Hasil Survei: 69 Persen Responden Ragu-ragu Terima Vaksin Sinovac

44 persen responden bersedia terima vaksin buatan Indonesia

Jakarta, IDN Times - Lapor Covid-19 melakukan survei mengenai pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap vaksin virus corona. Survei juga untuk melihat pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap obat COVID-19. Ternyata hasilnya, masyarakat masih ragu untuk menerima vaksin Biofarma-Sinovac.

"Hanya 31 persen responden menyatakan bersedia menerima vaksin Biofarma-Sinovac yang saat ini tengah menjalani uji klinis fase tiga, dan sebanyak 69 persen responden menyatakan ragu-ragu hingga tidak bersedia," kata Kolaborator ahli Lapor Covid-19 Dicky Pelupessy, dalam keterangan yang dikutip IDN Times, Jumat (16/10/2020).

Tapi, respons pada vaksin Merah Putih yang tengah dibuat LBM Eijkman-Biofarma sedikit lebih baik. Sebanyak 44 persen responden bersedia dan 56 persen menyatakan ragu-ragu bahkan tidak bersedia menerima.

Baca Juga: Ini Perbedaan Vaksin Merah Putih vs Vaksin Sinovac

1. Survei melibatkan 2.109 responden

Hasil Survei: 69 Persen Responden Ragu-ragu Terima Vaksin SinovacIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Penelitian ini dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, dan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT PRB).

Survei ini merupakan studi cross-sectional dan menggunakan teknik convenience sampling untuk merekrut responden dengan kriteria berusia 18 tahun ke atas, dan dilakukan secara daring. Ada lebih dari 2.500 responden yang mengisi survei dengan total akhir 2.109 responden, setelah pembersihan data dilakukan.

2. Ada 70 persen responden ragu-ragu hingga tidak bersedia konsumsi obat COVID-19 buatan Unair

Hasil Survei: 69 Persen Responden Ragu-ragu Terima Vaksin SinovacIlustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Survei ini juga melihat penerimaan dan pemahaman masyarakat pada obat COVID-19. Hasilnya, hanya 15 persen responden yang menyatakan obat buatan Universitas Airlangga (Unair) dapat menyembuhkan COVID-19.

Sebesar 59 persen responden merasa obat itu belum tentu efektif, dan 36 persen responden merasa ragu-ragu terhadap keefektifan obat buatan Unair, dan hanya 5 persen yang menyatakan efektif.

"Kemudian, sebanyak 70 persen responden menyatakan ragu-ragu hingga tidak bersedia mengonsumsi obat Unair apabila mereka terinfeksi COVID-19," kata Dicky.

3. Sebanyak 77,9 persen percaya sumber informasi soal COVID-19 dari pakar kesehatan hingga epidemiolog

Hasil Survei: 69 Persen Responden Ragu-ragu Terima Vaksin SinovacPresiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Responden survei juga menunjukkan pemahaman yang dinilai baik tentang pandemik COVID-19, baik tentang apa itu COVID-19 misalnya seperti demam dan kehilangan penciuman sebagai gejala awal dan ancamannya bagi kesehatan.

Mayoritas responden merasa takut dan percaya bahwa pandemik COVID-19 punya efek buruk bagi kesehatan. Sebanyak 77,9 persen mempercayai sumber informasi terkait COVID-19 dari pakar kesehatan hingga epidemiolog.

Sedangkan persentase responden yang mengetahui adanya obat buatan Unair sebesar 54,34 persen, vaksin Biofarma-Sinovac 67,61 persen, dan vaksin Merah Putih dari Lembaga Eijkman-Biofarma sebesar 47,8 persen.

Baca Juga: Bio Farma: Harga Vaksin COVID-19 Sinovac Berkisar di Angka Rp200 Ribu

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya