia merasa itu bukan bakatnya.

"Buat bantu mama dan nambah uang jajan sedikit-sedikit tapi saya ngerasa memang anaknya gak ada (passion) di dunia bisnis. Padahal orang tua dukung, mereka sudah mau minjemin modal. But then again, saya anaknya gak pede kalau bisnis," katanya.

5. Jumlah pengangguran tahun 2020 sebanyak 6,88 juta orang

Fresh Graduate Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemik, Ini Kisah MerekaANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ada 6,88 juta orang pengangguran di Indonesia pada Februari 2020. Angka tersebut naik 60 ribu orang jika dibandingkan dengan tahun lalu, walaupun kenaikan itu memang naik sebelum virus corona melanda.

Dari jumlah itu, sebanyak 8,49 persennya adalah lulusan SMK. Sedangkan jumlah pengangguran paling rendah berasal dari tingkat pendidikan ke bawah yakni sebesar 2,64 persen.

Selanjutnya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,02 persen, disusul pendidikan tingkat universitas yakni 5,73 persen, lulusan Diploma I/II/III sebanyak 6,76 persen, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 6,77 persen.

Baca Juga: Survei: Mayoritas Peserta Kartu Prakerja Pengangguran Lulusan SMK

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya