Kasus Orang Tua Bunuh Anak, Perlu Ada Bantuan untuk Kesehatan Mental

Orang tua alami kekerasan saat kecil berpotensi mengulangi

Jakarta, IDN Times - Beberapa waktu belakangan ini terjadi banyak kasus kekerasan hingga pembunuhan pada anak yang dilakukan oleh orang tuanya. Yayasan Save the Children Indonesia menyoroti isu kesehatan mental orang tua pada kasus-kasus tersebut.

Dari kasus-kasus itu, orang tua adalah pelaku kejahatan. Padahal seharusnya orang tua jadi orang terdekat yang melindungi dan yang paling dipercaya oleh anak. Tapi ternyata tak demikian. Berbagai macam faktor yang menyebabkan orang tua melakukan kekerasan dan pembunuhan kepada anaknya, antara lain kemiskinan, ketidaksanggupan memberikan pengasuhan, dan paling buruk adalah anggapan orang tua bahwa membunuh untuk menyelamatkan anak.

“Kasus pembunuhan anak yang belakangan terjadi menunjukkan betapa pentingnya semua pihak memberi perhatian pada isu kesehatan mental orang tua. Kondisi kesehatan mental pada orang tua dapat berdampak besar pada anak-anak yang diasuhnya, dan mempengaruhi perilaku serta kesejahteraan mereka," kata Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media Save the Children Indonesia, Troy Pantouw, dalam keterangannya, Sabtu (6/5/2023).

"Oleh karena itu, Save the Children Indonesia mendesak pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan mental orang tua, dalam berbagai bentuk kegiatan secara nyata dan meningkatkan akses, maupun kualitas layanan kesehatan mental bagi masyarakat, khususnya orang tua,” lanjut Troy.

Baca Juga: Ayah Setubuhi Anak Kandung di Sidoarjo Sejak 2019, Korban Kabur

1. Orang tua yang masa kecilnya alami kekerasan berpotensi ulangi tindakan yang sama

Kasus Orang Tua Bunuh Anak, Perlu Ada Bantuan untuk Kesehatan MentalIlustrasi anak-anak (IDN Times/Aryodamar)

Dia menjelaskan, sejumlah studi terkait kekerasan pada anak dan kesehatan mental membuktikan, bahwa orang tua yang masa kecilnya alami kekerasan punya potensi untuk mengulanginya dalam pengasuhan dengan kekerasan pada anak. Bahkan berpotensi memiliki gangguan kesehatan mental saat dewasa, terutama saat tidak pernah mendapatkan bantuan layanan profesional.

Data World Health Organization 2021 menjelaskan, 10-20 persen anak dan remaja di seluruh dunia mengalami kondisi permasalahan terkait kesehatan mental, 50 persen di antaranya dimulai sejak usia 14 tahun dan 75 persen dimulai pada usia pertengahan 20-an.

Selain itu, satu dari empat anak saat ini tinggal bersama orang tua yang memiliki kondisi mental yang serius. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya layanan MHPSS (Mental Health and Psychosocial Support atau Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial) bagi orang tua dapat berdampak serius pada perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan anak.

2. Pemerintah perlu tingkatkan layanan kesehatan mental dan dukungan psikososial

Kasus Orang Tua Bunuh Anak, Perlu Ada Bantuan untuk Kesehatan MentalTim Psikologi lakukan pendampingan di SMPN 1 Turi. IDN Times/Siti Umaiyah

Kondisi psikologis orang tua yang rentan juga dapat meningkatkan risiko kekerasan antar pasangan, kekerasan terhadap anak, dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendidik anak.

Oleh karena itu, perlu ada perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk orang tua, guna mencegah terjadinya kasus kekerasan dan memastikan kesejahteraan anak.

3. Kesehatan mental bukan hal tabu

Kasus Orang Tua Bunuh Anak, Perlu Ada Bantuan untuk Kesehatan MentalIlustrasi membuat laporan polisi. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Save the Children Indonesia juga meminta masyarakat untuk menghentikan stigma dan persepsi pada masalah kesehatan mental. Sebab, kesehatan mental bukanlah hal tabu dan diabaikan, namun justru perlu dimintakan bantuan dan didukung agar pulih.

Dengan begitu, bagi orang tua yang mengalaminya akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencari serta menerima bantuan dalam mengatasi isu kesehatan mental mereka dari para ahli.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya