Jelajah Pulau Rubiah, Melihat Pesona Bawah Laut hingga Wisata Religi

Tempat turis diving dan snorkeling

Intinya Sih...

  • Pulau Rubiah di Aceh menawarkan destinasi wisata diving dan snorkling yang menarik
  • Biaya akses ke Pulau Rubiah berkisar antara Rp150 ribu sampai 750 ribu, dengan berbagai jenis kapal yang bisa digunakan
  • Pulau Rubiah juga merupakan tempat karantina haji tertua di Nusantara, memiliki sejarah religi yang menarik

Jakarta, IDN Times - Pulau Rubiah adalah salah satu destinasi tujuan wisata yang bisa dimasukkan dalam daftar wisata jika mengunjungi Aceh. Berada di ujung Indonesia, pulau ini bisa diakses melalui Sabang, Aceh.

Pulau Rubiah menyajikan sejumlah destinasi wisata. Pulau yang berada di sebelah barat laut dari Pulau Weh ini jadi primadona bagi turis asing untuk snorkeling dan diving bersama ikan-ikan eksotis dari laut Indonesia.

Di sini juga ada wisata religi karantina haji pertama di Indonesia, yang berdiri pada masa kolonial.

1. Naik kapal keliling pulau

Jelajah Pulau Rubiah, Melihat Pesona Bawah Laut hingga Wisata ReligiSuasana pulau Rubiah (IDN Times/Lia Hutasoit)

Pulau Rubiah menawarkan berbagai keindahan bawah laut dan dijadikan destinasi wisata baik turis lokal maupun mancanegara. Dengan ongkos Rp150-750 ribu pengunjung bisa mengakses Pulau ini dari dermaga di yang terletak di Teupin Layeu, Desa Wisata, Iboih, Kota Sabang, Aceh.

Untuk menyebrang, pengunjung bisa menggunakan speed boat, boat kaca, atau boat kayu. Dengan speed boat, pengunjung perlu merogoh kocek Rp250 ribu, sedangkan untuk berkeliling pulau harga yang dipatok adalah Rp300 ribu.

Maksimal penumpang speed boad adalah 12 orang. Harga akan berubah sesuai jenis kapal yang diinginkan.

Dengan wisata berkeliling pulau, wisatawan bisa sekalian menjelajahi pulau sekitar dan menemukan momen berlayar bersama lumba-lumba di laut lepas, namun momen ini biasanya hanya bisa ditangkap saat pagi atau sore hari. Di sini wisatawan juga bisa menginap di tempat yang ada di sekitar dermaga Iboih.

Baca Juga: 7 Potret Pusat Karantina Haji Pertama Indonesia di Pulau Rubiah

2. Snorkeling dan diving di birunya laut pulau Rubiah

Jelajah Pulau Rubiah, Melihat Pesona Bawah Laut hingga Wisata ReligiMenjelajahi Pulau Rubiah dengan kapal (IDN Times/Lia Hutasoit)

Di Pulau Rubiah, wisatawan lokal maupun mancanegara kerap mengincar pesona tepi bawah lautnya. Biaya snorkeling di sini mulai dari Rp200 ribu hingga 400 ribu sesuai durasinya yakni setengah hari atau seharian penuh. Ada pemandu yang bisa menemani wisatawan saat menjelajahi laut Pulau Rubiah yang biru.

Selain itu wisatawan juga busa menikmati momen diving di sini. Tak perlu khawatir soal alat, pengunjung dapat menyewa peralatan berenang dan menyelam di Pantai Iboih dan Pulau Rubiah.

3. Karantina haji pertama di Indonesia

Jelajah Pulau Rubiah, Melihat Pesona Bawah Laut hingga Wisata ReligiGedung karantina haji di Pulau Rubiah, Sabang, Aceh (IDN Times/Lia Hutasoit)

Pulau Rubiah juga jadi salah satu dari dua tempat karantina haji tertua di Nusantara. Pada masanya, Pulau Rubiah menjadi tempat karantina haji bersama dengan Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.

Bekas pondasi dan bak penampungan air karantina haji ini masih dapat dilihat. Karantina ini berdiri pada 1920, sayangnya bangunan karantina ini sudah tidak terawat dan usang.

Baca Juga: Menapaki Gedung Karantina Haji Pertama Indonesia, Berdiri Era Kolonial

4. Makam Rubiah seorang pemuka agama

Jelajah Pulau Rubiah, Melihat Pesona Bawah Laut hingga Wisata ReligiGedung karantina haji di Pulau Rubiah, Sabang, Aceh (IDN Times/Lia Hutasoit)

Pulau Rubiah dinamai dari nama seorang pemuka agama bernama Ummi Sarah Rubiah yang dikenal oleh masyarakat di Kota Sabang.

Di sini makam Rubiah masih berdiri dan dapat dilihat oleh pengunjung. Dia lahir pada tahun 1732 di Singkil dan wafat pada tahun 1779 di pulau ini.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya