Hari Guru Nasional 2021, Ini Rapor Kinerja 2 Tahun Nadiem Makarim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memuat rapor kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dengan melaksanakan survei 7 indikator kerja Nadiem pada 777 guru. Hasilnya 80 persen responden menilai kinerja Nadiem terbilang baik.
"Menjelang hari ke-770 Mas Nadiem, FSGI melakukan survei pada 7 indikator kinerja pendidikan dengan 777 guru responden, mendapatkan data hampir 80 persen responden menilai baik," kata Wakil Sekjen FSGI Mansur dalam keterangannya, Kamis (25/11/2021).
1. Responden sebut PJJ berjalan dengan baik
Mansur menjelaskan, ada 74,9 persen responden menilai bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) berjalan dengan baik. Kemudian, 74,3 persen resoponden berpendapat bantuan kuota juga berjalan dengan baik.
Terkait Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), lebih dari 80,2 persen guru menyatakan pelaksanaan ANBK sudah baik.
Dalam survei ini ditemukan hasil bahwa program guru penggerak (PGP) dinilai baik oleh 82,5 persen responden, program sekolah penggerak (PSP) dirasakan baik oleh 79,4 persen responden, dan 73,6 persen responden menilai program organisasi penggerak baik untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: Nadiem Makarim Buka Suara soal Polemik Permendikbud Kekerasan Seksual
2. Programnya Nadiem disebut diberlakukan secara selektif
Terakhir, 80,8 persen responden menilai proses rekrutken P3K Guru Honor telah berhasil membantu penyelesaian masalah guru honorer. Di samping itu, sekitar 10-20 persen responden menilai semua kebijakan atau program Nadiem dalam kategori cukup.
Editor’s picks
Sekjen FSGI, Heru Purnomo, mengungkapkan bahwa kecukupan Nadiem dalam kebijakannya dipahami karena sebagian besar programnya diberlakukan secara selektif.
"Artinya masih terdapat komponen guru yang tidak merasakan manfaat dari program-program Kemendikbudristek. PGP, PSP dan POP diberikan melalui seleksi yang cukup ketat, sedangkan P3K masih terbatas pada guru honorer yang sudah tercantum di Dapodik," kata dia.
3. Bantuan kuota belajar dinilai tak tepat sasaran
Masih terdapat kelompok guru yang menilai kinerja Nadiem kurang. Meskipun hanya sekitar 10 persen, FSGI menilai hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja.
Khususnya untuk bantuan kuota belajar, terdapat 10,4 persen guru yang menilai kurang, artinya masih terdapat proses penyaluran yang tidak tepat sasaran maupun peruntukannya. Secara umum, penilaian kurang ini diharapkan menjadi ruang koreksi dan evaluasi bagi kementerian untuk perbaikan pada tahap pelaksanaannya.
4. Deretan rekomendasi dari FSGI buat Nadiem
Melihat hasil survei ini, FSGI memberikan sejumlah rekomendasi terkait kinerja Nadiem selama dua tahun, mulai dari peningkatan PJJ yang harus dilaksanakan, bantuan kouta belajar yang perlu diperbaiki proses penyalurannya, ANBK yang harus dilanjutkan serta ditingkatkan pada pemanfaatan hasil UNBK.
Selain itu, program guru penggerak dapat dilanjutkan dengan perbaikan pada proses rekrutmen yang tidak mementingkan jumlah atau kuantitas.
Program sekolah penggerak juga perlu diperbanyak, serta program organisasi penggerak harus dievaluasi karena masih banyak guru yang tidak merasakan dampaknya. Terakhir, model rekrutmen P3K guru harus dievaluasi terkait pola pemberian nilai afirmasi.
Baca Juga: Mengenal BSNP, Lembaga yang Dibubarkan Nadiem Makarim