Heboh Teror Pelemparan Sperma, Begini Penjelasan Sosiolog
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sosiolog Universitas Nasional Sigit Rochadi memberikan saran terkait munculnya teror aneh seperti penyiraman air keras dan pelemparan sperma, yang menyasar perempuan. Perempuan sebaiknya menghindari tempat sepi seorang diri.
Selain itu, perlu adanya pendidikan seksual yang mumpuni agar tidak terjadi lagi kejadian yang dilatarbelakangi birahi seperti pelemparan sperma di Tasikmalaya, Jawa Barat, baru-baru ini. Bagaimana pandangan dari Sigit terkait fenomena ini?
Baca Juga: Tak Cuma Lempar Sperma, Pelaku Juga Pembegal Payudara di Tasikmalaya
1. Korban dipilih karena sesuai selera pelaku
Kasus pelemparan sperma di tempat umum, menurut Sigit, adalah bentuk dari eksibisionis. Sasaran korban juga bukan sembarang orang, pelaku akan mencari korban yang sesuai seleranya.
“Rata-rata korban itu yang menarik menurut pelaku, dari sisi wajah menarik, dari sisi tampilan mereka juga menarik,” kata Sigit saat dihubungi IDN Times, Selasa (19/11).
2. Masyarakat masih asing dengan pendidikan seksual
Sigit menyebutkan pendidikan seksual pada masyarakat perlu lebih gencar lagi. Karena dunia pendidikan di Indonesia masih asing dengan pendidikan seksual dan masyarakat merasa pendidikan seksual adalah hal tabu.
“Memang di negara kita itu pendidikan seksual itu masih dianggap tabu, padahal itu adalah hal yang sangat penting,” kata dia.
Editor’s picks
3. Pendidikan seksual penting agar generasi muda tidak mencari saluran informasi lain
Ketika pendidikan seksual di Indonesia telah baik, kata Sigit, seseorang akan berpikir sebelum melakukan aksi terkait seksual. Calon pelaku akan berpikir dampak perbuatannya.
Selain itu, menurut Sigit, generasi muda juga penting untuk mendapatkan pendidikan seksual, agar mereka dapat mengenali alat-alat reproduksi.
“Mereka mengenali alat-alat reporduksi dan bahayanya kalau mereka menyalahgunakan alat-alat reproduksi,” kata dia.
Karena yang terpenting, kata Sigit, sekolah dapat mengajarkan pendidikan seksual, supaya anak-anak tidak mencari saluran informasi lain yang dapat disalahgunakan.
4. Pelaku pelemparan sperma telah ditangkap
Pada Rabu 13 November, korban berinisial LR (44) mengalami pelecehan seksual di Jalan Letjen Marshudi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, saat menunggu ojek online di pinggir jalan. Dia dilempari sperma oleh seseorang yang tak dikenal.
Pelaku telah ditangkap jajaran Polres Tasikmalaya pada Senin 18 November. Pelaku diketahui bernama Sidik Nugraha. Pria 25 tahun itu juga bukan hanya melakukan pelemparan sperma, tapi juga melakukan begal payudara.
Tersangka dijerat Pasal 36 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornograf, dengan ancaman pidana 10 tahun penjara atau denda Rp5 miliar.
Baca Juga: Pelaku Teror Sperma Tasikmalaya Ditahan Polisi