Kasus Prank Sembako Sampah Ferdian Paleka, Transpuan Angkat Bicara

Transpuan menjadi target kekerasan tertinggi dalam 12 tahun

Jakarta, IDN Times – Beberapa hari lalu, jagat maya Indonesia dihebohkan dengan kasus ‘prank’ donasi berisi sampah yang diberikan kepada sejumlah orang, termasuk transpuan atau waria.

Aktivis Transpuan Kanzha Vina menyayangkan kejadian itu. Namun, di balik itu semua, dia masih melihat sisi solidaritas masyarakat yang tidak membenarkan perilaku yang dilakukan YouTuber Ferdian Paleka.

“Kita tidak bersepakat bahwa itu tidak salah, tidak ada pembenaran,” kata dia kepada IDN Times, Selasa (5/5)

1. Tindakan ini tidak dibenarkan kepada siapapun korbannya

Kasus Prank Sembako Sampah Ferdian Paleka, Transpuan Angkat Bicarainstagram.com/lambe_turah

Menurut Kanzha, masyarakat memang masih memiliki cara pandang yang berbeda terhadap keberadaan transpuan.

Namun, belajar dari kasus ini, Khanza mengatakan bahwa masyarakat masih memiliki sisi lain, yakni tidak membenarkan kejadian penipuan dan candaan seperti itu, baik kepada transpuan atau kepada siapapun.

“Tapi ada sisi-sisi, mereka merasa bahwa itu tidak boleh dilakukan, siapapun kalau sudah dikerjain seperti video prank-nya satu itu, semua orang akan marah,” ujar dia.

Baca Juga: Polisi Tetapkan YouTuber Ferdian Paleka Resmi Jadi Tersangka

2. Transpuan target kekerasan tertinggi selama 12 tahun

Kasus Prank Sembako Sampah Ferdian Paleka, Transpuan Angkat BicaraIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dari hasil penelitian Yayasan Arus Pelangi, transpuan memiliki target kekerasan tertinggi di Indonesia. Dari tahun 2006-2018, transpuan berada di posisi pertama sebagai korban tindak pidana kelompok LGBT dengan persentase 88 persen.

“Kalau tinggi tetap, kita itu banyak jumlahnya, kekerasan, diskriminasi terjadi di setiap lini teman-teman trans,” ujar Kanzha.

3. Setiap manusia harus memanusiakan manusia

Kasus Prank Sembako Sampah Ferdian Paleka, Transpuan Angkat BicaraIlustrasi Jasa Peluk (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dari kejadian ini Kanzha menitip pesan sederhana. Bagi dia, transpuan tidak perlu diperlakukan istimewa, cukup dengan saling menghargai maka esensi memanusiakan manusia akan tercapai.

“Sebenarnya simple ya, namanya manusia harus memanusiakan manusia lainnya, itu saja,” ujarnya.

Masyarakat, kata dia, sebisa mungkin tidak perlu takut dan panik. Transpuan juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama seperti orang pada umumnya karena mereka juga manusia.

“Apa yang dinikmati orang bukan trans juga bisa dinikmati sama trans, jadi mendapat kesempatan yang sama, cuma pengennya di-treat sebagai manusia,” katanya lagi.

Baca Juga: Bikin Video 'Prank' Waria, Rumah YouTuber Ferdian Digeruduk Warga 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya