Ini Strategi Pemprov DKI Keluar dari Daftar 10 Kota Termacet Dunia

Tomtom Traffic Index sebut Jakarta kini di urutan 31

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkap keberhasilan DKI Jakarta yang keluar dari 10 besar negara paling macet di dunia. Dia mengatakan bahwa ini adalah upaya yang dilakukan secara komprehensif salah satunya dengan menempatkan pejalan kaki sebagai prioritas utama.

"Seperti reformasi penanganan transportasi dengan menempatkan pejalan kaki sebagai prioritas utama dan diikuti oleh kendaraan ramah lingkungan, angkutan umum selanjutnya kendaraan pribadi," kata dia kepada awak media, Rabu (20/1/2021).

1. Jakarta fokus pada integrasi angkutan umum

Ini Strategi Pemprov DKI Keluar dari Daftar 10 Kota Termacet DuniaIDN Times/Rochmanudin

Selain itu dia juga mengatakan bahwa pemerintah provinsi DKI Jakarta fokus pada integrasi angkutan umum lewat program JakLingko dan penataan kawasan stasiun hingga mengedepankan prinsip kolaborasi dengan masyarakat langsung dalam setiap kegiatan.

"Selain hal tersebut di atas, kebijakan pengendalian mobilitas dan kegiatan masyarakat yang mengedepankan prinsip penanganan hulu-hilir secara komprehensif juga memiliki peran sehingga peringkat Jakarta membaik," kata dia.

Baca Juga: Jakarta Keluar dari 10 Besar Kota Termacet di Dunia, Efek PSBB?

2. Jakarta keluar dari urutan 10 negara termacet di Dunia

Ini Strategi Pemprov DKI Keluar dari Daftar 10 Kota Termacet DuniaSejumlah pengendara mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota dan Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Senin (18/5/2020) (ANTARA FOTO/Rifki N)

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat prestasi baru. Dari survei lembaga Tomtom Traffic Index, Jakarta kini lepas dari label 10 besar kota termacet di dunia. TomTom menempatkan Jakarta di urutan ke-31 dari 216 kota besar di dunia.

"Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke-31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @DKIJakarta, Minggu (17/1/2021).

3. Perbandingan kemacetan di Jakarta saat sebelum PSBB

Ini Strategi Pemprov DKI Keluar dari Daftar 10 Kota Termacet DuniaSejumlah pengendara mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota dan Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Senin (18/5/2020) (ANTARA FOTO/Rifki N)

Jakarta berada diurutan ke-31 dengan tingkat kemacetan pada 2020 sebesar 36 persen, angka ini jauh berkurang dari 2019. Tingkat kemacetan di Jakarta yang dicatat TomTom kala itu mencapai 53 persen, artinya ada penurunan 17 persen pada 2020.

TomTom juga membandingkan tingkat kemacetan mingguan pada minggu-minggu yang sama pada 2019 dan 2020, yakni dimulai pada Senin dan berakhir pada Minggu. Hasilnya, pada 2020, Jakarta beberapa kali berada di tingkat kemacetan yang rendah, yakni pada April hingga menjelang Mei 2020.

Waktu ini berbarengan saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) April 2020.
Pada April 2020, tingkat kemacetan di Jakarta hanya 11 persen, dan tingkat kemacetan tertinggi pada 2020 tercatat ketika kasus COVID-19 mulai ditemukan di Indonesia atau pada Februari 2020. Kala itu, angka kemacetan sebesar 61 persen.

Pada 2019 Jakarta juga berada di peringkat ke-10 kota termacet di dunia, dan pada 2020 berada satu tingkat di bawah Kairo, Mesir.

Baca Juga: Bahaya! Wagub DKI Sebut Kapasitas RS di Jakarta Tinggal 13 Persen 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya