Indonesia Kekurangan Aktivis Difabel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Komunitas Interaksi Solo, Pamikatsih, menjelaskan Indonesia kekurangan aktivis difabel. Hal ini kata dia berpengaruh pada hak perjuangan penyandang disabilitas.
“Karena memang sampai sekarang ini ketersediaan sumber daya manusia, difabel apalagi perempuan, itu sangat sedikit sekali di Indonesia,” kata dia dalam webinar Kalyanamitra bersama Konde.co bertajuk “Merayakan Feminisme #6: Feminisme dalam gerakan disabilitas” secara daring, Jumat (1/7/2022).
1. Penyandang disabilitas bisa jadi narasumber
Proses inklusivitas itu juga, kata dia, akan terbentuk karena difabel sebenarnya sudah tidak boleh melakukan gerakan sendiri.
Keberadaan organisasi difabel yang ada saat ini, kata Pamikatsih, bisa menempatkan penyandang disabilitas sebagai narasumber untuk menjelaskan pada khalayak banyak hingga pemerintah terkait kebutuhan kaum difabel.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Stiker Difabel Bebas Ganjil Genap di Jakarta
2. Pemerintah belum punya ilmu tempatkan hingga tolong difabel
Ia menilai pemerintah hingga profesional sampai saat ini belum memiliki ilmu yang benar bagaimana menempatkan difabel, menolong difabel, hingga menghargai hak-hak kekhususan difabel.
“Itu bukan karena kita ini minta diistimewakan, karena mereka tidak tahu, bahwa aksesibilitas itu adalah hak dasar difabel,” ujarnya.
3. Keterlibatan kaum difabel dalam kegiatan masyarakat adalah hak
Bergabung di dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, menurutnya, adalah hak penyandang disabilitas sebagai bagian dari warga negara.
“Ketika menolong saya yang pakai kursi roda, diangkat ke atas dengan jalan yang seperti itu yang menolong pun kesulitan, sangat berat, punya resiko terjadinya suatu kecelakaan,”
kata dia lagi.