Kasus COVID-19 di DKI Meningkat 2 Pekan Terakhir

Kasus aktif sempat turun pada Maret 2021

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti, menjelaskan ada kenaikan kasus COVID-19 di Jakarta di awal ramadan 2021. Dia mengungkapkan, sebelumnya ada penurun kasus aktif maupun positif pada Maret 2021.

"Dua pekan terakhir, mulai ada peningkatan. Kasus harian sudah mulai meningkat hingga lebih dari 200, bergerak terus," kata dia dalam dialog berjudul Protokol Kesehatan Bulan Ramadan secara daring, Jumat (16/4/2021)

1. Kasus aktif di DKI paling tinggi pada Januari hingga Februari 2021

Kasus COVID-19 di DKI Meningkat 2 Pekan TerakhirIlustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Widyastuti menjelaskan kasus COVID-19 tertinggi di DKI Jakarta terjadi pada Januari hingga Februari 2021. Posisi kasus aktif di Jakarta, kata dia, saat itu titik tertinggi mencapai sekitar 25 ribu.

"Saat ini kasus aktif tertinggi 6.988. Artinya sangat turun dibanding sebelumnya," kata dia.

Baca Juga: Simak! Pesan Satgas COVID-19 untuk Warga yang Nekat Mudik Lebih Awal

2. Saat ini angka tes di Jakarta mencapai 68 per hari

Kasus COVID-19 di DKI Meningkat 2 Pekan TerakhirIlustrasi tes swab PCR. Dok Humas Pelindo 1

Peningkatan kasus dalam dua pekan ini, dijelaskan dia, bisa terjadi karena banyak faktor. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen mempertahankan rasio tes COVID-19 supaya tetap tinggi.

"Sepekan ini, ada 68 ribu lebih testing. Di mana angka ini enam kali dari standar WHO," pungkasnya.

3. Angka tes di Jakarta cenderung menurun

Kasus COVID-19 di DKI Meningkat 2 Pekan TerakhirTenaga kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pengunjung Kebun Binatang atau Bandung Zoological Garden (Bazoga), Jawa Barat, Minggu (27/12/2020). Pemerintah Kota Bandung memberikan layanan tes cepat antigen secara gratis kepada wisatawan yang mengunjungi Bazoga guna mencegah penyebaran COVID-19 selama libur Natal dan Tahun Baru 2021. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Walaupun angka tes di Jakarta mencapai angka 68 ribu, Widyastuti menyebutkan grafiknya cenderung menurun dari standar DKI.

"Standar DKI itu pernah di posisi 90 ribu. Kapasitas laboratorium kami mampu 100 ribu lebih per hari," ujarnya.

Angka ini, kata dia, didapatkan dari pemanfaatan tes antigen. Namun, Widyastuti khawatir masyarakat cenderung merasa tenang setelah mendapat hasil tes rapid antigen yang negatif.

"Kami berpesan jangan terlena dengan pemeriksaan rapid antigen. Jangan terlena begitu dites hasilnya negatif, terus merasa sehat," katanya.

Baca Juga: Kamu Nekat Mudik Lebih Awal? Simak Pesan Satgas COVID-19

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya